Damai Berbasis Adat Di Hila Salam-Sarane Dan Kaitetu

Authors

  • Benico Ritiauw UIN Sunan Kalijaga

DOI:

https://doi.org/10.14421/jkii.v3i2.1206

Keywords:

Damai, Integrasi, Nilai Adat

Abstract

Negeri Hila Salam-Sarane dan Kaitetu (Islam-Kristen) merupakan salah satu dari  banyak daerah di Ambon Maluku yang memiliki keunikan dalam mengkonstruksi tipologi sosialnya.  Keunikan tersebut tercermin melalui pola tundakan integrative yang menegasikan tendensi keagamaan dalam setiap proses sosial. Betapa tidak, kesatuan ideologi dalam kerangka Hidup Orang Basudara (Hidup Bersaudara) menjadi aktor utama dalam tercapai sifat integratif yang tentunya menjadikan nilai-nilai adat sebagai basisnya. Lembaran sejarah yang tidak bisa diluoakan ketika masyarakat Hila Sarane (Kristen) terafiliasi ke dalam system adat Hila Salam (Islam) sehingga memicu adanya tangungjawab sosial-kultural sekaligus menjadi modal dalam pembentukan collective consciousness berbasis niali adat guna mendefinisikan dan mengkonstruksi damai yang ideal. Fakta kehidupan yang digambarkan itu pernah mengalami guncangan yang luar biasa ketika pecahnya konflik berdarah antara dua kelompok besar yaitu Islam dan Kristen di kota Ambon dan sekitarnya pada tahun 1999. Kota Ambon menjadi begitu mencekam ketika sesame masyarakat Ambon diperhadapkan untuk saling membunuh dan menghancurkan satu sama lain. Namun, fakta ini dengan mudahnya dipatahkan oleh masyarakat negeri Hila Salam-Sarane dan Kaitetu yang sama sekali tidak saling membunuh tetapi justru saling menyelamatkan. Wawasan damai yang menyejarah dalam pertalian hubungan adat, ditirunkan dan dimanfaatkan guna membangun sebuah tidakan yang integratif. Pola hidup yang damai tetap dijalankan oleh masyarakat Hila Slam-Sarane dan Kaitetu sekalipun tubuh kehidupan sosialnya harus terdampak oleh konflik sehingga mengakibatkan adanya segregasi territorial hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat konstruksi damai berbasis nilai adat di masyrakat Hila Salam-Sarane dan Kaitetu. Hasil peneilitian menemukan bahwa penafsiran akan makna dari sistem adat telah membangun sebuah kerangka kehidupan lintas agama yang kokoh dalam menghadapi berbagai dinamika kehidupan yang terkadang kontra eksistensi.

 

[Negeri Hila Salam-Sarane and Kaitetu (Islam-Christian) is one of the many areas in Ambon Maluku which is unique in constructing its social typology. This uniqueness is reflected in the integrative postponement pattern that negates religious tendencies in every social process. Why not, ideological unity within the framework of the Orang Basudara (Hidup Bersaudara) becomes the main actor in achieving an integrative nature which of course makes customary values as the basis. A sheet of history that cannot be forgotten when the Hila Sarane (Christian) community is affiliated with the Hila Salam (Islamic) customary system, which triggers a socio-cultural responsibility as well as a capital in the formation of collective consciousness based on customary values in order to define and construct ideal peace. The facts of life described have experienced tremendous shock when the outbreak of bloody conflict between two major groups, namely Muslims and Christians in Ambon City and its surroundings in 1999. Ambon City became very tense when fellow Ambonese people were confronted to kill and destroy one another. . However, this fact was easily broken by the people of Hila Salam-Sarane and Kaitetu countries, who did not kill each other at all but instead saved each other. Historical peace insights in customary relations are imitated and used to build an integrated action. The people of Hila Slam-Sarane and Kaitetu continue to live a peaceful lifestyle, even though their social life bodies have to be affected by the conflict, resulting in territorial segregation until today. This study aims to look at the peaceful construction based on customary values in the Hila Salam-Sarane and Kaitetu communities. The results of the study found that the interpretation of the meaning of the customary system has built a solid interfaith life framework in facing the various dynamics of life that are sometimes counter-existent.]

Downloads

Download data is not yet available.
Abstract viewed: 341 times | PDF downloaded = 268 times

References

Berger, Peter.L dan Thomas Luckmann. Tafsir Sosial Atas Kenyataan. Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan. Jakarta: LP3ES

Ritzer, George dan Douglas J.Goodman.2008.Teori Soisologi Modern .Jakarta:Prenada Media

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.

Watloly, Aholiab, 2005, Maluku Baru: Bangkitnya Mesin Eksistensi Anak Negeri,Kanisius, Yogyakarta.

Susan, Nofri. 2010. Sosiologi Konflik dan Isu-Isu konflik Kontemporer. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Pruit,G.Dean dan Jeffey Z.Rubin. 2004. Teori Konflik Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Downloads

Published

2021-03-09

How to Cite

Ritiauw, B. (2021). Damai Berbasis Adat Di Hila Salam-Sarane Dan Kaitetu. Jurnal Kajian Islam Interdisipliner, 3(2), 229–249. https://doi.org/10.14421/jkii.v3i2.1206

Issue

Section

Articles