POLIGAMI DALAM KELUARGA DINASTI MATARAM

Main Article Content

M. Fatkhan

Abstract

Budaya Jawa menempatkan sisi terdalam dari kesadaran budayanya melalui rangkaian simbol yang terstruktur secara rumit. Meskipun demikian, makna simbolik itu akan selalu menjadi acuan bagi perilaku budayanya. Di dalam memposisikan perempuan, secara simbolik masyarakat Jawa, khususnya di kalangan keraton juga memakai rangkaian simbol. Dengan demikian perilaku yang langsung terkait dengan posisi perempuan dalam masyarakat Jawa harus dimaknai simbolik dari fenomena poligami di lingkungan Keraton Mataram. Dengan melihat dari sisi sejarah penulis ingin mengungkapkan pandangan budaya Jawa terhadap posisi perempuan dalam sistem kebudayaannya, terutama dalam konteks poligami.

 Kata Kunci: Poligami, Dinasti Mataram

 

Article Details

Section
Articles

References

Arifin, Bey. Ringkasan Cerita dalam Al-Qur’an. Bandung: Al-Ma’arif, 1993.

B.P.H. Buminata. Kunlharalama. Jogjakarta: 1958.

Balai Poestaka (ed.). babad Gijanti. XXI. Batavia: 1937.

De Graaf. De Regering van Sultan Agung’s. Gravenhage: 1958.

Kuntjaraningrat. Preliminary Description of Javanese Kinship System. New York: Jersey, t.p., 1995.

Martono, Soemarsaid. State and State Craft Old Java. Ithaca: t.p., 1968.

Meisma (ed.). Babad Tanah Djawi’s. Gravenhage, 1941.

Moleldjanto. Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-Raja Mataram. Yogyakarta: Kanisius, 1987.

R.W. Dwidjosoegondo. Serat Darah Inggih Seseboelan Raden. Malang, 1941.

Syalaby, A. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1992.

Widjosoegondo. Serat Darah Inggih Seseboelan Raden. Malang: t.p., 1941.

Woodward. Islam Jawa: Kesalehan Normatif versus Kebatinan. Yogyakarta: LKiS, 1999.