MAKNA HIDUP BAGI NARAPIDANA
DOI:
https://doi.org/10.14421/hisbah.2014.111-02Abstract
Menjalani kehidupan sebagai seorang narapidana merupakan suatu bentuk kehidupan yang syarat akan penderitaan. Seorang yang mengalami krisis akan makna dalam kehidupannya, narapidana belum bisa menerima keadaan yang dihadapi, masih mengalami Shock mental, merasa tidak berdaya, bersalah, menyalahkan hidup, berpandangan negatif terhadap masa depan, dan tidak mampu menggali arti dalam hidupnya. Ketika harus menjalani pidana di LP, mereka merasa terkekang karena jauh dari cinta kasih orang-orang terdekatnya. Dalam situasi krisis seperti itu, keberadaan agama yakni pelatihan dzikir sangat penting adanya. Pelatihan Dzikir dapat menjadi resource bagi kebermaknaan hidup pada diri narapidana. Setting penelitian ini di LP (Lembaga Pemasyarakatan) Wirogunan Kelas IIA Yogyakarta. Desainnya penelitiannya kuantitatif melalui eksperimen. Sebanyak 48 narapidana dari 318 orang terpilih sebagai sampel melalui purposive sampling. Kebermaknaan hidup diidentifikasi sebagai variabel terikat, sedangkan pelatihan dzikir sebagai variabel bebas. Metode pengumpulan data menggunakan skala model likert, yaitu skala kebermaknaan hidup disusun berdasarkan konsep kebermaknaan hidup dari Viktor Emile Frankl. Observasi dan wawancara digunakan sebagai pendukung, ditambah dengan angket evaluasi pelatihan dzikir dan lembar catatan harian dzikir. Hasilnya ternyata; (1) pelatihan dzikir belum mampu meningkatkan kebermaknaan hidup warga binaan, hal initerlihat dari nilai t yang hanya mencapa -0,934, dengan taraf signifikansi lebih besar dari 0.05, yakni 0,355. Maka dari itu Ha ditolak. Artinya, tidak ada perbedaan kebermaknaan hidup antara hasil pre test dan post tes. (2) Tidak ada perbedaan kebermaknaan hidup antara warga binaan laki-laki dan perempuan setelah pelatihan dzikir dibuktikan bahwa nilai rata-rata kebermaknaan hidup warga binaan laki-laki adalah 68,5 sedangkan perempuan adalah 66,833. Diketahui bahwa nilai t dengan asumsi kedua sampel memiliki varian yang sama yakni 0,789, dengan P (sig) = 0,434. Karena P (sig) 0,355 > 0,05, maka Ha ditolak. Meskipun hipotesis penelitian secara kuantitatif tidak terbukti secara signifikan bukan berarti hasil penelitianmenolak teori bahwa dzikir tidak berpengaruh terhadap kebermaknaan hidup. Hal ini diketahui melalui hasil wawancara, observasi dan angket evaluasi pelatihan dzikir serta lembar catatan harian dzikir. Ternyata pelatihan dzikir mampu meningkatkan kebermaknaan hidup narapidana atau warga binaan laki-laki maupun perempuan.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.