POHON KURMA YANG MENANGIS DAN SESAJEN DI POHON BERINGIN : KRITIK RADIKAL EKOTEOLOGI ISLAM DAN AGAMA LOKAL PADA ANTROPOSENTRISME

Authors

  • Zulfikar Riza Hariz Pohan STIT Hamzah Fansuri Subulussalam Aceh

Keywords:

Antroposentrisme, Islam, Masyarakat Adat (Indigenous Paradigm), Relasi Intersubjektif, Fiqh Lingkungan.

Abstract

Di dalam tradisi Islam, terdapat teks-teks dialog antara Nabi Muhammad dengan batu dan pohon kurma yang menangis atau gunung Uhud yang dipuji oleh Sang Nabi. Di sisi lain, tradisi umum di masyarakat adat-agama leluhur (indigenous religions paradigm) seluruh Indonesia dalam berdialog dengan pohon, gunung, laut dan sungai menggunakan sesajen, kenduri atau seserahan dalam tujuan penghormatan pada alam. Pada studi agama, paradigma tersebut dinamai sebagai relasi intersubjektif (inter-subjective relation), sebuah kepercayaan horizontal bahwa manusia bukanlah pusat dari kehidupan, melainkan ada relasi setara di samping manusia seperti tetumbuhan, tanah, binatang dan partikel-partikel lainnya yang juga turut menentukan nasib manusia. Sehingga, pada masyarakat Islam tradisional, sesajen, kenduri sawah dan kenduri laut dianggap bagian dari rasa syukur dan terus menghormati alam tanpa merusak keimanan. Hal tersebut bertentangan dengan sikap antroposentrisme yang menjadikan manusia sebagai pusat ekosistem. Konsep antroposentrisme kemudian digunakan sebagai alat untuk mengeksploitasi hutan, sungai dan laut. Antroposentrisme menyusup dalam kalangan sebagian umat Islam yang berjodoh dengan gerakan modernisasi serta puritanisasi, sebagian kalangan Muslim melarang keras sesajen, kenduri dan dialog intersubjektif lainnya. Konsep relasi intersubjektif alpa dalam pembentukan sistem fiqh lingkungan di kalangan umat Islam, sehingga perlindungan terhadap lingkungan hanya berdasarkan kesadaran satu arah tanpa memberikan peran dan posisi penting bagi alam sebagai penentu dari nasib manusia kedepannya. Studi ini dilakukan dengan pengumpulan data secara fenomenologis dari studi literasi. Harapan dari penelitian ini untuk memperkaya gagasan fiqh lingkungan progresif dalam Islam sesuai dengan perkembangan sains dan filsafat.

Downloads

Published

2023-02-28