Gender Equality and Social Inclusion (GESI) Pada Dua Sekolah Inklusi Di Ponorogo
DOI:
https://doi.org/10.14421/musawa.2020.192.141-156Keywords:
Gender Equality, Social Inclusion, Inclusive SchoolAbstract
Sekolah Luar Biasa (SLB) yang didirikan untuk membantu Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam mengakses pendidikan, ternyata di sisi lain menjadikan anak-anak ini terkelompokkan berdasar pada kategorisasi kekhususannya, sehingga mereka menjadi eksklusif. Hal ini berbeda dengan pendidikan inklusif yang memberikan kesempatan kepada semua anak untuk belajar bersama-sama di sekolah umum. Kesempatan belajar tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan keragaman dan kebutuhan serta peran gender masing-masing individu. Paperini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran bernuansa Gender Equality and Social Inclusion ( GESI)di sekolah inklusi di Ponorogo. Analisis difokuskan pada aspek akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat dalam pembelajaran di sekolah tersebut. Tahapan paperdimulai dari pengumpulan data (observasi, wawancara, dan dokumentasi), analisis data yang meliputi tahapan reduksi data, paparan data dan verifikasi data serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menyatakan bahwa pembelajaran bernuansa GESI diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan cara memperhatikan kebutuhan dan kemampuan siswa yang beragam terutama pada siswa berkebutuhan khusus dan tanpa membeda-bedakan antara peran laki-laki dan perempuan.
[The Special School (SLB), which was established to assist Children with Special Needs (ABK) in accessing education, in fact makes these children were grouped into their specificity so that they become exclusive. This is different with inclusive education, which provides opportunities for all children to learn together in public schools. These learning opportunities are implemented by considering each individual’s diversity and needs and gender roles. This study aims to describe learning process with Gender Equality and Social Inclusion (GESI) in inclusive schools in Ponorogo. The analysis focuses on access, participation, control, and benefits in learning at the school. The research stages began with data collection (observation, interviews, and documentation), data analysis that included data reduction, data exposure, data verification, and conclusion. The study results that GESI-style learning is applied in learning by paying attention to students’ various needs and abilities, especially students with special needs, without differentiating between men’s and women’s roles.]
Downloads
References
Ariastuti, Reni, dan Vitri Dyah Herawati. “Optimalisasi Peran Sekolah Inklusi.” Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, Vol. 1, No. 1 (5 Desember 2016): 38–47. https://doi.org/10.30653/002.201611.7.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan. Gender Analysis Pathway (GAP): Alat Analisis Gender untuk Perencanaan Pembangunan. Jakarta: Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, 2008.
Chalimatus Sa’diyah, Atun Wardatun, dan Lilik Wahyuni. “Dimensi GSI dalam Manajemen Pendidikan.” Dalam Panduan Pelatihan Inklusi Gender dan Sosial, 59–84. Surabaya: LAPIS PGMI-IAIN Sunan Ampel, 2009.
Chatib, Munif. Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa, 2011.
Darma, Indah Permata, dan Binahayati Rusyidi. “Pelaksanaan Sekolah Inklusi di Indonesia,” Jurnal Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 2, No. 2 (1 Oktober 2015): 223–27.
Ery Wati. “Manajemen Pendidikan Inklusi di Sekolah Dasar Negeri 32 Kota Banda Aceh,” Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA, Vol. XIV, No. 2 (2014): 368–78.
Garnida, Dadang. Pengantar Pendidikan Inklusif. Bandung: Refika Aditama, 2015.
GESI Working Group. A Common Framework for Gender Equality and Social Inclusion. Nepal: Gender Equality and Social Inclusion Working Group, International Development Partners Group, 2017.
Indra Kertati. “Evaluasi Penyelenggaraan Pengarusutamaan Gender (PUG) Kota Semarang,” Jurnal Riptek, Vol. 13, No. 1 (Agustus 2019): 57–64.
Lailisna, Novi Nur. “Education for Equality: Equal Rights,” Musãwa Jurnal Studi Gender dan Islam, Vol. 14, No. 2 (7 Juli 2015): 113–22.
Mahmud Arif. “Islam Humanis, Ham, dan Humanisasi Pendidikan: Eksposisi Integratif Prinsip Dasar Islam, Kebebasan Beragama, Kesetaraan Gender, dan Pendidikan Humanis,” Musâwa, Vol. 15, No. 2 (Juli 2016): 233–47.
Mudawwamah, Evi Muafiah, Mukhlison Effendi, dan Nurul Yaqin. “GSI dalam Manajemen Pembelajaran.” Dalam Panduan Pelatihan Inklusi Gender dan Sosial, 104–13. Surabaya: LAPIS PGMI-IAIN Sunan Ampel, 2009.
Nissa Tarnoto. “Permasalahan-Permasalahan yang Dihadapi Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi Pada Tingkat SD,” Jurnal HUMANITAS, Vol. 13, No. 1 (Februari 2016): 50–61.
Oleh Yayah Chanafiah, Syukri Hamzah, dan Rokhmat Basuki. Pengembangan Model Pembelajaran Responsif Gender yang Inovatif pada Jenjang Pendidikan Dasar di Propinsi Bengkulu dengan sistem “ICT” (Information and Communication Technology). Bengkulu: Universitas Bengkulu, 2007. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=361720.
“Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Pemenuhan Hak Pendidikan Anak,” 2011.
Prasetyo, Dinar Dwi, Fatin Nuha Astini, Rizki Fillaili, dan Herry Widjanarko. “Draf Laporan Penelitian ‘Analisis Kontekstual/Penelitian Formatif Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial (GESI) untuk Program Water for Women (WfW) Plan Internasional.’” The SMERU Research Institute, 2019.
Pratiwi, Jamilah Candra. “Sekolah Inklusi untuk Anak Berkebutuhan Khusus: Tanggapan Terhadap Tantangan Ke depannya.” Dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan “Meretas Sukses Publikasi Ilmiah Bidang Pendidikan Jurnal Bereputasi,” 237–42. Surakarta: Universitas Negeri Sebelas Maret, 2015.
Priatmoko, Sigit. “Strategi Implementasi Pembelajaran Inklusif Gender Di Madrasah Ibtida’iyah.” Dalam PROCEEDING: The 3rd Annual International Conference on Islamic Education, 3:244–57. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah NU Al Hikmah Mojokerto, 2018. https://jurnal.stitnualhikmah.ac.id/index.php/proceedings/article/view/274.
Rosada, Admila. Menjadi Guru Kreatif: Praktik-Praktik Pembelajaran di Sekolah Inklusi. Yogyakarta: Kanisius, 2018.
Sudarwan Danim. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia, 2002.
Tino Yosepyn, Sri Purwani, dan Nala Diradametha. Seri Modul Penguatan Organisasi Masyarakat Sipil pada Sektor Infrastruktur (Modul 1: Pengarusutamaan GESI pada Sektor Infrastruktur). Jakarta: Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT), 2019.
“Undang-Undang No. 23 tahun 2002, tentang Perlindungan Anak, Pasal 1, Ayat 2,” 2002.
Wewen Kusumi Rahayu. “Analisis Pengarusutamaan Gender dalam Kebijakan Publik (Studi Kasus di BP3AKB Provinsi Jawa Tengah),” Jurnal Analisis dan Pelayanan Publik, Vol. 2, No. 1 (Juni 2016): 93–108.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).