Musãwa Jurnal Studi Gender dan Islam https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/MUSAWA <p>Musãwa Journal of Gender and Islamic Studies was first published in March 2002 by <a href="http://psw.uin-suka.ac.id/">PSW (Pusat Studi Wanita) </a>Sunan Kalijaga Yogyakarta under contribution with the Royal Danish Embassy Jakarta. In 2008, published twice a year in collaboration with <a href="https://asiafoundation.org/where-we-work/indonesia/">TAF (The Asia Foundation)</a>, namely January and July.</p> <p>Musãwa Journal is a study of gender and Islam especially on gender mainstreaming and child rights both in the study of texts in the Qur’an and Hadith, figures and thoughts, history and repertoire, classical and contemporary literature as well as socio-cultural studies. All concentrations are in the context of Indonesia and other countries in Southeast Asia within the framework of unified NKRI, based on Pancasila.</p> <p>Musãwa Journal has been published by PSW UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta since 2002. Initiated by lecturers, gender activists and Islamic studies scholars of PTKI ( Higher Education of Islamic Religion) Musãwa has regularly published academic works and researches on gender and Islam for almost two decades. Now, the Journal extends its studies with Children and Human Rights (HAM). All studies are still in the context of gender and its mainstreaming. Through the studies hopefully, the Musawa journal can be part of the implementation of gender mainstreaming in the context of Indonesian society.</p> <p> </p> en-US Authors who publish with this journal agree to the following terms:<ol type="a"><li>Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a <a href="https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/" target="_self">Creative Commons Attribution License</a> that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.</li><li>Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.</li><li>Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See <a href="http://opcit.eprints.org/oacitation-biblio.html" target="_new">The Effect of Open Access</a>).</li></ol> pswsuka@yahoo.co.id (Witriani) psw@uin-suka.ac.id (Support) Fri, 13 Sep 2024 11:39:26 +0700 OJS 3.3.0.8 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 The Construction Of Gender Equality In The Webcomic "Hingga Usai Usia" https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/MUSAWA/article/view/3014 <p><strong>Abstract</strong><br /><em>Tingginya angka ketimpangan gender di Indonesia menunjukan pembangunan gender yang belum optimal, sehingga perlu adanya informasi mengenai kesetaraan gender yang menarik dan bisa diakses semua kalangan dengan mudah. Salah satunya melalui ruang kreatif digital yaitu bentuk web komik. Artikel ini bertujuan untuk mengungkap konstruksi kesetaraan gender dalam web komik “Hingga Usai Usia” yang membahas aspek-aspek kesetaraan gender. Dengan metode kualitatif dan pendekatan semiotika Roland Barthes, hasil kajian menunjukkan enam konstruksi kesetaraan gender yang ada di web komik tersebut, yaitu; konsensual, keterlibatan laki-laki dalam pengasuhan anak, berbagi peran, maskulinitas positif, keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan, dan partisipasi perempuan di ranah publik. Namun, konstruksi berbagi peran merupakan aspek yang dominan digambarkan karena web komik ini menceritakan kehidupan pasangan suami istri.</em></p> <p><em>Kata Kunci: Kesetaraan Gender, Web Komik, Semiotika</em></p> <p>[The high rate of gender inequality in Indonesia indicates suboptimal gender development. Therefore, there is a need for accessible and interesting information on gender equality, primarily through digital creative spaces such as webcomics. Thus, this research aims to uncover the construction of gender equality in the webcomic "Hingga Usai Usia," which discusses various aspects of gender equality. By using qualitative methods and Roland Barthes' semiotic approach, the findings reveal six constructions of gender equality within the webcomic: consensus, male involvement in childcare, role-sharing, positive masculinity, female involvement in decision-making, and women's participation in the public sphere. However, the role-sharing construction emerges as the dominant aspect portrayed in the webcomic, which narrates the lives of married couples.]</p> <p>Keyword: Gender Equality, Web Comics, Semiotic</p> Amida Rizqulloh Noble, Lukman Hakim, Prima Ayu Rizki Mahanani Copyright (c) 2024 Amida Rizqulloh Noble, Lukman Hakim, Prima Ayu Rizki Mahanani http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/MUSAWA/article/view/3014 Sun, 22 Sep 2024 00:00:00 +0700 Women, Ecology And Children: A Study Of Ecofeminism In Indonesian Children's Literature https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/MUSAWA/article/view/2973 <p><strong><em>Abstrak</em></strong></p> <p><em>Sastra</em><em> diyakini memiliki peran dalam membentuk persepsi anak-anak tentang dunia, namun sayangnya cerita-cerita yang terkandung di dalamnya memiliki banyak bias gender. Penelitian ini menggunakan analisis wacana Theo van Leeuwen untuk mendeteksi dan meneliti bagaimana perempuan dan alam mengalami eksklusi dari hubungan mereka dengan subjek lain. Beberapa praktik eksklusi yang disajikan antara lain: misogini/seksis, stereotip dan hubungan tidak setara lainnya yang dalam konteks ini digunakan untuk melihat hubungan antara gender dan alam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan dan alam memiliki hubungan penting yang</em> <em>ditunjukkan</em><em> melalui penggunaan metafora, latar alam, keberadaan tumbuhan dan hewan yang muncul langsung dalam cerita. Di bagian lain, alam dan perempuan tampaknya terpinggirkan karena keduanya digambarkan secara minor dan terus menerus diangkat sebagai objek. Di sisi lain, ada juga cerita yang dianalisis menunjukkan adanya simbolisme mutualisme antara alam dan perempuan dalam melawan dominasi patriarki.</em></p> <p><strong><em>Kata Kunci: Ekofeminisme, Sastra Anak, Perempuan, Ekologi</em></strong></p> <p>[Literature is believed to play a role in shaping children's perceptions of the world. Unfortunately, many stories contain significant gender bias<strong>.</strong> This study uses Theo van Leeuwen's discourse analysis to examine how women and nature experience exclusion from their relationships with other subjects. Several exclusion practices include misogyny/sexism, stereotypes, and unequal relationships, which in this context are used to explore the connection between gender and nature. The findings of this research indicate that women and nature share a significant relationship, as demonstrated through the use of metaphors, natural settings, and the presence of plants and animals that appear directly in the stories. In other part, nature and women seem marginalized as both are portrayed in minor roles and continuously presented as objects. On the other hand, stories are analyzed that reveal a mutual symbolism between nature and women in resisting patriarchal domination.]</p> <p><strong>Keywords: Ecofeminism, Children's Literature, Women, Ecology</strong></p> <p><strong> </strong></p> Radius Setiyawan, Yuyun Wahyu Izzati Surya, Aribowo, Arin Setiyowati Copyright (c) 2024 Radius Setiyawan, Yuyun Wahyu Izzati Surya, Aribowo, Arin Setiyowati http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/MUSAWA/article/view/2973 Sun, 27 Oct 2024 00:00:00 +0700 Perempuan dan Pendidikan Islam dalam Novel "'Asrul Al-Hub" https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/MUSAWA/article/view/2850 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Penelitian ini fokus pada bagaimana peran perempuan dalam pendidikan Islam pada novel ’Aṣrul Al-Ḥub karya Najib Mahfuz. Hal yang menjadi titik berat artikel ini bahwa diperlukan pengamatan khusus terkait peran perempuan dalam pendidikan Islam, karena seperti digambarkan dalam Novel ’Aṣrul Al-Ḥub, peran perempuan sangat dominan dan konsisten dalam pendidikan Islam. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak dan catat dengan mencermati data primer berupa dialog yang ada dalam novel ’Aṣrul Al-Ḥub karya Najib Mahfuz tentang bagaimana pendidikan Islam disampaikan oleh tokoh-tokoh perempuan. Penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh perempuan, yaitu ibu Izzat (Sitta ‘Ain) dan Sayyidah, secara konsisten mengajarkan pendidikan Islam melalui tiga strategi yaitu pemahaman, pembiasaan dan keteladanan. Sedang tiap kategori tersebut terdapat metode-metode pendidikan, misalnya pada kategori pemahaman terdapat metode diskusi, metode <em>‘Ibrah</em> dan <em>Maū’iẓah</em>, metode penanaman motivasi, dan metode demontrasi. Sedang pada kategori pembiasaan terdapat metode kepekaan sosial dan tidak dendam/pemaaf, selanjutnya pada keteladanan terdapat optimisme dan konsistensi/kesabaran.</p> <p>Kata Kunci: <em>Perempuan, Pendidikan Islam, </em><em>’Aṣrul Al-Ḥub.</em></p> <p><em>[This research focuses on the method of delivering Islamic education in the novel 'Aṣrul Al-Ḥub by Najib Mahfuz. The point of this article is that special observation is needed regarding the role of women in Islamic education, bearing in mind that in the Novel 'Aṣrul Al-Ḥub, women dominate and are consistent in teaching Islamic education. The data collection method in this study uses the observing and note-taking method to collect primary data in the form of dialogue in the novel 'Aṣrul Al-Ḥub by Najib Mahfuz which contains information about how Islamic education conveyed by female characters. This research shows that female figures, namely Sitta 'Ain and her daughter in law Sayyidah, consistently teach Islamic education through three categories, namely understanding, habituation and modelling. In each of these categories there are educational methods, for example in the understanding category there are discussion methods: 'Ibrah and Maū'iẓah, instilling motivation, and demonstration . While in the habituation category there are ways: social sensitivity and forgiveness, then in modelling there are optimism and consistency/patience.]</em></p> <p>Keyword<em>: </em><em>Women, Islamic Education, 'Aṣrul Al-Ḥub.</em></p> Sulthon Pamungkas, Aning Ayu Kusumawati Copyright (c) 2024 Sulthon Pamungkas, Aning Ayu Kusumawati http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/MUSAWA/article/view/2850 Tue, 05 Nov 2024 00:00:00 +0700 Shifting Paradigm Penafsiran Dalam Surat An-Nisa: 3 (Studi Perbandingan Tafsir Klasik Dan Kontemporer) https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/MUSAWA/article/view/3147 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Tulisan ini mendiskusikan pergeseran paradigma penafsiran dalam surah an-Nisa’ (4): 3 yang selama ini menjadi isu hangat dan sering diperbincangkan dalam dunia penafsiran terutama pada abad klasik dan kontemporer. Ayat tersebut dalam perspektif tafsir klasik lebih menitikberat pada aspek poligami. Namun demikian, penafsiran abad kontemporer lebih dipahami sebagai ayat monogami, karena hal tersebut tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor yang melatarbelakangi sehingga terjadi <em>shifting paradigm</em> dalam tafsir. Penafsiran ayat tersebut tentu memiliki pergeseran yang cukup signifikan seiring berkembangnya epistemologi pengetahuan. Sebagai kegelisahan akademik, tulisan ini fokus membahas pokok permasalahan dalam penelitian yaitu, <em>Pertama</em>, bagaimana penafsiran surah an-Nisa’ (4): 3 dalam perspektif kalsik dan kontemporer, <em>Kedua</em>, bagaimana bentuk-bentuk pergeseran paradigma penafsiran dalam Surah an-Nisa’(4): 3 dalam pandangan tafsir abad klasik dan kontemporer. Adapun hasil penelitian yaitu penafsiran surah an-Nisa’ (4): 3 telah menunjukkan adanya sebuah pergeseran pemahaman yang disebabkan oleh <em>shifting paradigm</em> epistemologi pengetahuan. Sebagai klasifikasi, dalam penafsiran abad klasik, orientasi penafsiran lebih cenderung tekstual tanpa menimbang makna konteks. Sedangkan pada penafsiran abad kontemporer, terjadi anomali yaitu ketidaksesuain antara penafsiran dengan realita, maka melahirkan konstruk <em>shifting paradigm</em> dengan merumuskan metodologi baru, dari tekstual menuju penafsiran dengan corak tekstual.</p> <p><strong>Kata kunci: Shifting, Paradigm, Penafsiran, an-Nisa’(4): 3, Klasik, Kontemporer</strong></p> <p><em>[This article discusses the shifting paradigm of interpretation in Surah an-Nisa' (4): 3 which has been discussed in the world of interpretation, especially in the classical and contemporary centuries.From the perspective of classical interpretation, this verse was seen more on the aspect of polygamy. However, contemporary interpretation is better understood as a monogamous verse, because it is certainly influenced by several factors, resulting in a paradigm shift in interpretation. The interpretation of this verse has certainly a significant shift along with the development of knowledge epistemology. As an academic concern, this article focuses on discussing the main problems of the research, namely, first, how is the interpretation of Surah an-Nisa' (4): 3 in classical and contemporary perspectives. Second, what are the forms of shifting interpretive paradigms in Surah an-Nisa' (4): 3 in the view of classical and contemporary interpretations. The results of the research show that there is a shifting of interpretation of Surah an-Nisa' (4): 3, caused by a shifting paradigm in the epistemology of knowledge. As a classification, classical interpretations tend to be textual without considering the meaning of the context. Meanwhile, in the contemporary interpretations, there is anomaly such as inconsistencies between interpretation and reality, thus it leads to the construction of shifting paradigms by formulating a new methodology, from textual to interpretation with textual patterns.]</em></p> <p><strong><em>Keywords: Shifting, Paradigm, Interpretation, an-Nisa'(4): 3, Classical, Contemporary</em></strong></p> Muhammad Taufiq, Wely Dozan, Abdul Rasyid Ridho Copyright (c) 2024 Muhammad Taufiq, Wely Dozan, Abdul Rasyid Ridho http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/MUSAWA/article/view/3147 Thu, 28 Nov 2024 00:00:00 +0700 Kekerasan Dalam Rumah Tangga: Faktor Penyebab Dan Upaya Pencegahannya Berdasarkan Perspektif Sistem Ekologi https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/MUSAWA/article/view/2665 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Keberagaman yang ada di dalam keluarga menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi perempuan atau istri sebagai salah satu kelompok yang rentan mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Perilaku kekerasan tersebut terjadi bukan hanya disebabkan karena faktor individu saja, melainkan juga lingkungan yang lebih luas lagi. Melalui artikel ini, penulis bertujuan untuk melakukan kajian berkaitan dengan faktor penyebab kekerasan dalam rumah tangga dan upaya pencegahan berdasarkan perspektif sistem ekologi. Metode penelitian pada artikel ini menggunakan studi literatur dengan menerapkan kriteria inklusi dan eksklusi pada berbagai artikel dalam jurnal ilmiah bereputasi nasional dan internasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai konteks lingkungan dapat mempengaruhi terjadinya perilaku kekerasan pada istri dalam rumah tangga. Pada konteks ini, lingkungan dikategorikan menjadi <em>microsystem, mesosystem</em>, <em>exosystem</em>, <em>macrosystem</em>, dan <em>chronosystem</em>. Selain faktor lingkungan, individu juga memiliki pengaruh dalam proses interaksi dengan berbagai lingkungan tersebut yang menjadi faktor risiko terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Dengan berlandaskan faktor penyebab, upaya pencegahan juga dapat dilakukan selaras dengan program pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak yang telah dilaksanakan sebelumnya di Indonesia. Sehingga, kekurangan yang ada dalam pelaksanaan layanan dapat direspon khususnya dengan menggunakan perspektif sistem ekologi. Dengan demikian, kasus kekerasan dalam rumah tangga juga diharapkan dapat diminimalisir.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Faktor Penyebab, Upaya Pencegahan, Perspektif Sistem Ekologi.</p> <p><em>[The diversity that exists in the family is a challenge for women or wife as one of the groups who are vulnerable to experiencing domestic violence. This violent behavior occurs not only due to individual factors, but also the wider environment. Through this article, the author aims to conduct a study related to the factors causing domestic violence and prevention efforts based on the perspective of the ecological system. The research method in this article uses a literature study by applying inclusion and exclusion criteria to various articles in national and international reputable scientific journals. The results show that various environmental contexts can influence the occurrence of domestic violence. In this context, the environment is categorized into microsystems, mesosystems, exosystems, macrosystems, and chronosystems. In addition to environmental factors, individuals also have an influence in the process of interaction with these various environments which are risk factors for domestic violence. Based on the causal factors, prevention efforts can also be carried out in line with the integrated service center program for empowering women and children that has been implemented previously in Indonesia. Thus, the shortcomings that exist in the implementation of services can be addressed, especially by using an ecological system perspective. Thus, cases of domestic violence are also expected to be minimized.]</em></p> <p><strong>Keywords:</strong> <em>Domestic Violence</em>,<em> Causative Factors</em>,<em> Prevention Efforts</em>,<em> Ecological System Perspective</em>.</p> <p><br /><em><br /></em></p> Denny Maulana Pratama, Nurliana Cipta Apsari Copyright (c) 2024 Denny Maulana Pratama, Nurliana Cipta Apsari http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/MUSAWA/article/view/2665 Sat, 30 Nov 2024 00:00:00 +0700 “Personal Is Political” Kekerasan Seksual: Baseline Study Untuk Rekomendasi Kebijakan https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/MUSAWA/article/view/3245 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Fenomena kekerasan seksual yang terjadi di perguruan tinggi marak terjadi meskipun dalam beberapa sebab tidak terpublikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana relasi kuasa dan normalisasi kekerasan seksual di Perguruan Tinggi, serta seberapa jauh “Personal is Political” menjadi fenomena kekerasan seksual di pendidikan tinggi. Penelitian ini juga menyajikan rekomendasi kebijakan bagi lembaga dalam penanganan kekerasan seksual di perguruan tinggi. Penelitian ini dilakukan dengan metode angket dan wawancara secara FGD kepada penyintas maupun civitas akademika lainnya. Hasil dari baseline study menunjukkan bahwa bentuk kekerasan seksual yang terjadi meliputi fisik, verbal, KGBO. Pelaku kekerasan seksual mulai dari mahasiwa, tendik hingga dosen. Personal is Political diindikasikan melalui normalisasi kekerasan seksual bahkan menyalahkan korban. Relasi kuasa (Dosen-Mahasiswa, Senior-Junior, Pegawai-Mahasiswa) menambah lemahnya posisi korban untuk mendapatkan keadilan. Pelaku memanfaatkan otoritas yang ia miliki untuk memanipulasi korban sedemikian rupa sehingga korban sangat takut untuk melawan. Rekomendasi yang ditawarkan meliputi perubahan kebijakan, aksi kolektif, gerakan sosial.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : Kekerasan Seksual, Perguruan Tinggi, Personal is Political, Power Relations</p> <p><em>[The phenomenon of sexual violence occurring in universities is widespread, although for several reasons it is not publicized. This research aims to examine the extent of power relations and the normalization of sexual violence in higher education, as well as the extent to which "Personal is Political" has become a phenomenon of sexual violence in higher education. This research also presents policy recommendations for institutions in handling sexual violence in higher education. This research was conducted using questionnaires and FGD interviews with survivors and other academics. The results of the baseline study show that the forms of sexual violence that occurred included physical, verbal, KGBO. Perpetrators of sexual violence range from students, staff to lecturers. Personal is Political is indicated through the normalization of sexual violence and even blaming the victim. Power relations (Lecturer-Student, Senior-Junior, Employee-Student) increase the weakness of the victim's position in obtaining justice. The perpetrator uses the authority he has to manipulate the victim in such a way that the victim is too afraid to fight back. The recommendations offered include policy changes, collective action, social movements.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Sexual Violence, Higher Education, Personal is Political, Power Relation]</em></p> Nur Afni Khafsoh, Andayani, Astri Hanjarwati Copyright (c) 2025 Nur Afni Khafsoh, Andayani, Astri Hanjarwati http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/MUSAWA/article/view/3245 Sat, 28 Dec 2024 00:00:00 +0700 Relasi Perempuan Dan Alam Dalam Konservasi Lingkungan Pespektif Al-Qur’an Dan Hadis https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/MUSAWA/article/view/3073 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Artikel ini mengkaji tentang relasi perempuan dan konservasi lingkungan perspektif al-Qur’an dan hadis. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengkaji dan menelaah perspektif Al-Qur'an dan Hadis tentang hubungan antara perempuan, alam, dan konservasi lingkungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur. Penelitian ini fokus pada telaah terhadap teks-teks Al-Qur'an dan Hadis yang relevan dengan konservasi lingkungan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an dan Hadis telah mengajarkan pentingnya menjaga, merawat, dan melestarikan alam. Manusia, termasuk perempuan, diberi mandat sebagai khalifah untuk menjaga dan memakmurkan alam. Terkait ekofeminisme, artikel ini juga menyoroti hubungan yang erat antara perempuan, alam, dan kelestarian lingkungan. Keduanya memiliki peran penting sebagai sumber kehidupan yang harus dijaga dan dilindungi agar tidak punah. Bumi sebagai “Ibu Pertiwi” menumbuhkan tumbuhan, dan perempuan mempunyai “rahim” yang melahirkan generasi baru. Oleh karenanya, perempuan dan alam tidak boleh dijadikan sebagai objek eksploitasi. Alam tidak boleh dirusak dan dieksploitasi demi mendapat keuntungan segelintir orang. Demikian pula dengan perempuan, tidak boleh mendapat tekanan dan berbagai tindak kekerasan. Dalam konteks konservasi lingkungan, perempuan memiliki peran dalam pengelolaan sumber daya alam dan mendukung upaya konservasi. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa ajaran Al-Qur'an dan Hadis dapat menjadi landasan moral dan spiritual bagi perempuan muslim dalam terlibat dalam konservasi lingkungan.</p> <p>Kata Kunci: perempuan, alam, konservasi lingkungan, al-Qur’an dan hadis.</p> <p>[This article examines the relationship between women and nature in environmental conservation from the perspective of the Qur'an and Hadith. This article aims to review and analyze the Qur'anic and Hadith perspectives on the relationship between women, nature, and environmental conservation. The method used in this research is a literature study. The research involved studying and reviewing Qur'anic and Hadith texts which are relevant to environmental conservation. The results of this study show that the Qur'an and Hadith have taught the importance of protecting, caring , and conserving nature. Humans, including women, are mandated as caliphs to protect and prosper nature. This article also highlights the close relationship between women, nature, and environmental sustainability. Both have an important role as a source of life that must be preserved and protected from extinction. In environmental conservation, women have a role in managing natural resources and supporting conservation efforts. This research implies that the teachings of the Qur'an and Hadith can be a moral and spiritual foundation for Muslim women in engaging in environmental conservation.</p> <p>Keywords: women, nature, environmental conservation, al-Qur'an, and hadith.]</p> Istianah, aziizatul khusniyah Copyright (c) 2025 Istianah, aziizatul khusniyah http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/MUSAWA/article/view/3073 Sun, 29 Dec 2024 00:00:00 +0700 Redefining Jihad, Hijrah, and Caliph in Mohja Kahf’s The Girl in the Tangerine Scarf https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/MUSAWA/article/view/3265 <p><strong>Abstract</strong></p> <p>Historically, Orientalism has perceived Islam in reductionist views for centuries. To resist this basic view, it is crucial to investigate Mohja Kahf’s <em>The Girl in the Tangerine Scarf</em> (2005), which redefines Islam and Islamic terms, such as Jihad, Hijrah, and Caliph in more positive insights. Kahf’s text questions orientalists, which tend to misrepresent Muslims in a limited way, such as Jihad associated with terrorism and killing others instead of fighting against worldly desires. To contest these negative misrepresentations of the Muslim world, in her novel, Kahf uses Islamic sacred texts, such as Surah At-Taubah (Repentance) and Al-A’raf (The Heights), to redefine Islam as a religion, which promotes Salam (peace) and tolerance in the world instead of violence as misrepresented in Western liberalism. By engaging with postcolonial and Islamic studies, this paper investigates how Kahf uses the Quran and hadiths in her novel to reject imperialist perspectives. Thus, Kahf’s novel explores the Islamic sacred texts to inspire people how to live in a modern society by appreciating different people regardless of their different races and faiths and practicing tolerance to establish a more global civilized society.</p> <p><strong>Keyword</strong>: US-Muslimah’s fiction, Quran and Hadiths, Jihad , Hijrah, Caliph and leader, Tolerance</p> <p><em>[Secara historis, Orientalisme telah memandang Islam dalam pandangan reduksionis selama berabad-abad. Untuk menolak pandangan dasar ini, penting untuk menyelidiki The Girl in the Tangerine Scarf (2005) karya Mohja Kahf, yang mendefinisikan ulang Islam dan istilah-istilah Islam, seperti Jihad, Hijrah, dan Khalifah dalam wawasan yang lebih positif. Teks Kahfi mempertanyakan para orientalis yang cenderung memberikan gambaran keliru tentang umat Islam secara terbatas, seperti Jihad yang dikaitkan dengan terorisme dan membunuh orang lain alih-alih berperang melawan keinginan duniawi. Untuk melawan kesalahpahaman negatif tentang dunia Muslim, dalam novelnya, Kahfi menggunakan teks suci Islam, seperti Surah At-Taubah (Pertobatan) dan Al-A'raf (Ketinggian), untuk mendefinisikan kembali Islam sebagai agama yang mengedepankan Salam ( perdamaian) dan toleransi di dunia dibandingkan kekerasan seperti yang disalahartikan dalam liberalisme Barat. Dengan terlibat dalam studi pascakolonial dan Islam, makalah ini menyelidiki bagaimana Kahf menggunakan Al-Quran dan hadis dalam novelnya untuk menolak perspektif imperialis. Oleh karena itu, novel Kahfi mengeksplorasi kitab-kitab suci Islam untuk menginspirasi masyarakat bagaimana hidup dalam masyarakat modern dengan menghargai orang yang berbeda tanpa membedakan ras dan keyakinannya serta mengamalkan toleransi untuk mewujudkan masyarakat beradab yang lebih global.</em></p> <p><strong><em>Kata Kunci</em></strong><em>: Fiksi AS-Muslimah, Quran and Hadits, Jihad, Hijrah, Khalifah, Tolerance.]</em></p> Hasnul Insani Djohar; Willy Oktaviano Copyright (c) 2025 Hasnul Insani Djohar; Willy Oktaviano http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/MUSAWA/article/view/3265 Mon, 30 Dec 2024 00:00:00 +0700