Pembangunan Desa Wisata Ketep Magelang: Studi Proses dan Hasil Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Lokal
DOI:
https://doi.org/10.14421/jpm.2018.022-04Keywords:
tourism village, development, local economy.Abstract
This paper discusses the development of Ketep tourism village. The terminology of rural tourism development means that there is a process of change carried out consciously by the community from the old style to a new style with the aim of providing benefits in various aspects. This development activity is carried out through the characteristics and potential of the village, natural panorama, and a beautiful environment. With the development of village potential it is expected to become a leading tourist area to achieve community welfare through the development of the local economy. This article aims to review the development process and examine the impacts of the development results of Ketep tourism village. The hope of the development and empowerment of this tourist village area has a direct impact on improving the local economy and the community is more prosperous. In exploring field data, I uses qualitative methods. After the complete field data is then analyzed by drawing a conclusion. To test the results of field data, I tries to do validity with the triangulation method. From the field data extraction, the work finally showed that Ketep Village which was designed as a tourist village needed a long process involving various elements of the local government and the community that were accommodated in Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). After the realization of village tourism facilities and infrastructure, the community can develop its potential through economic activities and not forget the values of local wisdom. That way, Ketep tourism village offers cheap recreational rides that are full of educational values. The destinations offered at Ketep tourism village are trade facilities (pasar rakyat), culinary places, homestays, agrotourism, volcanic educational tours, and own strawberry gardens.
[Tulisan ini mendiskusikan tentang pembangunan desa wisata Ketep. Terminologi pembangunan desa wisata berarti adanya proses perubahan yang dilaksanakan secara sadar oleh masyarakat dari gaya lama menjadi gaya baru dengan tujuan memberi manfaat di berbagai aspek. Kegiatan pembangunan ini dilakukan melalui karakteristik desa, potensi, panorama alam, dan lingkungan yang masih asri. Dengan pengembangan potensi desa diharapkan menjadi kawasan wisata unggulan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan ekonomi lokal. Artikel ini bertujuan untuk mengulas proses pembangunan dan mengkaji dampak-dampak hasil pengembangan Desa Wisata Ketep. Harapan dari pembangunan dan pengembangan kawasan desa wisata ini berdampak langsung kepada peningkatan ekonomi lokal dan masyarakat lebih sejahtera. Dalam menggali data-data lapangan, penulis menggunakan metode kualitatif. Setelah data lapangan lengkap selanjutnya dianalisis dengan menarik sebuah kesimpulan. Untuk menguji hasil data lapangan, penulis mencoba melakukan validitas dengan metode trianggulasi. Dari penggalian data lapangan akhirnya penulis dapat menunjukkan bahwa Desa Ketep yang di desain menjadi desa wisata membutuhkan proses panjang yang melibatkan berbagai unsur pemerintah daerah dan masyarakat yang terakomodir dalam kumpulan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Setelah terwujudnya sarana dan prasarana desa wisata, masyarakat dapat mengembangkan potensinya melalui kegiatan ekonomi dan tidak melupakan nilai-nilai kearifan lokal. Dengan begitu, Desa Wisata Ketep menawarkan wahana rekreasi murah yang penuh nilai-nilai edukasi. Destinasi yang ditawarkan di Desa Wisata Ketep adalah sarana perdagangan (pasar rakyat), tempat kuliner, homestay, agrowisata, wisata pendidikan kegunungapian, dan kebun strawberry petik sendiri.]
References
Attar, M., Lucman, H., & Bagyo, Y. (2013). Analisis Potensi dan Arahan Strategi Kebijakan Pengembanagn Desa Ekowisata di Kecamatan Bumiaji-Kota Batu. Journal of Indonesian Tourisme an Development Studies, 1(2), 68–78.
Aziz, M. (2015). Pengembangan Masyarakat Melalui Desa Wista (Studi Tahapan dan Kendala dalam Pengembangan Masyarakat di Dusun Ketingan, Kelurahan Tirtoaji, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta). Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga.
Bidang Sosial dan Pendidikan. (1998). Seri Membangun Bangsa: Pembelajaran Memasuki Era Kesenjangan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Demolingo, R. H. (2015). STRATEGI PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA DESA BONGO, KABUPATEN GORONTALO. Jumpa, 1(2), 67–82.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Eka, O., & Lucman, H. (2013). Etnobotani Pekarangan Rumah Inap (Homestay) di Desa Wisata Tambaksari, Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur. Journal of Indonesian Tourisme and Development Studies, 1(1), 39–45.
Ife, J., & Tesoriero, F. (2006). Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ilma Nur Wahid, R. (2016). Peran Desa Wisata Budaya dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Kebondalem Kidul, Prambanan, Klaten. Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga.
Kompasiana. (2015). Harapan Mengembangkan Desa Wisata sebagai Subjek Pembangunan untuk Meningkatkan Ekonomi Pariwisata.
Murniatmo, G. (1993). Dampak Pengembangan Pariwisata terhadap Kehidupan Sosial Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga.
Siti Sundari, P. (2015). Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Desa Wisata di Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga.
Tim Desa Ketep. (2016). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) Desa Ketep Kecamatan Sawangan tahun 2016-2020. Magelang.
Wayan. (2016). Potensi yang Dimiliki Indonesia. Retrieved March 18, 2016, from www.wayanbio.blogspot.com
Zakaria, F., & Dewi, S. R. (2014). Konsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan. Jurnal Teknik Pomits, 3(2), 245–249.
Downloads
Additional Files
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
(1) The Author retains copyright in the Work, where the term “Work” shall include all digital objects that may result in subsequent electronic publication or distribution.(2) Upon acceptance of the Work, the author shall grant to the Publisher the right of first publication of the Work.
(3) The Author shall grant to the Publisher and its agents the nonexclusive perpetual right and license to publish, archive, and make accessible the Work in whole or in part in all forms of media now or hereafter known under a Attribution-Non Commercial 4.0 International (CC BY-NC 4.0) or its equivalent, which, for the avoidance of doubt, allows others to copy, distribute, and transmit the Work under the following conditions.
(4) The Author represents and warrants that:
- the Work is the Author’s original work;
- the Author has not transferred, and will not transfer, exclusive rights in the Work to any third party;
- the Work is not pending review or under consideration by another publisher;
- the Work has not previously been published;
- the Work contains no misrepresentation or infringement of the Work or property of other authors or third parties; and
- the Work contains no libel, invasion of privacy, or other unlawful matter.
Attribution—other users must attribute the Work in the manner specified by the author as indicated on the journal Web site.