https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/panangkaran/issue/feedPanangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat2025-07-17T12:51:40+07:00Moh. Mufidpanangkaran@uin-suka.ac.idOpen Journal Systems<p> </p> <table width="100%"> <tbody> <tr class="heading" style="border-top: 3px solid white;" valign="top"> <td style="border-right: 3px solid white;" width="20%"><img style="padding-top: 7px; padding-right: 11px;" src="https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/public/site/images/it/buku-panangkaran.png" alt="" width="1349" height="1907" /></td> <td style="text-align: justify; border-left: 3px solid white; padding-left: 10px;" width="80%"> <p><strong>Jurnal Panangkaran</strong> merupakan jurnal Assosiasi Peneliti Agama-agama yang bekerjasama dengan Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai media publikasi hasil penelitian para peneliti, ilmuwan dan cendekiawan. Tujuannya adalah untuk mewadahi, menyebarluaskan dan mendialogkan wacana ilmiah di bidang penelitian sosial keagamaan. Naskah yang dimuat dalam jurnal berasal dari hasil-hasil penelitian maupun kajian-kajian kritis para peneliti agama atau akademisi yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan sosial keagamaan, kelekturan, pendidikan dan keagamaan, agama dan sains.</p> <p><strong>Jurnal Panangkaran</strong> diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Penerbitan (Puslitbit) LP2M UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Jurnal terbit setahun 2 kali pada bulan Juni dan Desember.</p> <p><strong>Jurnal Panangkaran</strong> terbit pertama kali pada 2017 dan<strong> </strong>terterakreditasi nasional dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Nomor<strong>: 200/M/KPT/2020.</strong></p> </td> </tr> </tbody> </table> <p> </p>https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/panangkaran/article/view/4294“Yang Sakral” dalam Ritual Ziarah Kubur di Makam Kiai Nur Iman Mlangi Perspektif Mircea Eliade2025-06-08T11:24:10+07:00Muhammad Rusidi24205031053@student.uin-suka.ac.idDina Istiqomah4205031064@student.uin-suka.ac.idOpi Yensi24205031056@student.uin-suka.ac.idLaksamana Naufal Hadi24205031070@student.uin-suka.ac.id<p>The grave pilgrimage ritual in Dusun Mlangi, Yogyakarta centered at the tomb of Kiai Nur Iman represents a significant spiritual tradition among local Muslims. This study analyzes the ritual using Mircea Eliade's perspective, particularly the concepts of hierophany, sacred time repetition, and sacred space. Employing a qualitative case study method, data were collected through observation and in-depth interviews with religious leaders and pilgrims. The findings reveal that the tomb is not merely a burial site, but a sacred space where the human and divine realms intersect. The ritual is perceived as a cyclical return to sacred time, providing pilgrims with inner peace and blessings. The tomb’s architecture, reflecting the grandeur of Mataraman Palace, functions symbolically to reinforce its spiritual aura and supports the idea of hierophany. Beyond its religious meaning, the ritual also nurtures communal bonds and enhances social cohesion. This study deepens our understanding of how local communities interpret sacredness not only as a theological construct, but also as a lived, socially unifying cultural experience.</p> <p>[Ritual ziarah kubur di Dusun Mlangi, Yogyakarta tepatnya di makam Kiai Nur Iman merupakan tradisi spiritual penting bagi masyarakat Muslim setempat. Penelitian ini menganalisis ritual tersebut dengan menggunakan perspektif Mircea Eliade, khususnya konsep <em>hierofani</em>, pengulangan waktu sakral, dan ruang sakral. Dengan pendekatan kualitatif studi kasus, data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara mendalam dengan tokoh agama serta peziarah. Temuan menunjukkan bahwa makam ini tidak sekadar tempat pemakaman, tetapi ruang sakral tempat dunia manusia dan dimensi ilahi saling bersentuhan. Ritual ziarah dipahami sebagai bentuk pengulangan waktu sakral yang memberikan ketenangan batin dan keberkahan bagi peziarah. Arsitektur makam yang menyerupai kemegahan Keraton Mataram memperkuat aura spiritual dan simbol <em>hierofani</em>. Selain dimensi religius, ritual ini juga mempererat ikatan sosial dan membangun kohesi antarwarga. Penelitian ini memperkaya pemahaman mengenai bagaimana masyarakat lokal memaknai kesakralan tidak hanya sebagai konsep teologis, tetapi juga sebagai pengalaman budaya yang hidup dan menyatukan sosial.]</p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Muhammad Rusidi, Dina Istiqomah, Opi Yensi, Laksamana Naufal Hadihttps://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/panangkaran/article/view/4212Ethnobotany of Pace (Morinda Citrifolia) as Identity Flora in Pacitan Regency East Java2025-06-08T12:36:18+07:00Ezif Rizqi Imtihanaezifrizqi@isimupacitan.ac.idRiani Ken Utamirianikenutami@gmail.com<p>Ethnobotany study in Pacitan on pace (<em>Morinda citrifolia</em>) as identity flora is very important to be done as knowledge for Pacitan community. This study aims to study and reveal the potential of pace (<em>Morinda citrifolia</em>) as identity flora of Pacitan. This study was conducted descriptively with combination of survey methods and document studies. The results of study show that the form of utilization of pace (<em>Morinda citrifolia</em>) as identity flora of Pacitan that is currently being carried out and running is as batik pattern known as batik pace and the name of contemporary creative dance, there are pace batik dance and mbabar pace. Ethnobotanical research of pace (<em>Morinda citrifolia</em>) in Pacitan has broad practical implications for cultural preservation, strengthening local identity and developing the creative economy through batik and dance.</p> <p>[Kajian etnobotani di Pacitan tentang pace (<em>Morinda citrifolia</em>) sebagai flora identitas sangat penting dilakukan sebagai pengetahuan bagi masyarakat Pacitan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mengungkap potensi pace (<em>Morinda citrifolia</em>) sebagai flora identitas Pacitan. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan kombinasi metode survei dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bentuk pemanfaatan pace (<em>Morinda citrifolia</em>) sebagai flora identitas Pacitan yang saat ini sudah dilakukan dan berjalan adalah sebagai motif batik yang dikenal dengan batik pace dan nama tari kreasi kontemporer yaitu tari batik pace dan mbabar pace. Penelitian etnobotani tanaman pace (<em>Morinda citrifolia</em>) di Pacitan memiliki implikasi praktis yang luas bagi pelestarian budaya, penguatan identitas lokal, dan pengembangan ekonomi kreatif melalui batik dan tari.]</p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Ezif Rizqi Imtihana, Riani Ken Utamihttps://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/panangkaran/article/view/3239Manajemen Keterbukaan Informasi Sekolah Guna Membangun Kepercayaan Masyarakat Dalam Pendidikan Di SDIT Qurrota A’yun Kabupaten Ponorogo2024-05-06T09:37:29+07:00Ririsririsvitakasari@gmail.com<p>The success of building public trust in education at an institution is inseparable from how that institution manages its information disclosure. This study was conducted to describe the results related to school information disclosure in order to build public trust in the educational process at SDIT Qurrota A'yun Ponorogo. The method used in this study was descriptive-qualitative analysis. Data was collected through observation, interviews, school documents, and infrastructure. The results of this study indicate that information transparency in education will build trust between the school and the community, thereby indirectly attracting the community's attention to the school. At SDIT Qurrota A’yun, information transparency management is carried out by managing information policies, where the school must have information policies that are stored, accessed, and shared within the school. The school always manages information about school activities and programs, which is shared through social media and posted on the school bulletin board. The school always maintains effective communication among various parties within the school, such as students, parents, teachers, staff, and school administration, and always practices financial transparency, where the school must provide access to parents and relevant parties to understand how school funds are used and allocated. This may include the school budget, financial reports, expenditures, and revenues.</p> <p> </p> <p>[Keberhasilan membangun kepercayaan masyarakat dalam pendidikan di suatu lembaga tidak lepas dari bagaimana lembaga tersebut melakukan manajemen keterbukaan informasinya. Penelitian ini dilakukan untuk menguraikan hasil terkait keterbukaan informasi sekolah guna membangun kepercayaan masyarakat pada proses pendidikan di SDIT Qurrota A’yun Ponorogo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif-analisis kualitatif. Data yang dikumpulkan yakni melalui observasi, wawancara, dokumen-dokumen sekolah, serta sarana prasarana. Hasil dari penelitian ini yaitu keterbukaan informasi pada pendidikan akan membangun kepercayaan antara pihak sekolah dan masyarakat, sehingga secara tidak langsung akan menarik perhatian masyarakat itu sendiri terhadap sekolah tersebut. Di SDIT Qurrota A’yun manajemen keterbukaan informasi dilakukan dengan mengelola kebijakan informasi, dimana sekolah harus memiliki kebijakan informasi yang disimpan, diakses, dan dibagikan dalam sekolah. pihak sekolah selalu mengelola informasi kegiatan dan program-program sekolah, di mana informasi ini dibagikan melalui sosial media dan ditempel di mading sekolah. Pihak sekolah selalu melakukan komunikasi yang efektif antara berbagai pihak di sekolah, seperti siswa, orangtua, guru, staf, dan administrasi sekolah, dan selalu melakukan transparansi keuangan, dimana Sekolah harus memberikan akses kepada orangtua dan pihak terkait untuk mengetahui bagaimana dana sekolah digunakan dan dialokasikan. Hal ini dapat meliputi anggaran sekolah, laporan keuangan, pengeluaran, dan penerimaan.]</p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Ririshttps://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/panangkaran/article/view/4237Peranan Etnis Arab Melayu dalam Pengembangan Moderasi Beragama2025-06-08T12:20:41+07:00Alamsyahbanialamhp2018@gmail.com<p>Religious moderation is a religious attitude that is not extreme, balanced, and open to differences. In the pluralistic society of Jambi City, moderation values play an important role in maintaining social harmony. This study aims to analyze the role of the Arab-Malay ethnicity in strengthening religious moderation in Jambi City. The method used is descriptive qualitative with an ethnographic approach. Data were collected through observation and interviews with Arab-Malay community leaders. The results showed that the Arab-Malay ethnicity plays an active role through religious, educational, social activities, and interfaith dialog. The example of daily behavior is the main means in spreading the value of moderation to fellow religious communities. This finding confirms that the role of the Arab-Malay community is very important in building social harmony and stability in Jambi City.</p> <p> </p> <p><span style="font-weight: 400;">[Moderasi beragama adalah sebuah konsep yang mengacu pada cara pandang, sikap, dan perilaku beragama yang moderat, tidak ekstrem, dan terbuka terhadap perbedaan. Indonesia merupakan Negara yang majemuk, yang didalamnya terdapat berbagai agama dan kepercayaan, termasuk di kota jambi. Mayoritas penduduk kota jambi memeluk agama islam, namun terdapat juga pemeluk agama lain, seperti katolik, protestan, hindu, budha dan lain sebagainya yang juga hidup berdampingan, aman, damai, dan sejahtera. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran etnis Arab Melayu dalam pengembangan moderasi beragama di Kota Jambi. Sebagai salah satu kelompok etnis yang memiliki pengaruh signifikan dalam sejarah dan budaya lokal, etnis Arab Melayu memiliki peran penting dalam mempromosikan nilai-nilai moderasi dalam kehidupan beragama di masyarakat Jambi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan etnografis, yang melibatkan observasi, serta wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etnis Arab Melayu di Kota Jambi berkontribusi secara aktif dalam penyebaran paham moderat melalui berbagai kegiatan seperti kegiatan keagamaan, pendidikan, dan sosial. Menurut mereka salah satu cara penyebaran paham moderat yang efektif dalam beragama ialah dengan menunjukkan perilaku baik dalam kehidupan sehari-hari kepada sesama muslim maupun non muslim, sehingga masyarakat nantinya akan merasakan keindahan dan kesejukan dalam kehidupan bermasyarakat. Mereka juga terlibat dalam dialog lintas agama yang bertujuan untuk memperkuat kerukunan dan toleransi antarumat beragama, karena sejatinya, semua agama selalu mengajarkan kedamaian dan cinta kasih, bukan saling mencaci maki, merendahkan, ataupun menjelekkan agama lain. Kesimpulannya, peran etnis Arab Melayu sangat krusial dalam membangun dan memelihara moderasi beragama di Kota Jambi, yang pada akhirnya berkontribusi pada stabilitas sosial dan harmonisasi antar komunitas.]</span></p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Alamsyahbanihttps://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/panangkaran/article/view/4278Keadilan sosial dalam perspektif Alquran dan Pancasila2025-06-08T11:34:19+07:00Khoiriatal Jamiahkhoiriataljamiah@gmail.comEdi Hermantoedi.hermanto@uin-suska.ac.idReyhan FebriansyahReyhanfebriansyah06@gmail.comWahyu Perdanawahyuperdana2323@gmail.com<p>Social justice has always been the most significant component in determining the orientation and objectives of social life. Issues frequently arise in relation to social discrepancies initiated by ensuing injustices, this further instigates crucial tension among groups, particularly in the field of economic welfare. As a unitary state, Indonesia has high aspirations of accomplishing life goals that rise up from the spirit ideology of Pancasila. As an ideology, Pancasila is not an objective, it functions as a means of achieving an objective. The objective of such mutual perspective of life is nothing but the creation of a developed, prosperous, and wealthy society in which it is embodied in the spirit of social justice. This study attempts to uncover substantial matters pertaining to the concept of social justice according to Al-Qur’an and Pancasila, wherein both are inseparable from the spirit of the Indonesian community in a broad sense. As a Muslim living in Indonesia, Al-Qur’an and Pancasila have become indivisible. They serve as a foundation and guidance in attaining a wealthy and prosperous life. In this context, I try to find the point of agreement on the concept of social justice between Al-Qur’an and Pancasila in order to find similarities or harmony between the two. My aim is to synergize the power of religion and the power of state ideology in order to easily accomplish the objectives and aspirations of civil society.</p> <p> </p> <p>[Keadilan sosial selalu menjadi komponen paling signifikan dalam menentukan orientasi dan tujuan kehidupan sosial. Isu-isu sering muncul terkait dengan kesenjangan sosial yang diawali oleh ketidakadilan berikutnya, hal ini selanjutnya memicu ketegangan krusial di antara kelompok-kelompok, khususnya di bidang kesejahteraan ekonomi. Sebagai negara kesatuan, Indonesia memiliki aspirasi tinggi untuk mencapai tujuan hidup yang muncul dari semangat ideologi Pancasila. Sebagai sebuah ideologi, Pancasila bukanlah tujuan, ia berfungsi sebagai sarana untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan dari perspektif kehidupan bersama tersebut tidak lain adalah terciptanya masyarakat yang maju, sejahtera, dan kaya yang di dalamnya terwujud dalam semangat keadilan sosial. Penelitian ini mencoba untuk mengungkap hal-hal substansial yang berkaitan dengan konsep keadilan sosial menurut Alquran dan Pancasila, di mana keduanya tidak dapat dipisahkan dari semangat masyarakat Indonesia dalam arti luas. Sebagai seorang Muslim yang tinggal di Indonesia, Alquran dan Pancasila telah menjadi tidak terpisahkan. Mereka berfungsi sebagai landasan dan pedoman dalam mencapai kehidupan yang kaya dan sejahtera. Dalam konteks ini, saya mencoba menemukan titik temu mengenai konsep keadilan sosial antara Al-Qur'an dan Pancasila untuk menemukan persamaan atau keselarasan di antara keduanya. Tujuan saya adalah mensinergikan kekuatan agama dan kekuatan ideologi negara agar tujuan dan aspirasi masyarakat sipil dapat tercapai dengan mudah.]</p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Khoiriatal Jamiah, Edi Hermanto, Reyhan Febriansyah, Wahyu Perdanahttps://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/panangkaran/article/view/3721Ethics of Using Social Media Based on Religious Values for Students as an Effort to Give Birth to Digital Piety2024-10-21T14:11:33+07:00Aulia Tasha Z. M.auliatashazm26@gmail.com<p>The use of social media has become an unavoidable phenomenon in everyday life, especially among students. However, along with technological advances, various ethical challenges arise that need to be addressed, especially from the perspective of religious values. This study aims to examine the importance of ethical use of social media based on religious values for students to foster digital piety. This research uses a qualitative approach with a descriptive method. Data were collected by distributing questionnaires and observations to students at Jambi University. The results of this study show that the majority of Jambi University students use social media throughout the day, with many of them considering religious values important in their interactions. A total of 81.8% stated that they consider religious values when choosing content to share on social media, and around 57.6% feel that social media can be a means to strengthen religious values in daily life. Expectations for achieving digital piety in this digital era include expanding da'wah networks through social media, providing training programs on the use of technology, and raising awareness of the impact of online actions.</p> <p>[</p> <p>Penggunaan media sosial telah menjadi fenomena yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan pelajar. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, muncul berbagai tantangan etika yang perlu disikapi, terutama dari perspektif nilai-nilai agama. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pentingnya etika penggunaan media sosial berdasarkan nilai-nilai agama bagi mahasiswa untuk menumbuhkan kesalehan digital. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan observasi kepada mahasiswa di Universitas Jambi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa Universitas Jambi menggunakan media sosial sepanjang hari, dengan banyak dari mereka yang menganggap nilai-nilai agama penting dalam interaksi mereka. Sebanyak 81,8% menyatakan bahwa mereka mempertimbangkan nilai-nilai agama ketika memilih konten yang akan dibagikan di media sosial, dan sekitar 57,6% merasa bahwa media sosial dapat menjadi sarana untuk memperkuat nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Harapan untuk mencapai kesalehan digital di era digital ini antara lain dengan memperluas jaringan dakwah melalui media sosial, menyediakan program pelatihan penggunaan teknologi, dan meningkatkan kesadaran akan dampak dari tindakan online.]</p> <p> </p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Aulia Tasha Z. M.https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/panangkaran/article/view/3961Pengaruh IOT terhadap Kemudahan Akses Penyebaran Agama Islam di Era Globalisasi2024-12-01T18:29:16+07:00Elzia Wanokoalpeniblelolipopp@gmail.com<p>In the era of globalization, Internet of Things (IoT) technology has changed the way information is disseminated and accessed, including in the context of spreading Islam. This study aims to analyze how IoT affects the ease of access and dissemination of Islamic religious information. The research methodology involves data from interviews. The results of the study indicate that IoT expands the reach of da'wah through various digital platforms, such as smartphone applications, smart speakers, and social media connected to IoT devices. In addition, IoT technology facilitates more personal and real-time interactions between preachers and congregations, increasing participation and involvement in religious activities. However, this study also found challenges such as data security risks and dependence on technology. By understanding the influence of IoT, it is hoped that da'wah efforts can be more effective and efficient in conveying Islamic teachings to the wider community. This study concludes that IoT has great potential to support the spread of Islam in the era of globalization, but it requires proper management and strategies to minimize existing risks.</p> <p> </p> <p>[</p> <p>Dalam era globalisasi, teknologi <em>Internet of Things</em> (IoT) telah mengubah cara informasi disebarkan dan diakses, termasuk dalam konteks penyebaran agama Islam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana IoT mempengaruhi kemudahan akses dan penyebaran informasi agama Islam. Metodologi penelitian melibatkan data dari wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IoT memperluas jangkauan dakwah melalui berbagai platform digital, seperti aplikasi smartphone, smart speakers, dan media sosial yang terhubung dengan perangkat IoT. Selain itu, teknologi IoT memfasilitasi interaksi yang lebih personal dan real-time antara pendakwah dan jamaah, meningkatkan partisipasi dan keterlibatan dalam kegiatan keagamaan. Namun, penelitian ini juga menemukan tantangan seperti risiko keamanan data dan ketergantungan pada teknologi. Dengan memahami pengaruh IoT, diharapkan upaya dakwah dapat lebih efektif dan efisien dalam menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat luas. Penelitian ini menyimpulkan bahwa IoT memiliki potensi besar untuk mendukung penyebaran agama Islam di era globalisasi, namun perlu pengelolaan dan strategi yang tepat untuk meminimalkan risiko yang ada.]</p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Elzia Wanokohttps://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/panangkaran/article/view/4248Evaluasi Sistem Seleksi Pamong Desa oleh LPPM UIN Sunan Kalijaga Tahun 2019- 20222025-06-08T12:05:10+07:00Nurus Sa'adahnuruss123@gmail.com<p>The selection system is made so that the selection process and results are maintained in accuracy. But in reality, the selection of village leaders in several places causes problems. In order to avoid problems as in some places, it is necessary to evaluate the village head selection system by LPPM UIN Sunan Kalijaga which started from 2019 to 2022. Therefore, this study aims to evaluate the accuracy of assessment instruments, the accuracy of the selection process, and the accuracy of the assessment decision mechanism in the village head selection activities carried out by LPPM UIN Sunan Kalijaga in serving the selection of village head for three years, namely in the 2019-2022 range. To obtain maximum results, this research was conducted using the CBR (Community Based Research) model with FGD techniques involving representatives of the Bantul Regency PMK Office, deputy village officials, and internal assessor. The results show that the selection instruments, selection process, and selection decision-making mechanism used by the LPPM UIN Sunan Kalijaga are appropriate in accordance with their respective regional regulations.</p> <p> </p> <p>[Sistem seleksi dibuat agar proses dan hasil seleksi terjaga akurasinya. Namun pada kenyataannya, seleksi pamong desa di beberapa tempat menimbulkan permasalahan terkait akurasi hasil. Agar tidak muncul masalah sebagaimana di beberapa tempat, maka perlu dilakukan evaluasi sistem seleksi pamong desa oleh LPPM UIN Sunan Kalijaga yang dimulai sejak tahun 2019 hingga 2022. Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketepatan instrumen asesmen, ketepatan proses/tahapan seleksi, dan ketepatan mekanisme keputusan asesmen dalam kegiatan seleksi pamong desa yang dijalankan oleh LPPM UIN Sunan Kalijaga dalam melayani seleksi pamong desa selama tiga tahun yaitu pada rentang tahun 2019-2022. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model <em>CBR (Community Based Research</em>) dengan teknik FGD (<em>Focus Group Discussion</em>) yang melibatkan wakil Dinas PMK Kabupaten Bantul, wakil pamong desa, dan asesor internal. Hasil menunjukkan bahwa instrumen seleksi, proses seleksi, dan mekanisme pembuatan keputusan seleksi yang dilakukan LPPM UIN Sunan Kalijaga sudah tepat sesuai dengan peraturan daerah masing-masing.]</p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Nurus Sa'adah