Jurnal Sosiologi Reflektif

AKTIVISME GERAKAN KEAGAMAAN DALAM KONTEKS KEBUDAYAAN : Antara Penegakan Syariat dan Anomali

Authors

  • Fuat Edi Kurniawan
    Indonesian Institute of Sciences (LIPI)
  • Defbry Margiansyah
    Indonesian Institute of Sciences (LIPI)

Downloads

Article Galley

DOI https://doi.org/10.14421/jsr.v14i1.1605
Page: 41-58
1726 views
1317 PDF Downloads

How to Cite

AKTIVISME GERAKAN KEAGAMAAN DALAM KONTEKS KEBUDAYAAN : Antara Penegakan Syariat dan Anomali. (2019). Jurnal Sosiologi Reflektif, 14(1), 41-58. https://doi.org/10.14421/jsr.v14i1.1605

Abstract

This academic work discusses about an activism of the religious movement recently emerging as a response against Liberal Islam in Indonesia. The rise of such  movement is interesting to be studied in order to search a deeper understanding on the relationship between expression of religious piety and culture in the context of Indonesia. This article focuses on the case of the enforcement to shut down a transgender Islamic school (Pesantren Waria) and the rejection of Easter celebration conducted by Religious forum in Yogyakarta. The analysis of the article’s identified problems are explained into three forms of conclusion; First, the phenomenon of religious movement activism is understood as a counter culture through which they set a standard of conduct derived from their own conception of truth. Second, there is construction of collective religious identity integrated with ethnic identity. Third, such religious identity construct is increasingly established as moral legitimacy in existing social order. As consequence, the movement perceives that the society no longer needs a set of values derived from external circumstances such as egalitarianism, humanity, gender justice, and others.

Artikel ini membahas aktivisme gerakan keagamaan kontemporer yang akhir-akhir ini muncul sebagai respon balik terhadap Islam liberal di Indonesia. Kemunculan gerakan keagamaan ini menarik untuk dikaji sebagai pemahaman mengenai hubungan ekspresi kesalehan umat beragama dan konteks kebudayaan di Indonesia. Dalam artikel ini mengambil kasus di Yogyakarta yang dilakukan oleh forum keagamaan yang melakukan penutupan paksa pesantren waria dan penolakan acara paskah. Ketidaksesuaian produk kebudayaan dengan nilai-nilai agama dominan (Islam) menjadi alasan utama gerakan keagamaan yang cenderung radikal ini untuk melakukan tindakan-tindakan penolakan. Artikel ini mengidentifikasi setidaknya kedalam tiga kesimpulan; Pertama, fenomena aktivisme gerakan keagamaan dipahami sebagai deviant subculture, mereka menentukan standar berperilaku yang diyakini mereka sebagai kebenaran. Kedua, terbentuknya identitas kolektif keagamaan yang terintegrasi dengan identitas etnik. Ketiga, semakin kuatnya legitimasi moral dalam tatanan sosial. Mereka merasa tidak memerlukan lagi perangkat nilai lain yang datang dari luar, seperti nilai egaliter, kemanusiaan, dan keadilan. 

Keywords:

Activism, Religious Movement, Cultural-Context, Shariah Enforcement, Anomaly

References:

Abdul Azis, dkk. Gerakan Islam Kontemporer di Indonesia. Jakarta: Pustaka Firdaus. 1989

Abdul Aziz Thaba. Islam dan Negara Dalam Politik Orde Baru. Jakarta: Gema Insani Press. 1995

Ahmad Gaus AF., “Waspadai Isu Terorisme” dalam Perta, Jurnal Komunikasi Perguruan Tinggi Islam, Vol.4/No.2/2002

Ahmad Thohari, “Resonansi” dalam Republika, 29 Agustus 2005

Damayanti, dkk. Radikalisme Agama Sebagai Salah Satu Bentuk Perilaku Menyimpang: Studi Kasus Front Pembela Islam. Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 3 No. I Juni 2003 : 43 - 57

Fanani, dkk. Radikalisme Keagamaan & Perubahan Sosial. Surakarta: Muhammadiyah University Press. 2003

Galtung, Johan. Studi Perdamaian: Perdamaian dan Konflik Pembangunan dan Peradaban. Surabaya: Eureka. 2003

Harker, Richard; Mahar, Cheelen; Wilkes, Chris (ed). (Habitus X Modal) + Panah = Praktik, Pengantar Paling Komprehensif kepada Pemikiran Pierre Bourdieu. Yogyakarta: Jalasutra. 2005

Jenkins, Richard. Membaca Pikiran Pierre Bourdieu, Yogyakarta: Kreasi Wacana. 2004

Laporan Wahid Foundation mengenai Kebebasan Beragama dan Berkeyainan (KBB), diakses melalui: http://wahidfoundation.org/index.php/publication/detail/Laporan-Kebebasan-Beragama-dan-Berkeyakinan-KBB-2015

Lechte, John. 50 Filusuf Kontmporer: Dari Strukturalisme sampai Postmodernitas. Yogyakarta: Kanisius. 2001

Merton, Robert K. Sosial Theory and Sosial Structure. New York: The Free Press. 1968

Mills, Theodore M. The Sociology of Small Groups. Englewood Cliffs. NJ: Prentice Hall. 1967

Munjid, Ahmad. Hentikan Vigilantisme FPI. Diunduh dari www.indonesianmuslim.com. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2018

Noor, Hassan M. Islam Terorisme dan Agenda Global. Perta, Vol. V/No. 02/202

Pujanarko, Imung. Kelompok dan Pengaruhnya Terhadap Komunikasi. Diunduh dari www.kabarindonesia.com. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2018

Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Kencana. 2005

Supriadi, Adi. FPI Yang Dinantikan Kehancurannya. Diunduh dari www.kabarindonesia.com. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2018