https://ejournal.uin-suka.ac.id/saintek/IJMC/issue/feedINDONESIAN JOURNAL OF MATERIALS CHEMISTRY2024-10-28T17:20:21+07:00Didik Krisdiyantodidik_kris@yahoo.comOpen Journal Systems<p><strong>Indonesian Journal of Material Chemistry</strong> is a publisher that focuses on theoretical and experimental studies reporting on new understandings, applications, properties and synthesis of materials. This journal expects to be a journal with a strong history of publishing quality reports in an interdisciplinary community and providing efficient and continuous service through peer review and publication. This journal generally discusses the applications of materials in sustainable energy, biology, medicine, optical, magnetic and electronic equipment.</p>https://ejournal.uin-suka.ac.id/saintek/IJMC/article/view/4847SINTESIS ZEOLIT DARI ABU DASAR BATUBARA DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN MINYAK GORENG BEKAS2024-10-28T16:41:22+07:00Dimaz Fadhul Mukhlisdidik_kris@yahoo.comKhamidinal Khamidinaldidik_kris@yahoo.comMaya Rahmayantididik_kris@yahoo.comDidik Krisdiyantodidik_kris@yahoo.com<p>Telah dilakukan sintesis zeolit dari abu dasar batubara dan digunakan sebagai adsorben untuk meningkatkan kualitas minyak goreng bekas. Zeolit disintesis dari abu dasar batubara dengan menggunakan metode peleburan hidrotermal. Adsorbsi zeolit hasil sintesis terhadap minyak goreng bekas diukur dengan menghitung angka asam, angka penyabunan dan angka peroksida. Berdasarkan hasil karakterisasi FTIR abu dasar batubara telah berhasil ditranformasi menjadi zeolit dengan mengamati serapan karakteristik IR zeolit. Hasil karakterisasi XRD menunjukkan bahwa sintesis zeolit dari abu dasar batubara menghasilkan beberapa jenis zeolit antara lain zeolit faujasit, zeolit faujasit –Y, zeolit cancrinit, dan zeolit Y namun, mayoritas zeolit yang terbentuk adalah zeolit faujasit. Hasil adsorbsi zeolit sintesis dalam minyak goreng memberikan pengaruh terhadap angka asam, angka penyabunan dan angka peroksida. Nilai angka asam turun dari 2,9172 mg OH/g menjadi 0,3366 mg OH/g; angka penyabunan naik dari 90,882 mg KOH/g menjadi 196,911 mg KOH/g; dan angka peroksida turun dari 20,8 meq/g menjadi 0,8 meq/g.</p>2024-10-28T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Dimaz Fadhul Mukhlis, Khamidinal Khamidinal, Maya Rahmayanti, Didik Krisdiyantohttps://ejournal.uin-suka.ac.id/saintek/IJMC/article/view/4848ADSORPSI ZAT WARNA METHYL ORANGE MENGGUNAKAN ZEOLIT DARI ABU DASAR BATUBARA2024-10-28T16:51:04+07:00Lina Kamaliadidik_kris@yahoo.comKhamidinal Khamidinaldidik_kris@yahoo.comImelda Fajriyatididik_kris@yahoo.comDidik Krisdiyantodidik_kris@yahoo.com<p>Telah dilakukan penelitian adsorpsi zat warna methyl orange menggunakan zeolit abu dasar batubara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik zeolit hasil sintesis dan kesetimbangan adsorpsi, kinetika adsorpsi dan termodinamika adsorpsi zeolit terhadap pewarna methyl orange. Karakterisasi gugus fungsional zeolit menggunakan Spektrofotometer FT-IR dan kristalinitas menggunakan Difraktometer Sinar-X. Kajian adsorpsi zeolit terhadap methyl orange dilakukan pada variasi pH methyl orange range 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8, variasi waktu kontak adsorpsi yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 10, 15, 20, 25, 35, 45, 55, 65, 75, 85, 95, 105, 115, 125, dan 135 menit, variasi konsentrasi yaitu 10, 20, 50, dan 100 mg/L dan variasi temperatur yaitu 28, 35, 45, dan 55 0C. Hasil karakterisasi sintesis zeolit dari abu dasar batubara menggunakan karaterisasi X-Ray Diffraction dan Fourier Transform Infra Red menunjukkan bahwa zeolit hasil sintesis mempunyai struktur material zeolit faujasit yang ditunjukkan dengan puncak utama yaitu 6,2940; 26,8950; dan 31,1900. Adsorpsi zeolit terhadap methyl orange terjadi pada pH 2, kesetimbangan adsorpsi cenderung mengikuti pola isoterm Freundlich dengan kapasitas adsorpsi (n) yaitu 2,392x10-3 mol/L dan konstanta Freundlich (K) yaitu 1,803x10-4 mol/g. Kinetika adsorpsi cenderung mengikuti pseudo orde dua dengan nilai konstanta laju reaksi (k) yaitu 1,866 (g/mg min) dan kapasitas adsorpsi (qe) yaitu 10,341. Termodinamika adsorpsi membuktikan bahwa pembentukan sistem adsorpsi adsorben dengan adsorbat bersifat spontan ditunjukkan dengan nilai ∆G0 (8.825,652 Kj/mol), ∆H0 (-0,2485 Kj/mol), dan ∆S0 (+29,058 Kj/mol).</p>2024-10-28T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Lina Kamalia, Khamidinal Khamidinal, Imelda Fajriyati, Didik Krisdiyantohttps://ejournal.uin-suka.ac.id/saintek/IJMC/article/view/4849SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT Fe3O4-MONMORILONIT YANG DIDAPATKAN DARI LEMPUNG ALAM2024-10-28T17:00:41+07:00Shelly Agustiningrum Adhe Faizalendaruji@yahoo.comEndaruji Sedyadiendaruji@yahoo.com<p>Telah dilakukan sintesis dan karakterisasi komposit fe3o4-monmorilonit yang didapatkan dari lempung alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik komposit Fe3O4-montmorilonit yang disintesis dengan metode kopresipitasi dengan atmosfer N2 dan mengetahui pengaruh waktu dan suhu terhadap karakteristik komposit Fe3O4-montmorilonit. Karakterisasi gugus fungsional zeolit menggunakan Spektrofotometer FT-IR dan kristalinitas menggunakan Difraktometer Sinar-X. Prinsip kerja dari penelitian ini adalah disintesisnya suatu nanokomposit Fe3O4-montmorilonit yang digunakan untuk mengadsorpsi logam berat. Pembuatan komposit ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas adsorben sehingga dapat menyederhanakan proses pemisahan dan pemisahan dapat lebih baih dari material semula yang belum digabungkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Karakter komposit Fe3O4-montmorilonit yang diperoleh dari metode kopresipitasi berwarna coklat kehitaman dan memiliki kekuatan magnet yang kuat. Karakter terbaik komposit Fe3O4-montmorilonit diperoleh pada perbandingan konsentrasi [Fe3+]/[Fe2+]=1:1 dengan hasil berat 4,11 gram, berwarna coklat kehitaman dan memiliki puncak Fe3O4 terbanyak. Semakin banyak atau sedikit komsentrasi [Fe3+]/[Fe2+] akan mempengaruhi jenis oksida besi yang terbentuk. Hasil terbaik juga diperoleh pada temperatur 70⁰C, pada temperatur ini tidak terbentuk senyawa maghemit (γ-Fe2O3).</p>2024-11-29T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Shelly Agustiningrum Adhe Faizal, Endaruji Sedyadihttps://ejournal.uin-suka.ac.id/saintek/IJMC/article/view/4850PENGARUH PENAMBAHAN LEMPUNG DENGAN JENIS BERBEDA PADA SINTESIS KOMPOSIT MAGNETIT (Fe3O4) LEMPUNG2024-10-28T17:04:35+07:00Zaud Alzakyendaruji@yahoo.comEndaruji Sedyadiendaruji@yahoo.com<p>Telah dilakukan studi Pengaruh Penambahan Lempung Dengan Jenis Berbeda Pada Sintesis Komposit Magnetit (Fe3O4) Lempung. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh massa lempung dalam sintesis komposit magnetit-lempung, pengaruh jenis lempung dalam sintesis komposit magnetit-lempung dan Mengetahui pengaruh temperatur reaksi dalam sintesis komposit magnetit-lempung. Karakterisasi gugus fungsional zeolit menggunakan Spektrofotometer FT-IR dan kristalinitas menggunakan Difraktometer Sinar-X. Prinsip kerja dari penelitian ini adalah disintesisnya suatu nanokomposit Fe3O4-montmorilonit yang digunakan untuk mengadsorpsi logam berat. Pembuatan komposit ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas adsorben sehingga dapat menyederhanakan proses pemisahan dan pemisahan dapat lebih baih dari material semula yang belum digabungkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Karakter terbaik dari Fe3O4 variasi jenis bentonit diperoleh pada komposit Fe3O4-montmorilonit dengan puncak Fe3O4 terbanyak. Karakter terbaik dari komposit Fe3O4-montmorilonit variasi gram montmorilonit diperoleh pada variasi 3 gram montmorilonit</p>2024-10-28T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Zaud Alzaky, Endaruji Sedyadihttps://ejournal.uin-suka.ac.id/saintek/IJMC/article/view/4851PREPARASI KULIT ALPUKAT (Persea americana Mill) SEBAGAI ZAT WARNA ALAMI INDUSTRI BATIK DENGAN FIKSATOR JERUK NIPIS2024-10-28T17:13:45+07:00Diana Zumratul Khairamaya.rahmayanti@uin-suka.ac.idMaya Rahmayantimaya.rahmayanti@uin-suka.ac.idSusy Yunita Prabawatimaya.rahmayanti@uin-suka.ac.idIka Qurrotul Afifahmaya.rahmayanti@uin-suka.ac.id<p>Kulit buah alpukat mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu senyawa tanin. Senyawa tanin dapat dimanfaatkan sebagai zat warna alami industri batik yang menghasilkan warna coklat. Metode yang digunakan untuk menghasilkan zat warna adalah ekstraksi maserasi. Ekstraksi maserasi dilakukan selama 3 x 24 Jam dengan perbandingan 1 : 10 pada variasi pelarut H2O, etanol 96% dan NaOH 1M. Uji kualitatif pada ekstrak senyawa tanin yaitu mereaksikan ekstrak dengan FeCl3 yang menghasilkan kompleks berwarna coklat kehitaman karena membentuk senyawa kompleks. Rendemen hasil ekstrak senyawa tanin berturut-turut 53,34% dengan pelarut H2O, 62,18% dengan pelarut etanol 96% dan 47,81% dengan pelarut NaOH 1M. Kadar total tanin dari uji kuantitatif berturut-turut adalah 59,03 mg/L dengan pelarut H2O, 65,09 mg/L dengan pelarut etanol 96% dan 36,90 mg/L dengan pelarut NaOH 1M. Uji ketahanan luntur zat warna terhadap gosokan kering dan basah dengan variasi konsentrasi fiksator jeruk nipis menghasilkan nilai ketahanan warna yang baik dengan nilai rata 4 hingga 4-5. Hasil tersebut sesuai dengan SNI ISO 105-X12:2016 dan SNI ISO 105-A03:2010.</p>2024-10-28T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Diana Zumratul Khaira, Maya Rahmayanti, Susy Yunita Prabawati, Ika Qurrotul Afifahhttps://ejournal.uin-suka.ac.id/saintek/IJMC/article/view/4852SINTESIS ZEOLIT DAN ZEOLIT TERMODIFIKASI DITIZON DARI ABU DASAR BATUBARA2024-10-28T17:20:21+07:00Mumuh Muhammad Abdul Muhshididik_kris@yahoo.comKhamidinal Khamidinaldidik_kris@yahoo.comDidik Krisdiyantodidik_kris@yahoo.comImelda Fajriatididik_kris@yahoo.com<p>Sintesis zeolit dan zeolit termodifikasi ditizon dari abu dasar batubara melalui metode peleburan hidrotermal telah berhasil di lakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakterisik abu dasar, mengetahui karakteristik zeolit yang disintesis dari abu dasar batu bara dengan metode peleburan hidrotermal, dan mengetahui pengaruh adsorbsi zeolit terhadap logam Ca. Sampel abu dasar yang telah dilebur dengan NaOH kemudian dipanaskan pada suhu 100 ºC selama 24 jam. Padatan hasil hidrotermal kemudian dinetralkan dengan akuades dan dikeringkan pada suhu 100 ºC selama 1 jam. Karakterisasi pada zeolit sintesis dan zeolit termodifikasi ditizon dilakukan dengan menggunakan XRF, FTIR, XRD, dan GSA. Parameter yang diteliti meliputi pengaruh waktu kontak, konsentrasi awal dan suhu dengan menggunakan metode batch. Hasil karakterisasi abu dasar dengan XRF diketahui kandungan Si sebanyak 82,01% dan Al sebanyak 8,54%. Karakterisasi dengan XRD menunjukkan telah terbentuknya zeolit dengan struktur menyerupai zeolit X, zeolit A, zeolit sodalit. Adapun dengan FTIR, zeolit termodifikasi ditizon ditandai adanya gugus –NH dan – SH. Hasil GSA menunjukkan penambahan ditizon dapat menyebabkan turunnya luas permukaan spesifik zeolit sintesis dari 160,262 m2/g menjadi 69,609 m2/g, berdasarkan model kinetika adsorpsi zeolit sintesis dan zeolit ditizon mengikuti model kinetika pseudo orde kedua dengan nilai R2 masing-masing 0,9989 dengan konstanta laju adsorpsi masing-masing adalah 0,021 g/mg.min-1 dan 0,010 g/mg.min-1. Kesetimbangan adsorpsi ion Ca mengikuti model isoterm Freunlich dengan nilai konstanta adsorben zeolit sintesis sebesar 3,178 dan zeolit termodifikasi ditizon sebesar 2,525).</p>2024-10-28T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Mumuh Muhammad Abdul Muhshi, Khamidinal Khamidinal, Didik Krisdiyanto, Imelda Fajriati