KONSELING ISLAM: MENELUSURI AKAR PRAKTIK KONSELING DALAM AKTIVITAS DAKWAH NABI MUHAMMAD
DOI:
https://doi.org/10.14421/hisbah.2021.182-02Abstract
Abstract
Prophet Muhammad is the last prophet messenger sent by Allah for implement da’wah as well as closing the prophet. In the process of da’wah, the prophet Muhammad was faced with various problems of the ummah through a series of questions that had relevance to aqidah, worship, and morality in the scope of social life, economy, house hold, problems and even personal problem that were secret. In responding to these questions the prophet Muhammad provided answers and problem solving. The main purpose of this research is to analyze and find how counseling as a process is implemented in da’wah activities of the prophet Muhammad. This research is a field research using qualitative descriptive analysis. The results of study show that the answers or response of the prophet Muhammad turned out to be an activity which in modern times is called counseling. Thus the prophet Muhammad had practiced counseling long before this knowledge was born and developed. However, what must be understood is that the prophet Muhammad was a prophet, that he was said to be a counselor because he had done so in da’wah. This is an added value or advantage that God has given him because he is the best example and axample for all mankind, including an example in counseling.
Keywords : The roots of counseling, da’wah activities, prophet Muhammad
Abstrak
Nabi Muhammad merupakan rasul terakhir yang diutus Allah untuk melaksanakan dakwah sekaligus sebagai penutup para rasul. Dalam proses dakwah tersebut, Nabi Muhammad dihadapkan dengan berbagai problematika umat melalui serangkaian pertanyaan yang memiliki relevansi dengan aqidah, ibadah dan akhlaq dalam lingkup kehidupan sosial, ekonomi, masalah rumah tangga bahkan masalah-masalah pribadi yang sifatnya rahasia. Dalam merespon pertanyaan-pertanyaan tersebut Nabi Muhammad memberikan jawaban-jawaban dan pemecahan masalah. Tujuan utama penelian ini adalah untuk menganalisis dan menemukan bagaimana konseling sebagai suatu proses terimplementasi dalam aktivitas dakwah Nabi Muhammad. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jawaban-jawaban atau respon Nabi Muhammad tersebut ternyata merupakan suatu kegiatan yang dalam zaman modern saat ini dinamakan dengan konseling. Dengan demikian Nabi Muhammad telah melakukan praktik konseling jauh sebelum ilmu ini lahir dan berkembang. Akan tetapi yang harus dipahami adalah Nabi Muhammad merupakan seorang rasul, bahwa beliau dikatakan sebagai konselor karena telah melakukannya dalam dakwah. Hal ini merupakan nilai tambah atau kelebihan yang dianugerahkan Allah kepadanya karena dia merupakan teladan dan contoh terbaik bagi semua umat manusia, termasuk contoh dalam konseling.
Kata Kunci: Akar Konseling, Aktivitas Dakwah, Nabi Muhammad
References
Abdul Majid Khon. (2014). Hadis Tarbawi: Hadis-hadis Pendidikan. Kencana Prenada Group.
Abdul Mun`im Muhammad. (2006). Khadijah: The True Love Stor. Pena Pundi Aksara.
Achmad Juntika Nirihsan. (2006). Bimbingan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan. Aditama.
Ahmad Muhammad Diponegoro. (2011). Konseling Islami: Panduan Lengkap Menjadi Muslim yang Bahagia. Gala Ilmu Semesta.
Anwar Sutoyo. (2011). Bimbingan dan Konseling Islam Teori dan Praktik. Pustaka Pelajar.
Erhamwilda. (2009). Konseling Islami. Graha Ilmu.
G. Hussein Rassool. (2019). Konseling Islami Sebuah Pengantar Kepada Teori dan Praktik. Pustaka Pelajar.
Hakim, R. (2013). Studi Islam Tentang Akhlak Konselor. Al-Ta Lim Journal, 20(1), 299–311.
Hamdani Bakran. (2006). Konseling dan Psikotrapi Islam. Fajar Pustaka Baru.
Hamka. (n.d.). Sejarah Umat Umat Islam, cetakan. V, Singapore: Keravan Printing In-dustries Pte Ltd.
Haryati, A. (2018). Personal Integrity of Islamic Counselor on Professional Ethics Commitment. Islamic Guidance and Counseling Journal, 1(1), 11–16.
Imam Muslih. (2006). Shahih Muslim. Daa ruththaibah.
John Mcleod. (2010). Konseling: Teori dan Studi Kasus. Kencana Prenada Media.
K. K. Shrivastava. (2003). Principles of Guidance and Counseling. Kanishka Publisher.
Kushendar, K., & Fitri, H. U. (2018). The Personal Characteristics of an Islamic Counselor in Understanding Identity Crisis for Adolescents. Islamic Guidance and Counseling Journal, 1(1), 17–24.
M. Quraish Shihab. (2007). Mu’jizat al-Qur’an Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiyyah dan Pemberitaan Ghaib. Mizan.
Musfir bin Said Az-Zahrani. (2005). Konseling Terapi. Gema Insani Pers.
Putra, A., & Rumondor, P. (2019). Rasulullah Sebagai Konselor Proffesional. Al-Tazkiah: Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam, 8(2), 92–112.
Samsul Munir Amin. (2015). Bimbingan dan Konseling Islam. Sinar Grafika Offset.
Sofyan S. Willis. (2010). Konseling Individual, Teori dan Praktek. Alfabeta.
Syaikh Shafiyyurahman Al-Mubarakfuri. (2012). Sirah Nabi: Ringkasan Buku Sejarah Nabi Saw. Yang Fenomenal. Mizan.
Syamsu Yusuf. (2016). Konseling Individual Konsep Dasar & Pendekatan. Refika Aditama.
Tarmizi. (2018). Bimbingan konseling Islami. Perdana.
Thohari Musnamar. (1992). Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan & Konseling Islami. UII Press.
Downloads
Additional Files
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.