Gereja Yang Berpihak Pada Perempuan (Sebuah Eklesiologi Gereja Perspektif Feminis)

Authors

  • Asnath Niwa Natar Universitas Kristen Duta Wacana

DOI:

https://doi.org/10.14421/musawa.1.171.51-61

Keywords:

Eklesiologi, gereja, perempuan, diskriminasi

Abstract

Diskriminasi terhadap perempuan dan orang­orang lemah tidak hanya terjadi dalam masyarakat, namun juga dalam gereja, yang notabene mengajarkan tentang kasih dan tanpa perbedaan. Diskriminasi itu nampak dalam teks­teks Alkitab dan ajaran gereja, yang termanifestasi dalam bahasa yang digunakan untuk Allah, liturgi (tata ibadah), kepemimpinan gereja dan eklesiologi (pemahaman) gereja. Ajaran­ajaran ini tidak hanya meminggirkan kaum perempuan, tetapi juga membuat kaum perempuan kurang diperhatikan bahkan tidak diijinkan untuk berperan dalam pelayanan gereja. Kondisi ini menyebabkan penderitaan, terutama bagi mereka yang mengalami penindasan dan ketidakadilan dari masyarakat, seperti pelacur, korban trafficking, orang-orang miskin dan lemah. Sehubungan dengan hal ini maka pemahaman eklesiologi berperspektif feminis perlu dibuat agar gereja bisa menjalankan perannya sebagaimana tujuan semula dibentuk, yaitu sebuah lembaga yang terbuka dan menyalurkan cinta kasih dan perhatian bagi semua orang.

[Discrimination against women and weak people takes place not only in the community but also in the Church, which actually teaches about love and no distinction. Discrimination appears in the texts of the Bible and in the church’s teachings, which are manifested in the language used for God, the liturgy (etiquette of worship), the leadership of the Church and the ecclesiology (understanding) of the Church.These teachings not only marginalize women but also make women less recognized and even not allowed to have a role in the service of the Church. This condition causes suffering, especially for those who have experienced oppression and injustice in society, such as prostitutes, victims of trafficking, the poor and the weak. Therefore, an ecclesiology understanding based on feminist perspective needs to be developed. So, the Church can conduct its ordinary roles, such as an inclusive institution for spreading the love and care for everyone.]

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aminuddin, Mariana. “Eksploitasi Seksual Dalam Perdagangan Anak, Korban Terbesar adalah Anak Perempuan.” Jurnal Perempuan, no. 29. (2004): 125.

Aritonang, Jan & Chr. De Jonge, Apa dan Bagaimana Gereja. Pengantar Sejarah Eklesiologi. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011.

BΦrresen, Kari Elisabeth. “Die anthro-pologischen Grundlagen der Beziehung zwischen Mann und Frau in der klassischen Theologie.” Conc(D), 12. (1976): 15.

BΦrresen, Kari Elisabeth. Subordination and equivalence. The nature and role of woman in Augustine and Thomas Aquinas. Kampen: KOK Pharos, 1995.

Calvin, Yohanes. Institutio. Pengajaran Agama Kristen. Jakarta: BPK, 1980.

Clifford, Anne M. Memperkenalkan Teologi Feminis. Maumere: Ledalero, 2002.

Douglass, Jane Dempsey. Women, Freedom, and Calvin. Philadelphia: The Westminster Press, 1985.

Fiorenza, Elisabeth Schuessler. Discipleship of Equals. A Critical Feminist Ekklesia-logy of Liberation. New York: Crossroad, 1993.

Fiorenza, Elisabeth Schuessler. Untuk Me­ ngenang Itu. Rekonstruksi Teologis Feminis Tentang Asal­Usul Kekristenan. Jakarta: BPK, 1997.

Fiorenza, Elizabeth S., The Power of The Word, Schripture and the Rhetoric of Empire. Minneapolis: Fortress Press, 2007.

Jost, Renate & Ursula Kubera (Eds.), Wie Theologen Frauen Sehen, Freiburg-Basel- Wien, Herder, 1993.

Leisch-Kiesl, Monika. “Es ist immer die Eva, vor der wir uns in jeder Frau hüten müssen,” zum Frauenbild von Augustinus, dalam: Renate Jost & Ursula Kubera (Ed.), Wie Theologen Frauen sehen, von der Macht der Bilder, Freiburg [dll.], Herder, 1993.

Malatuni, Sari Kumamba Jaya. “Pendampingan Pastoral Transformatif Bagi Pekerja Seks Komersial di Nabire-Papua,” Tesis Fakultas Teologi, Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta, 2015.

Mulyani, Yani, “Trafiking Anak di Indramayu.” Jurnal Perempuan no. 51. (2007): 43-49.

Singgih, E.G. “Implikasi Gender Dalam Lembaga Pendidikan Teologi”, dalam Stephen Suleeman & Bendalina Souk (Eds.), Beri­kanlah aku air Hidup itu. Jakarta: BPK, 1997.

Singgih, E. G. Mengatasi Masa Depan. Beteologi Dalam Konteks di Awal Mile­ nium III. Jakarta: BPK, 2005.

Russell, Letty M. Church in the Round: Feminist Interpretation of the Church. Kentucky: Westminster/John Knox Press, 1995.

Scharffenorth, Gerda. “Die Bedeutung der Geschlechterdifferenz in Luthers theologischer Anthropologie”, dalam: Helga Kuhlmann (Ed.), Und drinnen waltet die züchtige Hausfrau. Zur Ethik der Geschlechterdifferenz. Gütersloh: Gütersloh Verlaghaus, 1995.

Singgih, E. G. Menguak Isolasi, Menjalin Relasi. Teologi Kristen dan Tantangan Dunia Postmodern. Jakarta: BPK, 2009.

Supriatno (ed.). Gereja Melawan Human Trafficking. Bandung: Majelis Sinode Gereja Kristen Pasundan, 2017.

Suyanto, Bagong, “Perdagangan dan Eksploitasi Seksual Komersial Anak Perempuan.” Jurnal Perempuan no. 29. (2004): 53.

Stegemann, Wolfgang, Die Frauen sollen in den Gemeindeversammlungen schweigen. I. Korinther 14, 33b­36 im Kontext mediterraner Kultur, Vortrag in Augustanatag, 3. Dezember 1994.

Syam, Nur. Agama Pelacur­ Dramaturgi Transendental. Yogyakarta: LKIS, 2010.

Tertullian. Tertullians private und Katechetische Schriften. Deutsch ubersetzt: Bd.1, Kem- pten (u.a), 1912.

Watson, Natalie K. Introducing Feminist Ecclesiology. London: Sheffield Academic Press, 1996.

Wootton, Janet H. Introducing a Practical Feminist Theology of Worship. England: Sheffield Academik Press, 2000.

Downloads

Published

2018-01-30

Issue

Section

Articles
Abstract Viewed = 2865 times | PDF downloaded = 2300 times