Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/panangkaran <p> </p> <table width="100%"> <tbody> <tr class="heading" style="border-top: 3px solid white;" valign="top"> <td style="border-right: 3px solid white;" width="20%"><img style="padding-top: 7px; padding-right: 11px;" src="https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/public/site/images/it/buku-panangkaran.png" alt="" width="1349" height="1907" /></td> <td style="text-align: justify; border-left: 3px solid white; padding-left: 10px;" width="80%"> <p><strong>Jurnal Panangkaran</strong> merupakan jurnal Assosiasi Peneliti Agama-agama yang bekerjasama dengan Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai media publikasi hasil penelitian para peneliti, ilmuwan dan cendekiawan. Tujuannya adalah untuk mewadahi, menyebarluaskan dan mendialogkan wacana ilmiah di bidang penelitian sosial keagamaan. Naskah yang dimuat dalam jurnal berasal dari hasil-hasil penelitian maupun kajian-kajian kritis para peneliti agama atau akademisi yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan sosial keagamaan, kelekturan, pendidikan dan keagamaan, agama dan sains.</p> <p><strong>Jurnal Panangkaran</strong> diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Penerbitan (Puslitbit) LP2M UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Jurnal terbit setahun 2 kali pada bulan Juni dan Desember.</p> <p><strong>Jurnal Panangkaran</strong> terbit pertama kali pada 2017 dan<strong> </strong>terterakreditasi nasional dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Nomor<strong>: 200/M/KPT/2020.</strong></p> </td> </tr> </tbody> </table> <p> </p> en-US <p style="text-align: center;"><strong>JURNAL PANANGKARAN</strong> disebarluaskan dengan lisensi <a href="http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/" rel="license">Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerrivatives 4.0 International License</a>.</p> panangkaran@uin-suka.ac.id (Moh. Mufid) panangkaran@uin-suka.ac.id (-) Mon, 08 Dec 2025 00:00:00 +0700 OJS 3.3.0.8 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Islam Nusantara sebagai Paradigma Ustadz Hanan Attaki https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/panangkaran/article/view/3330 <p>Particularly in Indonesia, Islam Nusantara is a view initiated by Nahdlatul Ulama (NU) in response to geographical dispersion. Traditionalist Islam, also known as Islam Nusantara, is a Sufi-inspired orientation and is often generalized in NU discourse as Indonesian Islam, thereby ignoring the differences between the two. It is a hybrid form of Islam developed mainly in Java since the 16th century, which gradually blended with Javanese adat (customary law), Hinduism, Buddhism, and mystical practices. Through this argument, the phenomenon of hijrah, especially in Indonesia, has become the author's concern, one of which is the latest, namely the inclusion of Ustad Hannan Attaki in the largest organization in Indonesia, even the world, namely Nahdlatul Ulama. This study aims to describe aspects of Nahdlatul Ulama-style Islam Nusantara that can influence Ustad Hannan Attaki's views. This research is a type of descriptive qualitative research with various literature reviews. The results of this article show that the authority of Kiai as the main component of Nusantara Islam has influenced Ustad Hanan Attaki's thinking paradigm, especially through the figure of KH. Marzuki Mustamar. For Ustaz Hanan Attaki, KH. Marzuki is not only a representation of scientific <em>sanad</em>, but also a role model. He realizes that adhering to Ahlusunnah wal Jamaah is not enough without NU attachment, so allegiance to Nahdlatul Ulama is a form of commitment to peaceful da'wah.</p> Ahmad Hasan Copyright (c) https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/panangkaran/article/view/3330 Thu, 25 Dec 2025 00:00:00 +0700 Islam Kebangsaan Inklusif Formulasi Gagasan Islam Rahmat Lil 'Alamin dan Bhinneka Tunggal Ika https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/panangkaran/article/view/4256 <p>The era of globalisation has changed the way Indonesian society perceives the relationship between Islam and nationality. The flow of global information has expanded intercultural interactions but has also given rise to political polarisation, digital tribalism, and a crisis of social tolerance. This study, through a descriptive-reflective approach, seeks to reformulate the relevance of integrating the Islamic value of Raḥmatan li al-‘Ālamīn and the spirit of Bhinneka Tunggal Ika as an ethical paradigm in responding to the challenges of contemporary plurality. The results of the study gave birth to the concept of Inclusive National Islam, a religious paradigm that places compassion, justice, and universal humanity at the core of national morality. In socio-political practice, this idea is realised through a movement of religious moderation and the development of an ecosystem of moderation that fosters dialogue, critical reflection, and national solidarity. Thus, Inclusive National Islam is not only a conceptual offering but also a practical model that strengthens social cohesion and reinforces Indonesian civilisation rooted in Islamic spirituality and the spirit of diversity.</p> M. Sa'ad Alfanny, Kamal Yusuf; Fathonah K. Daud Copyright (c) 2025 https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/panangkaran/article/view/4256 Thu, 25 Dec 2025 00:00:00 +0700 Tahlilan dalam Budaya Islam: Antara Tradisi Keagamaan dan Transformasi Sosial-Ekonomi https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/panangkaran/article/view/4274 <p>Tahlilan is a tradition that has been embedded in the culture of the Indonesian Muslim community and is often considered an obligation in commemorating death. For some people, tahlilan is not only a religious activity, but also reflects the social dynamics of community interaction. In addition to its religious value, tahlilan tradition can also bring socio-economic impacts, especially for families who have financial limitations. The literature review research method was chosen in this study with the aim of analyzing the tahlilan tradition as an Islamic socio-cultural phenomenon that affects the lives of Indonesian people in religious, social and economic essence. By utilizing literature review, this research is able to explore the meaning of tahlilan in the religious traditions that develop in Indonesian society and examine the transformation of socio-economic pressures that affect tahlilan events. The results show that tahlilan can reflect the social dynamics of Indonesian society, but the socio-economic pressures that arise in holding tahlilan traditions often make sincerity in worship a little marginalized by a sense of obligation that is more cultural. However, with the advancement of economic lifestyles, in big cities tahlilan events have diminished. Although for some people, tahlilan has become an economic pressure due to the expense, it does not prevent them from carrying out this tradition.</p> Atik Rakhmi, Firman Robiansyah, Putri Rhamadani, Siti Anisa Copyright (c) 2025 Atik Rakhmi, Firman Robiansyah, Putri Rhamadani, Siti Anisa https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/panangkaran/article/view/4274 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0700 Relevansi Pendidikan Islam dalam Membangun Kepemimpinan Remaja di Era Digital https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/panangkaran/article/view/4554 <p>Kepemimpinan remaja di era digital menjadi isu penting karena perkembangan teknologi dan globalisasi memengaruhi pola pikir, interaksi, serta perilaku generasi muda. Kondisi ini melahirkan tantangan berupa derasnya arus informasi, penyebaran hoaks, tekanan media sosial, hingga melemahnya nilai moral dan karakter remaja. Rumusan masalah penelitian ini menitikberatkan pada pengaruh era digital terhadap pembentukan kepemimpinan remaja, tantangan yang dihadapi pendidikan Islam di tengah arus globalisasi, serta perannya dalam mengembangkan kecerdasan emosional, sosial, dan etika kepemimpinan. Selain itu, penelitian ini juga mengkaji bagaimana pendidikan Islam mampu merespons dampak negatif media sosial dan membentuk kepemimpinan remaja yang adaptif serta relevan dengan tuntutan zaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami peran pendidikan Islam dalam membangun kepemimpinan remaja dengan mengintegrasikan nilai agama dan keterampilan praktis sehingga mereka dapat tampil sebagai pemimpin yang bijak, adil, dan berintegritas. Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan dengan pendekatan kualitatif yang menelaah literatur mengenai pendidikan Islam dan kepemimpinan remaja di era digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan Islam tidak hanya dipahami sebagai sarana pengajaran agama, tetapi juga sebagai fondasi pembentukan karakter dan keterampilan sosial. Integrasi nilai-nilai Islam dengan kecakapan praktis dipandang mampu memberi arah bagi remaja dalam menghadapi arus digitalisasi, sehingga lahir kepemimpinan yang adaptif, visioner, dan bertanggung jawab di dunia nyata maupun maya.</p> Maryam Amalia, Ahmad Hasni, Nurhayati Nadra Copyright (c) 2025 https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/panangkaran/article/view/4554 Thu, 25 Dec 2025 00:00:00 +0700 Peran Nilai Dalihan Na Tolu terhadap Berdirinya Gereja HKBP Purwokerto dari Perspektif Teori Solidaritas Sosial Emile Durkheim https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/panangkaran/article/view/4565 <p>Penelitian ini menganalisis peran nilai <em>Dalihan Na Tolu</em> dalam pendirian Gereja HKBP Purwokerto dengan menggunakan perspektif teori solidaritas sosial Emile Durkheim. Penelitian ini menyoroti bagaimana sistem kekerabatan Batak Toba, yaitu <em>Dalihan Na Tolu </em>memfasilitasi pembentukan rasa kebersamaan dan solidaritas di antara anggota jemaat Gereja HKBP Purwokerto. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif ini adalah penelitian yang memiliki sifat deskriptif karena peneliti harus mendeskripsikan keadaan sosial. Pengumpulan data dari penelitian ini dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan <em>purposive sampling</em>. Temuan ini menegaskan bahwa<em> peran nilai Dalihan Na Tolu seperti </em>menjaga rasa hormat dan tata krama; meningkatkan tanggung jawab sosial; menjaga keharmonisan dalam masyarakat; dan mempererat persaudaraan atau kohesi sosial dalam menjalani kehidupan tentu sejalan dengan prinsip solidaritas sosial Emile Durkheim, secara khusus solidaritas mekanik di mana kesamaan latar belakang, kepercayaan, dan nilai-nilai budaya menciptakan ikatan sosial yang kuat dalam mendirikan Gereja HKBP Purwokerto.</p> Juan Gabriel, Tony Tampake, Gunawan Y.A. Suprabowo Copyright (c) 2025 https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/panangkaran/article/view/4565 Thu, 25 Dec 2025 00:00:00 +0700