BUDAYA PERILAKU BERSIH DI DESA PENGLIPURAN BALI
License
Authors who publish with JSR agree to the following terms:- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
How to Cite
Abstract
This paper outlines a role model for cleanliness preservation in community life in the Penglipuran village of Bali. Using a cultural approach, the Penglipuran village can raise the awareness of its citizens to participate in creating clean behavior. Along with the emergence of awareness of citizen participation, in the village of Penglipuran there are also local traditions that help guard the creation of clean behavior among its citizens. The existence of Penglipuran village which in 2018 has been named the third cleanest village in the world by bombastic magazine, is certainly interesting to study. To explore further roles of the Penglipuran village in preserving clean behavior, this research focuses on several questions: What is the cultural portrait of the Penglipuran community so that it is conducive to civilizing clean behavior? How do people participate in preserving cleanliness in the Penglipuran environment? What is the role of local actors in instilling a culture of clean behavior for their citizens? These three questions are analyzed with a sociological approach. As for the technique to obtain the data, this study uses empirical studies by observing and meeting several key informants and important informants to be interviewed.
Tulisan ini menguraikan sebuah role model pelestarian kebersihan dalam kehidupan masyarakat yang ada di desa Penglipuran Bali. Dengan menggunakan pendekatan budaya, desa Penglipuran bisa membangkitkan kesadaran warganya untuk berpartisipasi dalam menciptakan perilaku bersih. Beririsan dengan munculnya kesadaran partisipasi warga, di desa Penglipuran juga terdapat tradisi lokal yang turut mengawal terciptanya perilaku bersih di kalangan warganya. Keberadaan desa Penglipuran yang pada tahun 2018 dinobatkan sebagai desa paling bersih ketiga di dunia oleh Bombastic Magazine, tentu menarik untuk diteliti. Untuk menelusuri lebih jauh bagaimana peran desa Penglipuran dalam melestarikan perilaku bersih, penelitian ini fokus pada beberapa pertanyaan: apa potret kultural masyarakat Penglipuran sehingga kondusif dalam membudayakan perilaku bersih? Bagaimana partisipasi warga dalam melestarikan kebersihan di lingkungan Penglipuran? Bagaimana peran aktor lokal dalam menanamkan budaya perilaku bersih bagi warganya? Ketiga pertanyaan ini dianalisis dengan pendekatan sosiologis. Adapun teknik untuk memperoleh datanya, penelitian ini menggunakan studi empiris dengan cara mengobservasi dan menemui beberapa informan kunci dan informan penting untuk diwawancarai.
Keywords:
Cleanliness, Citizen Participation, Local TraditionsReferences:
Aca Sughandhy, dkk. (2007) Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara
Ahmad Taufiq, (2014) upaya pemeliharaan lingkungan oleh masyarakat di kampong sukadaya kabupaten subang, Jurnal Gea Volume 14 Nomor 2, Oktober,
Amaliatun Saleha, dkk, (2017) Pengenal kebersihan lingkungan rumah tradisional sunda dan jepang kepada siswa SMAN 1 Jatinangor, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 1, No. 2, April
BF Skinner, (2009) Menggugat Pendidikan; Fundamentalis. Konservatif. Liberal. Anarkis. terj. Omi Intan Noami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Budiman Chandra, (2006) Kesehatan Lingkungan, Jakarta: EGC
Dicky Bisinglasi, Berkunjung ke Desa Adat Penglipuran Bali, Cultura.com 18/12/2019)
I wayan Muliawan, (2017) “Kearifan Masyarakat Desa Penglipuran Kabupaten Bangli dalam melestarikan tanaman bamboo dan aplikasinya sebagai bahan bangun” jurnal Paduraksa, Vol. 6. No.1.
Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008
Koentjaraningrat, (2009) Pengantar ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta
Lexy J. Moleong, (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya
Mattulada (1994), Lingkungan Hidup Manusia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln (ed.), 1994, Handbooks of Qualitative Research. London: Sage Publications
Peraturan kementrian kesehatan nomor 1529/Menkes/SK/X/2010
Peraturan kementrian kesehatan, nomor 2269/Menkes/per/XI/2011.
Peter L Berger dan Thomas Luckmn, (1990) Tafsir Sosial atas Kenyataan Jakarta: LP3ES
Rahmad K Susilo. (2012) Sosiologi Lingkungan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada
Sabara, (2015) Merawat Kerukunan dengan kearifan lokal di kabupaten Muna Sulawesi Tenggara” Jurnal “Al-Qalam” Volume 21 Nomor 2 Desember
Sirajuddin Ismail, (2012) Isu Lingkungan Hidup pada pembelajaran di Madrasah Aliyah Jurnal "Al-Qalam" Volume 18 Nomor 1 Januari - Juni
Soemirat, (2011) Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Karya Anda
Y Slamet, (1994), Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipatif. Surakarta: Sebelas Maret University
Media indonesia.com, 29/3// 2019
Wawancara dengan I Wayan Supat, ketua adat tanggal 3 September 2019
Wawancara dengan I Wayan Moneng, ketua adat tanggal 4 September 2019
Wawancara dengan Komang warga Penglipuran tanggal 5 September 2019
Wawancara dengan Pak Sugandi, tanggal 3 September
Wawancara dengan warga Bapak Mike, tanggal 3 September 2019
Wawancara dengan Ibu Supar anggota PKK pada tanggal 3 September 2019