Tarekat “Virtual”: Sebuah Gagasan Alternatif Bertarekat Dari Muhammad Nursamad Kamba

Authors

  • Helmi Mustofa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.14421/jkii.v4i2.1068

Keywords:

Tasawuf, Tarekat “Virtual”, Tasawuf Psikoterapi, Maiyah

Abstract

Penelitian ini mencoba mendeskripsikan pandangan Muhammad Nursamad Kamba tentang apa yang dia sebut sebagai tarekat “virtual”. Suatu cara bertasawuf dan bertarekat yang berbeda dalam sejumlah metode dengan tarekat formal. Metode tersebut terangkum dalam kata “virtual”. Kata “virtual” di sini tidak terutama merujuk pada makna dunia internet atau dunia maya, sebagaimana kata tersebut digunakan selama ini, melainkan pada “keberguruan dari seorang murid kepada guru secara jarak jauh atau remote.” Pada sisi praktis, tarekat “virtual” menawarkan kemudahan dalam dalam bertasawuf kepada siapa saja, terutama bagi orang-orang yang hidup dalam kultur profesional, perkotaan, dan urban, yang boleh jadi mencari alternatif dalam bertarekat. Namun, sebagai seseorang yang memiliki gagasan tarekat “virtual”, menariknya Muhammad Nursamad Kamba tidak menempuh metode sebagaimana yang sudah ada dengan misalnya membentuk padepokan, kelas, atau program yang ditujukan kepada kelas menengah kota. Karena itu, selain coba memaparkan secara ringkas gagasan tarekat “virtual” ini, tulisan ini akan melihat bagaimana Muhammad Nursamad Kamba mengartikulasikan tasawuf di tengah masyarakat modern. Dua di antara yang dilakukannya adalah mendirikan Prodi Tasawuf Psikoterapi pada Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan aktif dalam forum dan komunitas Maiyah yang diasuh oleh budayawan Emha Ainun Nadjib.

[This research seeks to describe and interpret a new “genre” of school of Sufism called Tarekat “Virtual” introduced by Muhammad Nursamad Kamba. Interestingly, the term “virtual” in this case has nothing to do with what it is commonly known as “the internet”, but it is a new paradigm that shifts a formalistic way of Sufism into a more personal relationship between the Mursyid and their students through a distance of teaching approach.  On the ground, this new method offers tremendous alternatives and more convenience features of Sufism towards urban millennials or among professional communities who are now on the rise. This research is intended to understand both the usage of tarekat “Virtual” in current urban Indonesian society, more specifically in academic communities (such as with the establishment of Department of Tasawuf Psychotherapy in UIN Sunan Gunung Jati Bandung initiated by Kamba), and the wider roles of Kamba’s idea of modern Sufism in fast growing forum of Maiyah movement initiated by Emha Ainun Nadjib.] 

Downloads

Download data is not yet available.
Abstract viewed: 782 times | PDF downloaded = 621 times

References

Abaza, Mona. “A Profile of an Indonesian Azhari Living in Cairo.” Archipel Paris 52 (1996).

Bruinessen, Martin van, and Julia Day Howell. Sufism and the “Modern” in Islam. London: I.B. Tauris, 2013.

Bruinessen, Martin van, Farid Wajidi, and Rika Iffati. Kitab kuning, pesantren dan tarekat. Yogyakarta: Gading Publishing, 2012.

Daniels, Timothy P. Islamic spectrum in Java. Farnham: Ashgate, 2009.

Dekmejian, R. Hrair. “Kebangkitan Islam: Katalisator, Kategori dan Konsekuensi.” In Politik Kebangkitan Islam: Keragaman dan Kesatuan, edited by Shireen T. Hunter, 369. 2001st ed. Yogyakarta: Tiara Wacana, n.d.

Eickelman, Dale F, and James Piscatori. Ekspresi politik Muslim. Translated by Rofik Suhud. Bandung: Penerbit Mizan, 1998.

Hasan, Noorhaidi. “Kesalihan, Gaya Hidup, dan Pasar: Beberapa Catatan tentang Kelas Menengah Muslim Indonesia.” UIN Sunan Kalijaga Yogykarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2017.

Howell, Julia Day. “Indonesia’s Urban Sufism: Challenging Stereotypes of Islamic Revival.” ISIM Newsletter, 2000, 6/00 edition.

———. “Sufism on the Silver Screen: Indonesian Innovations in Islamic Televangelism.” Journal of Indonesian Islam Volume 02. Desember 02 (2008).

Kamba, Muhammad Nursamad. Kids Zaman Now Menemukan Kembali Islam. 2018th ed. Tangerang Selatan: Pustaka IIMaN, n.d.

Kamil, Sukron, Winfried Weck, Noorhaidi Hasan, and Irfan Abubakar. Islam in the Public Sphere: The Politics of Identity and the Future of Democracy in Indonesia. Ciputat, Jakarta: Center for the Study of Religion and Culture, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2011.

Syafii Maarif, Ahmad. “Politik Identitas Dan Masa Depan Pluralisme Indonesia.” In Politik Identitas Dan Masa Depan Pluralisme Kita, edited by Ihsan Ali-Fauzi and Samsu Rizal Panggabean. Jakarta: Paramadina, 2010.

Tejo, Sujiwo, and Muhammad Nursamad Kamba. Tuhan Maha Asyik. Tangerang Selatan: Pustaka IIMAN, 2017.

“Kesahajaan Seorang Mursyid.” Buletin Maiyah Jawa Timur, Mei 2017.

Downloads

Published

2021-02-23

How to Cite

Mustofa, H. (2021). Tarekat “Virtual”: Sebuah Gagasan Alternatif Bertarekat Dari Muhammad Nursamad Kamba. Jurnal Kajian Islam Interdisipliner, 4(2), 163–186. https://doi.org/10.14421/jkii.v4i2.1068

Issue

Section

Articles