https://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/moderasi/issue/feedJurnal Moderasi2024-12-28T20:53:14+07:00Shofiyullah Muzammilshofiyullah.mz@uin-suka.ac.idOpen Journal Systems<p>Journal Name <strong> <strong>Jurnal Moderasi: <strong>The Journal of Ushuluddin, Islamic Thought, and Muslim Societies</strong></strong></strong></p> <p>ISSN <strong><a href="https://issn.lipi.go.id/terbit/detail/20211203451264911" target="_blank" rel="noopener">2809-2376</a> (p) ; <a href="https://issn.lipi.go.id/terbit/detail/20211203331285926" target="_blank" rel="noopener">2809-221X</a> (e)</strong></p> <p>Editor in Chief <strong> <a href="http://afi.uin-suka.ac.id/id/page/detil_dosen/197105282000031001-Shofiyullah-MZ" target="_blank" rel="noopener">Shofiyullah Muzammil</a></strong></p> <p>Publisher <strong> <a href="http://ushuluddin.uin-suka.ac.id" target="_blank" rel="noopener">Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta</a></strong></p> <p>Frequency <strong>2 kali dalam setahun (Januari-Juni dan Juli-Desember)</strong></p> <p> </p> <p><strong>Jurnal Moderasi: The Journal of Ushuluddin, Islamic Thought, and Muslim Societies </strong>adalah jurnal akademik yang didedikasikan untuk menerbitkan artikel-artikel akademik berkualitas peneliti muda (mahasiswa S1, S2, dan S3). Jurnal ini dikeluarkan oleh Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Redaksi menerima tulisan di bidang ilmu-ilmu Ushuluddin, meliputi Akidah dan Filsafat Islam, Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Ilmu Hadis, Sosiologi Agama, Antropologi Agama, Studi Agama-agama, dan Politik Islam dan Muslim Societies.</p> <p><strong>Jurnal Moderasi: The Journal of Ushuluddin, Islamic Thought, and Muslim Societies </strong>in an academic journal that is dedicated to publishing hight quality articles from young researchers (students of S1, S2, and S3). This journal is produced by the Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. We invite manuscripts within the disciplines of Ushuluddin that includes Islamic Philosophy, Qur'an and Tafsir Studies, Hadith Studies, Sociology of Religion, Anthropology of Religion, Religious Studies and Politic Islam and Muslim Societies</p>https://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/moderasi/article/view/3743MODERASI BERAGAMA AULAWIYAH DALAM AL-QURAN: Sebuah Kerangka Hal-Hal Prioritas2022-06-11T00:12:55+07:00farhan 123ansyahdenidamanik@gmail.com<p><strong>Abstrack</strong></p> <p> </p> <p>Pembangunan moderasi beragama tetap terus dilakukan, sejumlah pemahaman tentang apa itu moderasi beragama juga terus diperluas. Oleh karenanya moderasi beragama ini bukan hanya terfokus kepada tasamuh (toleransi), tawazzun (seimbang) dan juga tawassuth (pertengahan). Akan tetapi ada juga ‘’aulawiyah’’ (mendahulukan yang perioritas). Dan sejauh pencarian penulis, belum banyak tulisan yang menmbaha tentang konsep ‘’aulawiyah’’ dalam moderasi beragama ini. Di sini penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan ataupun literature yang mana dari berbagai referensi literature penulis bisa menyelesaikan konsep tersebut. Dan dalam al-Quran ternyata ada tentang konsep moderasi beragama ‘’aulawiyah’’ bahwasannya al-Quran memiliki konsep: (1)‘’aulawiyah fi ad-din’’,(2)‘’aulawiyah fi wathoni wa umumi, (3) ‘’aulawiyah fi akhirah ‘an ad-dunya, (4) ‘’aulawiyah fi taghayyiril ahkam.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: moderasi, aulawiyah</p> <p><br /><br /></p>2024-12-28T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 farhan 123https://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/moderasi/article/view/5341MODERASI KEBERAGAMAAN MUHAMMADIYAH DALAM MENJAWAB ETIKA GLOBAL, ETIKA SOSIAL, DAN PERSAUDARAAN UMAT MANUSIA2024-02-23T08:36:29+07:00M. Islahuddinislahuddin171@gmail.com<p><em>Fenomena global telah membawa perubahan besar terutama bagi keberagamaan. Agama menjadi sasaran empuk bagi beragam kekacauan yang timbul dari serangan dunia global. Seorang teolog yang juga pegiat kritik modernitas, Hans Kung menggagas kesatuan ide etis yang dianggap menjadi konsep ideal untuk menjawab kekacauan dunia saat ini dengan landasan dari nilai agama. Penulis berusaha mendudukan kembali gagasan ini melalui sudut pandang Muhammadiyah sebagai organisasi yang kerap menyuarakan moderatisme sebagai jawaban atas problematika keumatan global, sekaligus menjawab sumbangan ideology Hans Kung dalam diskursus keilmuan keagamaan. Penulisan ini menggunakan metode kajian pustaka yang bersifat deskkriptif-analitis dengan hasil penelitian bahwa konsep etika global oleh Hans Kung telah menyumbang respon bagi kalangan agamawan untuk kembali mengaktifkan nilai-nilai toleransi dalam beragama. Namun, beberapa kajian pokok dalam etika global dinilai tidak cocok bagi idealisme Muhammadiyah karena perbedaan tolak ukur kebenaran yang berorientasi pada penilaian manusia, yang menurut Muhammadiyah tidak bersifat mutlak. Rumusan etika global maupun social yang digagas oleh Kung telah membuka celah plural dan sikap pesimistik dalam beragama yang jauh dengan cita-cita Muhammadiyah.</em></p>2024-12-28T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 M. Islahuddinhttps://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/moderasi/article/view/6002MELIHAT JIN PERPSEKTIF AT-TAHRIR WA AT-TANWIR DAN RUH AL-BAYAN FI TAFSIR AL-QUR'AN 2024-12-26T20:24:50+07:00Turkey Al Zhafirzhafirturkey@gmail.com<p><strong>Abstract</strong></p> <p>This article tries to discuss the views of two contemporary mufassirs, Muhammad Thahir Ibn Ashur and Ismail Haqqi through two different manhaj (adaby and isyari) in their major works, at-Tahrir wa at-Tanwir and Ruh al-Bayan as a form of response to the phenomenon of indigo children who are considered capable of seeing invisible creatures (jinn). The conclusion that results from both interpretations is the same, namely that humans cannot see jinn or subtle beings with the naked eye although there are differences in illat or reasons for the inability of human vision to achieve it.</p> <p><strong>Keywords:</strong> Indigo, Jinn, Ibnu Ashur, Ismail Haqqi</p>2024-12-28T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Turkey Al Zhafirhttps://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/moderasi/article/view/6010Rekonstruksi Pendidikan Agama Formal Bagi Penghayat Kepercayaan Di Indonesia2024-12-28T15:56:02+07:00anaul Islamanaulislam176@gmail.com<p><strong>Abstrak </strong></p> <p>Pendidikan agama formal bagi penghayat kepercayaan dalam kurikulum pembelajaran di Indonesia menjadi kebutuhan mendesak di tengah tantangan globalisasi dan kompleksitas sosial-budaya. Penelitian ini mengkaji urgensi, pendekatan, dan tantangan dalam pemberlakuan pendidikan formal untuk penghayat kepercayaan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, terdapat upaya yang dilakukan dengan mengeluarkan Permendikbud Nomor 27 Tahun 2016 Sebagai Bentuk Solusi Atas Diskriminasi Pada Siswa Penghayat Kepercayaan. Hanya saja yang perlu digarisbawahi adalah, adanya perbedaan yang cukup banyak antar aliran penghayat yang ada di Indonesia. Ketika berbicara perihal nilai-nilai religius untuk pendidikannya maka tidak cocok ketika harus disatukan secara global. Masing-masing aliran penghayat kepercayaan memiliki entitas dan nilai-nilainya tersendiri yang akan berbeda satu sama lainnya. Terdapat alternatif yang dapat dipertimbangkan untuk mengatasinya, yaitu dengan cara merangkul sekolah adat untuk bekerjasama dengan sekolah formal. Sekolah adat merupakan bentuk sekolah informal yang didirikan pada suatu daerah tertentu oleh masyarakatnya. Basis dari sekolah ini adalah kearifan lokal yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan agar dapat dikenalkan kepada anak-anak maupun masyarakat luas.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Pendidikan Agama, Penghayat Kepercayaan, Rekonstruksi, Indonesia</p>2024-12-28T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 anaul Islamhttps://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/moderasi/article/view/3697PLURALISME DALAM ISLAM: KONSEP DAN PRAKTIK MASA NABI MUHAMMAD SAW2022-06-16T20:45:52+07:00Bayu Bintorobayubintoro9@gmail.com<p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Konflik kekerasan yang terjadi pada dunia Islam menimbulkan persepsi yang buruk terhadap umat Islam. pada dasarnya Islam tidak mengajarkan tentang kekerasan, baik dengan sesama muslim maupun dengan pemeluk agama lain. Selain itu, Islam mengajarkan untuk saling menghormati terhadap sesama dan mencintai seluruh makhluk (rahmatan lil alamin). Namun, pada realitasnya masih banyak terjadi kekerasan antar sesama yang disebabkan banyak hal, termasuk pemahaman terhadap ajaran agama yang diyakini. Oleh sebab itu, menarik untuk dikaji kembali tentang pluralisme dalam Islam.</p> <p> <strong>Kata Kunci: </strong>Pluralisme, Nabi Muhammad SAW</p>2024-12-28T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Bayu Bintorohttps://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/moderasi/article/view/5593THE CONCEPT OF AL-'ILM AL-USHULIY: THE SIGNIFICANCE OF USHUL FIQH IN THE UNITY OF SCIENCE PARADIGM2024-07-11T19:40:52+07:00ILHAM MAJID Majidilham.majid070698@gmail.comAhmad Zukhruf Nafis K Zukhruf zukhrufnafiz@gmail.com<p><strong>Abstract</strong></p> <p>This research aims to explore the significance of Ushul Fiqh within the paradigm of the unity of knowledge (Unity of Science), focusing on the integration between Islamic law and other sciences. The main concern is how Ushul Fiqh can provide a holistic theoretical foundation for religious values such as wisdom, justice, and public welfare in everyday life. This study employs a qualitative method with a descriptive-analytical approach, utilizing a literature review to explore the meaning, perception, and complex context within a research framework. Key findings indicate that Ushul Fiqh plays a crucial role in understanding the fundamentals of Islamic law and integrating religious aspects, reason, and practical experience in life. This research aims to identify and analyze the principles of Ushul Fiqh that can support the integration of various scientific disciplines and assess their relevance in the context of contemporary knowledge. The unity of knowledge in this research refers to efforts to amalgamate various disciplines into an interconnected entity. This involves integrating Islamic law (Ushul Fiqh) with other sciences, such as logic, Arabic grammar, theology, jurisprudence, and Qur'anic and Hadith studies. In this context, the unity of knowledge aims to create coherence among various branches of knowledge to provide a holistic understanding of religious values such as wisdom, justice, and public welfare in everyday life.</p> <p><strong>Keywords</strong>: Ushul Fiqh, Significance, Paradigm, Unity of Science</p>2024-12-22T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 ILHAM MAJID Majid, Ahmad Zukhruf Nafis K Zukhruf