Dakwah Islam di Kalangan Anak Muda di Kota Samarinda: Sebuah Eksplorasi Awal

Authors

  • M Tahir IAIN Samarinda

DOI:

https://doi.org/10.14421/jpm.2017.012-03

Keywords:

da’wa movement, youth muslims, samarinda.

Abstract

This paper aims at mapping out models of Da’wa movement involving youths as a social group in Samarinda and understanding how such social group constructing a perceived ideal da’wa movement in the society. Exploratory research combined with qualitative technique is applied to analyse data gathered through indepth interview, documentation, and focussed group discussion. Findings suggest that there are at leas three models of da’wa movement involving youths in Samarinda. First, syntetic da’wa movement that combine profane popular culture and cultural practice deemed sacred hence Islamic by the society. Secondly, da’wa movement oriented towards moral puricication of its activists in the form of tasawwuf-thariqa. Thirdly, structural da’wa that deeply orients its activity towards the idea of enjoining good and forbidding eveil. Ideal da’wa movement as it is perceived by youths in Samarinda, therefore, can be seen as a continuum where the syncretic model lies in one point and a structural and noncompromistic model lies in another point.


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model-model gerakan dakwah yang melibatkan kelompok sosial anak muda di Kota Samarinda serta untuk mengetahui bagaimana pandangan kelompok sosial tersebut mengenai konsep gerakan dakwah yang ideal di tengah masyarakat. Teknik penelitian eksploratif dengan model kualitatif diterapkan untuk menganalisis data yang diperoleh melalui wawancara, dokumentasi dan diskusi kelompok terbatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat setidaknya tiga model gerakan dakwah yang melibatkan kalangan anak muda di Kota Samarinda. Pertama, gerakan dakwah sintetik yang menggabungkan antara budaya popular yang profane dengan tradisi popular yang dianggap Islami di tengah masyarakat. Kedua, gerakan dakwah yang berorientasi pada pembenahan internal dari actor-aktor dakwah dalam bentuk keterlibatan anak-anak muda dalam pengajian-pengajian bergenre tasawwuf-tarekat. Ketiga, model gerakan dakwah melalui jalur structural yang menitik-beratkan pada konsep ‘amar ma’ruf nahi mungkar’. Konsep gerakan dakwah yang ideal sebagaimana dipersepsikan oleh kalangan anak muda dari ketiga model gerakan dakwah di atas dapat dilihat sebagai garis rentang di mana terdapat gerakan dakwah yang sintetik di satu titik dan gerakan dakwah sebagai sebuah gerakan yang murni religious dan bersifat nonkompromistik di titik yang lain.

Abstract viewed: 564 times | PDF downloaded = 1133 times

References

Afrianty, D. (2012). “Islamic Education and Youth Extremism in Indonesia”. Journal of Policing, Intelligence and Counter Terrorism (7) 2. Doi:10.1080/1833533.2012.719095.

Hasan, N. (2012). “ISLAMIST PARTY, ELECTORAL POLITICS AND DA’WAH MOBILIZATION AMONG YOUTH: The Prosperous Justice Party (PKS) in Indonesia”. Journal Of Indonesian Islam (6) 1. Doi:10.15642/JIIS.2012.6.1.17-47.

Hayadin. (2013). “Tragedi Kecolongan Rohis: Keterlibatan Alumni Rohis SMKN Anggrek Pada Aksi Radikalisme”. Al-Qalam (19)2.

Ismail, A. (2012). “Pemikiran dan Gerakan Keagamaan Mahasiswa: Memahami Merebaknya Radikalisme Islam di Kampus.”

Harmoni (11) 3. Munip, A. (2014). “Menangkal Radikalisme Agama di Sekolah” Jurnal Pendidikan Islam (1) 2. Doi: 10.14421/jpi.2012.12.159-181.

Pusat Serantau Asia Tenggara Bagi Mencegah Keganasan (Malaysia) (ed). (2012). Youth and Terrorism: A Selection of Articles. Malaysia: Southeast Asia Regional Centre for Counter-Terrorism, Ministry of Foreign Affairs.

Tahir, M. (2015). “Wacana Fikih Kebangsaan dalam Penanggulangan dan Pencegahan Radikalisme di Lingkungan Kampus di NTB”. Asy-Syir’ah (49) 2.

Downloads

Published

11-01-2018