Perempuan dan Radikalisme di Media Siber: Strategi Pendidikan Kontra-Radikalisme Terhadap Perempuan dalam Media Harakatuna.com
DOI:
https://doi.org/10.14421/jkii.v7i2.1330Keywords:
Perempuan , Radikalisme-Terorisme, Media Online, Strategi EdukasiAbstract
Keterlibatan perempuan dalam radikalisme-terorisme mengalami peningkatan cukup signifikan dalam satu dekade terakhir. Era media baru menjadi satu fase tersendiri bagi peningkatan ini. Media online menjadi gudang informasi baru bagi para perempuan untuk mencari asupan kajian keagamaan yang tanpa disadari bisa memuat pemahaman radikal dan gerakan ekstremis. Hal ini diakibatkan oleh supply konten bermuatan radikal yang cukup masif ditemukan di media online. Oleh karena itu, kehadiran narasi kontra-radikalisme di ruang digital sebagai ruang edukasi online kepada perempuan menjadi sangat urgent. Tulisan ini menganalisis bagaimana strategi media online Harakatuna.com dalam mengedukasi publik melalui konten-kontennya terkait perempuan dan radikalisme. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan tiga strategi framing milik Robert D. Benford, yaitu diagnosis, prognosis, dan motivasional sebagai teknis analisis data. Harakatuna.com mendiagnosis narasi perempuan dan radikalisme sebagai sumber instabilitas bangsa dan pelanggengan budaya patriarki yang rawan terhadap diskriminasi perempuan. Harakatuna.com, dalam analisis prognosisnya, mengembangkan narasi seperti keharusan menjaga keutuhan NKRI dan dorongan perempuan untuk berpartisipasi aktif menangkal radikalisme. Dalam strategi motivasionalnya, Harakatuna.com menegaskan urgensi partisipasi aktif perempuan seperti judul “Perempuan Berperan Strategis Bentengi Warga dari Radikalisme”. Artikel-artikel yang ditampilkan melalui ketiga analisis framing tersebut merupakan strategi pendidikan Harakatuna.com terhadap para audiens khususnya perempuan tentang bahaya radikalisme-terorisme. Tidak hanya itu, penguatan terhadap identitas kebangsaan dan Islam moderat untuk perempuan ditegaskan oleh Harakatuna.com melalui produksi kontennya. Dengan demikian, berdasarkan konten yang diproduksi oleh Harakatuna.com menjadi ruang edukasi perempuan secara digital agar mampu mengidentifikasi dan mengantisipasi ancaman radikalisme-terorisme.
[The involvement of women in radicalism-terrorism has increased quite significantly in the last decade. Online media has become a new repository of information for women to seek intake of religious studies which unknowingly have the potential to contain radical understanding. Accordingly, the presence of counter-radicalism narratives in the digital space as a space for online education for women is important. This paper analyzes Harakatuna.com’s online media strategy in educating the public through its content related to women and radicalism. This research is qualitative with three framing strategies belonging to Robert D. Benford, namely diagnosis, prognosis, and motivation as data analysis techniques. Harakatuna.com diagnoses the narrative of women and radicalism as a source of national instability and perpetuation of patriarchy. Through prognosis analysis, Harakatuna.com develops a narrative of the necessity of protecting the integrity of Indonesia and encouraging women to participate in counteracting radicalism. In a motivational strategy, Harakatuna.com emphasizes the urgency of women’s active participation through the headlines. The articles presented through the three framing analyzes are Harakatuna.com’s educational strategy for readers, especially women, about the dangers of radicalism-terrorism.]
Downloads
References
Abdullah, Irwan. “Di Bawah Bayang-Bayang Media: Kodifikasi, Divergensi, Dan Kooptasi Agama Di Era Internet.” Sabda 12, no. 2 (2017): 116–21.
Afrizal. Metode Penelitian Kualitatif : Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Edisi ke-4. Depok: Rajawali Press, 2017.
Armando, Ade, Ahmad Gaus, St. Sularto, Sholehudin A. Aziz, Muhammad Nabil, Irfan Abu Bakar, and Muchtadlirin. Media Dan Integrasi Sosial: Jembatan Antar Umat Beragama. Jakarta: Center for the Study of Religion and Culture (CSRC), 2011.
Benford, Robert D., and David A. Snow. “Framing Processes and Social Movements: An Overview and Assessment.” Annual Review of Sociology 26 (2000): 611–39.
Darmawan, Adang Achmad, Hudzaifah Achmad Qotadah, Muhammad Sophy Abdul Aziz, and Abdurrahman Achmad Al Anshary. “Peran Perempuan Dalam Pencegahan Kekerasan Terorisme Dan Radikalisme.” ADLIYA: Jurnal Hukum Dan Kemanusiaan 15, no. 2 (2021).
Dawson, Lorne. “Researching Religion in Cyberspace: Issues and Strategies.” In Religion on the Internet: Research Prospects and Promises, Religion and the Social Order, edited by Jeffery Hadden and Douglas Cowan. New York: JAI Press, 2001.
Eickelman, Dale F. “New Media in the Arab Middle East and the Emergence of Open Societies.” In Remaking Muslim Politics: Pluralism, Contestation, Democratization, edited by Robert W. Hefner. Princeton: Princeton University Press, 2005.
Fadhlurrahman, M Bintang, Naqiyah Mukhtar, Shofia Nur Aini, and Hikmatul Siti Masitoh. “Kajian Kesalingan: Emansipasi Laki-Laki Dan Perempuan Di Ranah Publik Pada Era Kontemporer Dalam Perspektif Al-Qur’an.” Jurnal Riset Agama 2, no. 1 (2022).
Fauzia, Amelia, Andi Agung Prihatna, Irfan Abubakar, Muchtadlirin, Ridwan Al-Makssary, Rita Pranawati, Sholehudin A. Aziz, Sri Hidayati, and Sukron Kamil. Islam Di Ruang Publik: Politik Identitas Dan Masa Depan Demokrasi Di Indonesia. Jakarta: Center for the Study of Religion and Culture (CSRC), 2011.
Islami, Fajriatun Nisa. “Dampak Radikalisme Terhadap Perempuan Masa Kini.” Jurnal Fokus 2, no. 2 (2021): 103–13. https://doi.org/https://doi.org/10.26593/focus.v2i2.5404.
Kemp, Simon. “Digital 2022: Indonesia,” 2022. https://datareportal.com/reports/digital-2022-indonesia.
Kusuma, Rina Sari, and Nur Azizah. “Melawan Radikalisme Melalui Website.” Jurnal ASPIKOM 3, no. 5 (2018): 942–57.
Lentini, Pete. “Understanding and Combating Terrorism: Definitions, Origins and Strategies.” Australian Journal of Political Science 43, no. 1 (2008): 133–40.
Midlarsky, Manus. Origins of Political Extremism: Mass Violence in the Twentieth Century and Beyond. Cambridge: Cambridge University Press, 2011.
Mulia, Musdah. “Perempuan Dalam Gerakan Terorisme Di Indonesia.” Al-Wardah: Jurnal Kajian Perempuan, Gender Dan Agama 12, no. 1 (2019): 80–95.
Mupida, Siti, and Mustolehudin. “New Media Dan Konflik EkstrimisPerempuan Indonesia.” Jurnal Bimas Islam 13, no. 2 (2020): 346–70.
Ni’mah, Zetty Azizatun, and Ahmad Rifa’i. “Pengarusutamaan Moderasi Beragama Melalui Media Sosial Sebagai Upaya Menangkal Radikalisme Di Kalangan Pelajar Milenial SLTA Kota Kediri.” Jurnal Revorma 3, no. 1 (2022).
Rohmaniyah, Inayah, Agus Indiyanto, Zainuddin Prasojo, and Julaekhah Julaekhah. “Redefining Status through Burqa: Religious Transformation and Body Politics of Indonesia’s Woman Migrant Workers.” HTS Teologiese Studies/ Theological Studies 78, no. 4 (2022): a7270. https://doi.org/https://doi.org/10.4102/hts.v78i4.7270.
Sefriyono. “Jihad Digital: Pembingkaian Narasi Kontra Radikalisasi NU Online Di Dunia Maya.” Jurnal Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah Dan Studi Keagamaan 8, no. 1 (2020): 19–42.
Sjoberg, Laura, and Caron E. Gentry. Women, Gender, and Terrorism. London: The University of Georgia Press, 2011.
Tapsell, Ross. Media Power in Indonesia; Oligarchs, Citizens, and the Digital Revolution. London & New York: Rowman & Littlefield International Ltd, 2017.
Widyaningsih, Rindha, and Kuntarto. “Determinan Keterlibatan Perempuan Dalam Gerakan Radikalisme.” Malan: Journal of Islam and Muslim Society 2, no. 1 (2020): 40–56.
https://www.harakatuna.com/redaksi
https://www.paramadina-pusad.or.id/radikal-dulu-teroris-kemudian/