Jurnal Sosiologi Reflektif

KERUKUNAN HIDUP ANTAR UMAT BERAGAMA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG LOLOAN, JEMBRANA, BALI

Authors

  • Sabarudin Sabarudin
    UIN Sunan Kalijaga
  • Mahmud Arif

Downloads

Article Galley

Additional Files

Supplementary Files

DOI https://doi.org/10.14421/jsr.v14i1.1722
Page: 1-26
1588 views
1310 PDF Downloads
684 PDF Downloads

How to Cite

KERUKUNAN HIDUP ANTAR UMAT BERAGAMA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG LOLOAN, JEMBRANA, BALI. (2019). Jurnal Sosiologi Reflektif, 14(1), 1-26. https://doi.org/10.14421/jsr.v14i1.1722

Abstract

Diversity is the reality of Indonesian life, whether ethnically, linguistically, culturally, or religiously. In that context, examining the diversity of Balinese society is certainly very interesting considering it is not just a "reality", but also a necessity and a need. Thus, the pockets of community diversity become an important benchmark because it is like a seeding ground for pluralism and the articulative medium of community experimentation in addressing differences. This is where the attractive village of Loloan Jembrana as a village that is predominantly Muslim in the midst of strong Hindu influence. This village can be a picture of a plural-culturally religious community life. The village has a historical uniqueness and local wisdom that has managed to glue the knot of interfaith togetherness.

Keragaman adalah realitas kehidupan bangsa Indonesia, baik secara etnis, bahasa, budaya, ataupun agama. Dalam konteks itu, menelisik keragaman masyarakat Bali tentu sangat menarik mengingat ia tidak sekedar sebuah “kenyataan”, melainkan juga sebuah kemestian dan kebutuhan. Dengan demikian, kantong keragaman masyarakat menjadi tolok ukur penting karena ia ibarat tempat penyemaian benih pluralisme dan medium artikulatif eksperimentasi masyarakat dalam menyikapi perbedaan. Di sinilah menariknya Kampung Loloan Jembrana sebagai sebuah desa yang mayoritas penduduknya Muslim di tengah kuatnya pengaruh Hindu. Kampung ini bisa menjadi gambaran kehidupan masyarakat yang plural secara kultur-keagamaan. Kampung itu memiliki keunikan historis dan kearifan lokal yang selama ini berhasil merekat simpul kebersamaan lintas iman.

Keywords:

Local wisdom, Balinese Exoticism, Loloan Village, The Knot of Togetherness

References:

Afif Muhammad, 2013. Agama dan Konflik Sosial: Studi Pengalaman di Indonesia, Bandung: Marja.

Alef Theria Wasim, dkk. (ed), 2005. Harmoni Kehidupan Beragama: Problem, Praktik dan Pendidikan, Yogyakarta: Oasis.

Alo Liliweri, 2014. Pengantar Studi Kebudayaan, Bandung: Nusa Media.

Anthony Reid, 2015. “Pluralisme Agama Sebagai Tradisi Asia”, dalam

Bernard Adeney-Risakotta (ed.), Mengelola Keragaman di Indonesia: Agama dan Isu-Isu Globalisasi, Kekerasan, Gender, dan Bencana di Indonesia, terj. Gunawan Admiranto, dkk., Bandung: Mizan.

Azyumardi Azra, 2002. Reposisi Hubungan Agama dan Negara: Merajut Kerukunan Antarumat, Jakarta: Buku Kompas.

Bahtiar Effendy, 2001b. Masyarakat, Agama dan Pluralisme Keagamaan, Yogyakarta: Galang Press.

Burhanuddin, Y.M. 2008. Bali yang Hilang: Pendatang, Islam dan Etnisitas di Bali, Yogyakarta: Impulse Kanisius.

Chris Barker, 2000. Cultural Studies: Teori dan Praktik, Yogyakarta: Bentang.

Deni Miharja, 2013. “Adat, Budaya dan Agama Lokal: Studi Gerakan Ajeg Bali Hindu Bali”, Kalam Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam, Vol. 7 Nomor 1.

Dwipayana, AAGN Ari (ed), 2012. Bulan Sabit di Pulau Dewata: Jejak Kampung Islam Kusamba-Bali, Yogyakarta: CRCS UGM.

Elizabeth K. Nottingham, 1997. Agama dan Masyarakat, terjemahan

Abdul Muis N., Jakarta: Rajawali Press.

Faisal Islam, 2000. “Memberdayakan Kearifan Lokal dalam Mencegah Konflik Komunal”, Makalah (dimuat dalam situs dakwah.uin-suka.ac.id, diunduh pada 28/3/2017).

Indriana Kartini, “Dinamika Kehidupan Minoritas Muslim di Bali”, Jurnal Masyarakat Indonesia, Edisi XXXVII/No.2/2011.

Joko Tri Haryanto, 2013. “Kontribusi Ungkapan Tradisional dalam Membangun Kerukunan Beragama”, Jurnal Walisongo UIN Semarang (Vol. 21, No. 2).

Meredith B. McGuire, 1992. Religion: The Social Context, California: Wadsworth Publishing.

Mudji Sutrisno SJ, 2014. Membaca Rupa Wajah Kebudayaan, Yogyakarta: Kanisius.

Mudji Sutrisno & Hendar Putranto (ed), 2005. Teori-Teori Kebudayaan, Yogyakarta: Kanisius.

Mujiburrahman, 2008. Mengindonesiakan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sumarti, Titik MC, “Interaksi dan Struktur Sosial” dalam Nasdian, Fredian Tonny (ed), 2015. Sosiologi Umum, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Nengah Bawa Atmadja, 2010. Ajeg Bali: Gerakan, Identitas Kultural, dan Globalisasi, Yogyakarta: LKiS.

Nengah Bawa Atmadja, 2010. Genealogi Keruntuhan Majapahit: Islamisasi, Toleransi, dan Pemertahanan Agama Hindu di Bali, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Paulus Wirutomo, dkk., 2012. Sistem Sosial Indonesia, Jakarta: UI Press.

Purna, I Made, 2016. “Kearifan Lokal Masyarakat Desa Mbawa dalam Mewujudkan Toleransi”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 1, Nomor 2 Agustus.

Pip Jones, 2010. Pengantar Teori-Teori Sosial, terj. A.F. Saefudin, Jakarta: Obor.

Riaz Hassan, 2006. Keragaman Iman: Studi Komparatif Masyarakat Muslim, terjemahan Jajang Jahroni dkk., Jakarta: Rajagrafindo Persada Press.

Potter, W. James, 1996. An Analysis of Thinking and Research about Qualitative Methods, New Jersey: Lawrence Erlbaum Association.

R. Siti Zuhro, dkk., 2009. Demokrasi Lokal: Perubahan dan Kesinambungan Nilai-Nilai Budaya Politik Lokal di Jawa Timur, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan dan Bali, Yogyakarta: Ombak.

Suprapto, 2010. Semerbak Dupa di Pulau Seribu Masjid, Jakarta: Kencana.

Sutiyono, 2010. Benturan Budaya Islam: Puritan dan Sinkretis, Jakarta: Kompas.

Udasmoro, Wening (ed), 2017. Dari Doing ke Undoing Gender: Teori dan Praktik dalam Kajian Feminisme, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.