Jurnal Sosiologi Reflektif

MASYARAKAT BADUY DALAM PERGULATAN TIGA JARINGAN MAKNA

Authors

  • Efa Ida Amaliyah
    STAIN Kudus

Downloads

Article Galley

DOI https://doi.org/10.14421/jsr.v12i2.1294
Page: 313-326
2224 views
2019 PDF Downloads

How to Cite

MASYARAKAT BADUY DALAM PERGULATAN TIGA JARINGAN MAKNA. (2018). Jurnal Sosiologi Reflektif, 12(2), 313-326. https://doi.org/10.14421/jsr.v12i2.1294

Abstract

This article tries to explore about Bernard Adeney-Risakotta’ theory, that are agama (religion), modernitas (modernity), and budaya nenek moyang (culture of the ancestors), that relates with Baduy society (Baduy Dalam and Baduy Luar). This article uses library research. There are differences between Baduy Luar and Baduy Dalam, Baduy Luar tends to influenced by modernity, because they receive modernity product, such as technology, idea, and also institutions. In religiosity’ view, they are influenced by traditional religion. They accept modernity in technology form, such as transportation, television, the watch, clothes, etc.

Tujuan tulisan ini mengeksplorasi tentang tiga jaringan makna yang menjadi teori Bernard Adeney-Risakotta, yaitu agama, modernitas, dan budaya nenek moyang pada masyarakat Baduy yang mempunyai pola sedikit berbeda, karena ada dua Baduy, yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Tulisan ini menggunakan analisa kepustakaan. Analisa didasarkan pengumpulan data sekunder berbasis kepustakaan yang dihimpun dari berbagai literatur yang mendukung. Masyarakat Baduy masih melaksanakan gotong royong, misalnya pada pembuatan rumah, panen, acara ritual atau berdo’a. Baduy Luar sudah terpengaruh pada modernitas, yaitu teknologi (televisi dan transportasi), institusi dan gagasan (ide). Tidak ada konfrontasi dari luar Baduy, karena mengedepankan kebersamaan dan saling menghormati. Baduy Luar masih memegang teguh budaya nenek moyang dengan patuh pada puun sebagai kepala suku. Mereka tetap memakai identitas sebagai masyarakat Baduy, yaitu pakaian yang merupakan ciri khas Baduy. Menurut Bernard, budaya nenek moyang bisa berupa kesetiaan pada nenek moyang, kepatuhan pada adat istiadat. Berbeda dengan Baduy Dalam dalam menerima tiga jaringan di atas. Baduy Dalam merupakan masyarakat yang menonjolkan budaya nenek moyang. Dalam hal modernitas, mereka sangat jauh dari yang telah didefinisikan oleh Bernard, baik dalam modernitas gagasan (ide) dan tehnologi.

Keywords: Religion, cultural ancestors,Modernity,Baduy

References:

Adimihardja, K. Orang Baduy di Banten Selatan: Manusia air pemelihara sungai, Jurnal Antropologi Indonesia, Th. XXIV, No. 61, Jan-Apr 2000

Baidhawy, Zakiyuddin dan Mutoharrun Jinnan (ed.), 2003. Agama dan Pluralitas Budaya Lokal. Surakarta: Pusat Studi Budaya dan Peubahan Sosial,

Bernard Adeney-Risakotta. 2004 “Modernitas, Agama, dan Budaya Nenek Moyang” dalam Sociology of Religion: A reader. Yogyakarta

Budiwanti, Erni, 2000, Islam Sasak Wetu Telu Versus Waktu Lima, Yogyakarta: LKiS

Garna, Y. 1993. Masyarakat Baduy di Banten, dalam Masyarakat Terasing di Indonesia, Editor: Koentjaraningrat & Simorangkir, Seri Etnografi Indonesia No.4.

Jakarta: Departemen Sosial dan Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial dengan Gramedia Pustaka Utama

INDONESIA'S 'AMISH' LIVE OUTSIDE ECONOMY, De: McBride, Eileen, Christian Science Monitor, 08827729, 1/21/98, Vol. 90

Kahmad, Danang, 2009. Sosiologi Agama. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Martono, Nanang, 2016. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Post Modern, Postkolonial. Jakarta: Rajawali Pers

Salim, Hairus, 1999, Islam Jawa: Kesalehan Normatif versus Kebatinan, Yogyakarta: LKiS

Singgih, Emanuel Gerrit, 2002 “Etnisitas dan Identitas: sebuah pengantar.” Dalam Ubed Abdillah, Politik Identitas Etnis: Pergulatan Tanda Tanpa Identitas.” Magelang: IndonesiaTera

Internet:

http://www.kompas.com. Diambil tanggal 1 Mei 2006

http://www.rumahdunia.net/. Diambil tanggal 1 Mei 2006

http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Badui_%28Indonesia%29. diambil tanggal 6 Mei 2006

PERMANA, R. CECEP EKA, Masyarakat Baduy dan Pengobatan Tradisional Berbasis Tanaman,dalam Wacana, Vol. 11 No. 1 (April 2009): 81—94), wacana.ui.ac.id/index.php/wjhi/article/download/145/134, diakses tanggal 23 Oktober 2017

Ira Indrawardana, BERKETUHANAN DALAM PERSPEKTIF KEPERCAYAAN SUNDA WIWITAN, dalam Jurnal Melintas, hal. 105-118, journal.unpar.ac.id/index.php/melintas/article/view/1284, diakses tanggal 25 Oktober 2017