IBNU TAIMIYAH BUKAN SEORANG MUJASSIMAH? TELAAH ATAS AYAT-AYAT TAJSIM
Keywords:
Tajsim, Ibnu Taimiyah, Asy’ari, SalafiAbstract
Perdebatan di kalangan ulama terkait status Ibnu Taimiyah apakah termasuk Ahlussunnah atau bukan masih ramai hingga saat ini. Hal itu dikarenakan terdapat beberapa pemikirannya yang dinilai kontroversi oleh sebagian ulama. Pada waktu yang sama sebagian yang lainnya melihat hal tersebut sebagai bentuk ijtihad, dalam ajaran Islam jika benar akan mendapat dua pahala, dan jika salah mendapatkan satu kebaikan. Diantara yang memasukkannya bersama golongan Ahlussunnah wal Jamaah adalah Ahmad al-Tayyib; Grand Syaikh al-Azhar saat ini, dalam karyanya yang berjudul al-Azhar al-Syarif wa Wahdatu al-Muslimin. Padahal secara kelembagaan al-Azhar yang bermazhab Asy’ari tidak jarang berbeda pandangan dengannya yang menganut mazhab Hambali. Bahkan Mansur Muhammad Mahmud seorang Azhari yang diutus ke Libya secara terang-terangan menulis Ibnu Taimiyah Laisa Salafiyyan (Ibnu Taimiyah Tidak Berpaham Salaf) sebagai judul bukunya. Dalam penelitian ini, penulis menjelaskan pemikiran dan tafsir Ibnu Taimiyah serta muridnya Ibnu al-Qayyim atas ayat-ayat Shifat yang berkaitan dengan Jism (bentuk) Allah SWT, dan dimana Ia berada. Selain pemikiran keduanya, dalam penelitian ini juga disertakan pembelaan al-Kurani (wafat 1101 H), ulama besar Madinah yang bermazhab Asy’ari atas pemikiran keduanya. Diharapkan dengan ditulisnya penelitian ini umat Islam dapat menjadi lebih inshaf dalam menilai Ibnu Taimiyah dan muridnya Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah.