IMPOSTOR SYNDROME SEBAGAI MEDIATOR HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECEMASAN YANG DIALAMI OLEH MAHASISWA BARU
DOI:
https://doi.org/10.14421/jpsi.v7i2.1733Keywords:
impostor syndrome, religiusitas, kecemasan pada mahasiswa baruAbstract
Kecemasan merupakan hal yang sangat alamiah, yang dialami oleh setiap manusia, tidak terkecuali mahasiswa baru yang mengalami peran yang serba baru serta masalah adaptasi. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa religiusitas berperan terhadap kecemasan, dimana ketika religiusitas seseorang tinggi maka kecemasan akan menurun dan sebaliknya. Dalam penelitian sebelumnya, kecemasan juga dipengaruhi oleh impostor syndrome, dimana ketika impostor syndrome semakin menurun maka menurun pula kecemasan yang dialami. Penelitian ini akan menguji impostor syndrome sebagai mediator hubungan antara religiusitas dengan kecemasan yang diharapkan nantinya akan menyumbang terhadap khazanah keilmuan Psikologi. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu (1) terdapat hubungan negatif antara kecemasan dengan religiusitas, dimana ketika religiusitas mahasiswa semakin baik maka kecemasan semakin rendah, (2) impostor syndrome mampu memediasi hubungan negatif antara kecemasan dengan religiusitas pada mahasiswa baru, impostor syndrome yang lebih rendah maka akan menurunkan tingkat kecemasan yang dialami oleh mahasiswa. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan 3 skala pada 82 mahasiswa dari program studi Psikologi dan program studi Keperawatan Anestesiologi. Hasil yang didapatkan yaitu (1) terdapat hubungan antara kecemasan dan religiusitas serta impostor syndrome mampu memediasi hubungan antara kecemasan dengan religiusitas.
Downloads
References
Ancok, D. dan Suroso, F.N. (2005). Psikologi Islam, Solusi atas Problema-problema Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Annisa, D.F dan Ifdil. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia (Lansia). Jurnal Konselor, vol.5, no.2, Juni 2016.
Ati, E.S; Kurniawati, Y dan Nurwanti, R. (2015). Peran Impostor Syndrome dalam Menjelaskan Kecemasan Akademis pada Mahasiswa Baru. Jurnal Mediapsi, vol.1, no.1, Desember 2015.
Clance, P.R & Imes, S.A. (1978). The Impostor Phenomenon in High Achieving Women : Dynamics and Therapeutic Intervention. Psychotherapy : Theory, Research and Practice, vol.15, 1978.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 update PLS regresi edisi 7. Semarang : Universitas Diponegoro.
Kartikasari, N.D. (2014).Hubungan Antara Religiusitas dengan Kesejahteraan Psikologis pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Naskah Publikasi. Diunduh pada : eprints.ums.ac.id/31986/9/10.%20LAMPIRAN.pdf.
Lallo, D.A., Kandou, L.F.J., & Munayang, H. (2013). Hubungan Kecemasan dan Hasil UAS-1 Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal Penelitian Online, diakses pada : ejournal.unsrat.ac.id.
Latipun. (2010). Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.
Rohmadani, Z.V. (2017). Metode Future Pacing Hypnotherapy untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa Baru. Journal of Health Studies, vol.1, no.2, September 2017.
Ukhtia, F; Reza, I.F dan Zaharuddin. (2016). Hubungan Antara Religiusitas dengan Kecemasan Akademis pada Siswa Madrasah Aliyah. Jurnal Psikologi Islami PSIKIS, vol.2, no.2, 2016.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).