Jurnal Sosiologi Reflektif

DINAMIKA KONFLIK IDENTITAS PENGHAYAT SAPTA DARMA DI DESA SUKORENO, JEMBER, JAWA TIMUR

Authors

  • Fitriatul Hasanah
    Universitas Negeri Malang
  • Ahmad Arif Widianto
    Universitas Negeri Malang
  • Joan Hesti Gita Purwasih
    Universitas Negeri Malang

Downloads

Article Galley

DOI https://doi.org/10.14421/jsr.v16i1.2250
Page: 1-26
1165 views
1113 PDF Downloads

How to Cite

DINAMIKA KONFLIK IDENTITAS PENGHAYAT SAPTA DARMA DI DESA SUKORENO, JEMBER, JAWA TIMUR. (2021). Jurnal Sosiologi Reflektif, 16(1), 1-26. https://doi.org/10.14421/jsr.v16i1.2250

Abstract

The polemic of religious identity between “penghayat kepercayaan” (believers of indigenous religion) and followers of the official religions in Indonesia is still become a sensitive issue, which adds to the long list of marginalization of indigenous believers in Indonesia. Several forms of marginalization are: forcing to choose certain official religions in their National ID Card, the pros and cons of the burial places of the deceased indigenous believers, and restrictions on the construction of their worship places. This article aims to elaborate the dynamics of identity conflict between adherents of the Sapta Darma (one of indigenous belief) and the followers of official religions in Sukoreno Village, Jember, East Java. This study uses a qualitative approach using observation, in-depth interviews with 7 (seven) informants of Sapta Darma followers, and members of FKUB (Forum of Religious Harmony) for the data collection. The results of the study reveal that this identity polemic has made it difficult for adherents of Sapta Dharma to change their religious identity on their ID cards. As a consequence, they also have difficulty in accessing public burial places. Conflict resolution efforts are carried out through FKUB by providing socialization of knowledge on nationality and cultural perspective to the interfaith leaders.

 

Polemik identitas agama antara penghayat kepercayaan dengan pemeluk agama resmi di Indonesia masih menjadi isu yang menambah daftar panjang marginalisasi penganut kepercayaan di Indonesia. Bentuk marginalisasi ini mengarah kepada pemaksaan pencantuman agama tertentu dalam KTP dan KK warga penghayat, pro dan kontra tempat pemakaman warga penghayat yang meninggal, dan pembatasan pembangunan rumah peribadatan bagi warga penghayat. Artikel ini bermaksud untuk mengelaborasi dinamika konflik identitas antara penghayat kepercayaan Sapta Darma dengan para pemeluk agama resmi, dengan mengambil lokasi tempat di Desa Sukoreno, Jember, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara mendalam terhadap 7 (tujuh) informan warga penghayat Sapta Darma, dan anggota FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa polemik identitas ini mengakibatkan warga pengahayat kesulitan dalam mengganti identitas agamanya di KTP dan KK sehingga mereka memiliki identitas ganda dan kesulitan dalam mengakses tempat pemakaman umum. Upaya resolusi konflik dilakukan melalui FKUB dengan memberikan sosialisasi wawasan kebangsaan dan pendekatan kultural dengan tokoh lintas agama.

Keywords:

Conflict, Religious identity, Sapta Dharma, Indigenous religion.

Author Biographies:

  • Fitriatul Hasanah, Universitas Negeri Malang
    Universitas Negeri Malang
  • Ahmad Arif Widianto, Universitas Negeri Malang
    Universitas Negeri Malang

References:

Abidin, Z., Rosyid, M., Yentriani, A., & Viri, K. (2019). The State, Indigenous Religions, and Inclusive Citizenship. The First International Conference On Indigenous Religions.

Barash, D. P., & Webel, C. P. (2016). Peace and Conflict Studies (4th ed.). SAGE Publications.

Blalkie, N. (2000). Designing Social Research. Polity Press.

BPS Kab.Jember. (2020, September 28). BPS Kabupaten Jember. Jemberkab.Bps.Gp.Id. https://jemberkab.bps.go.id/publication/2020/09/28/1735a3e864414c78e8180133/kecamatan-umbulsari-dalam-angka-2020.html

Dodi, L. (2017). Sentiment Ideology: Membaca Pemikiran Lewis A. Coser Dalam Teori Fungsional Tentang Konflik. Jurnal Al-‘Adl, 10(1), 104–124.

Fadilah, G., & Halim, I. A. (2021). Potential for Peacebuilding in Conflict and Violence in Sri Lanka Based on the Thoughts of Johan Galtung. Gunung Djati Conference Series, 4, 770–781.

Galtung, J. (1990). Cultural Violence. Journal of Peace Research, 27(3), 291–305. https://doi.org/10.1177/0022343390027003005

Idi, A. (2018). Konflik Etno Religius di Asia Tenggara (1st ed.). Lkis Pelangi Aksara.

Iryana, W. (2018). Fenomena Gerakan Islam Sempalan di Indonesia. Tsaqofah dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam, 3(1), 49–64. https://doi.org/10.29300/ttjksi.v3i1.1553

Jufri, M. (2020). Persoalan Hukum Pengakuan Hak-Hak Penganut Aliran Kepercayaan di Bidang Administrasi Kependudukan. Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional, 9(3), 461. https://doi.org/10.33331/rechtsvinding.v9i3.470

Nugraha, X., & Wicaksana, P. (2021). Keadilan Proporsional Sebagai Landasan Filosofis Pengaturan Perizinan Pendirian Tempat Ibadah di Indonesia. Jatiswara, 36(2), 177–192. https://doi.org/10.29303/jatiswara.v36i2.300

nusantaraterkini. (2020, Augustus). Forum Umat Beragama Bersama Penghayat Kepercayaan di Jember, Bagi-Bagi Sembako. Nusantara Terkini. https://www.nusantaraterkini.com/forum-umat-beragama-bersama-penghayat-kepercayaan-di-jember-bagi-bagi-sembako/

Penatas, A., Supriyadi, S., Muslimin, H., & Anggriawan, F. (2020). Status Hukum Dokumen Kependudukan Aliran Kepercayaan Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 97/PUU-XIV/2016. Bhirawa Law Journal, 1(1), 30–36. https://doi.org/10.26905/blj.v1i1.5280

Purba, I. P., & Yudi, P. (2019). Implementasi Jaminan Konstitusi terhadap Kebebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Indonesia. JPK (Jurnal Pancasila Dan Kewarganegaraan), 4(2), 40–52. https://doi.org/10.24269/jpk.v4.n2.2019.pp40-52

Ritonga, B. Z. (2021). Tindak Pidana Penodaan Agama di Indonesia (Kajian Kasus Syiah Sampang dan Gafatar Aceh). Interdisciplinary Journal On Law, Social Sciences And Humanities, 2(1), 78–95. https://doi.org/10.19184/ijl.v2i1.24420

Ritzer, G. (2012). Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern (8th ed.). Pustaka Pelajar

Siregar, G. T. P., Silaban, R., & Gustiranda, P. (2020). Kebangkitan Hak-Hak Sipil Penghayat Kepercayaan Parmalin Pasca Pasal 61 Ayat (1) Putusan Mahkamah Konstiyusi Nomor 97/PUU-XIV/2016 Di Kota Medan. JURNAL RECTUM: Tinjauan Yuridis Penanganan Tindak Pidana, 2(2), 75–84. https://doi.org/10.46930/jurnalrectum.v2i2.642

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D (1st ed.). Alfabet.

Suharto, S. (2019). Kebijakan Pemerintah Sebagai Manifestasi Peningkatan Toleransi Umat Beragama Guna Mewujudkan Stabilitas Nasional Dalam Rangka Ketahanan Nasional (1st ed.). Reativ.

Sulaiman, S. (2018). Problem Pelayanan terhadap Kelompok Penghayat Kepercayaan Di Pati, jawa Tengah. Jurnal SMART (Studi Masyarakat, Religi, dan Tradisi), 4(2), 207–220. https://doi.org/10.18784/smart.v4i2.649

Sumbulah, U. (2014). Aliran Sesat Dan Gerakan Baru Keagamaan (Perspektif UU PNPS No. 1 Tahun 1965 dan Hak Asasi Manusia). Journal de Jure, 6(2), Article 2. https://doi.org/10.18860/j-fsh.v6i2.3209

Viri, K., & Febriany, Z. (2020). Dinamika Pengakuan Penghayat Kepercayaan di Indonesia. Indonesian Journal of Religion and Society, 2(2), 97–112. https://doi.org/10.36256/ijrs.v2i2.119

warsito. (2020). Problematika Pendirian Rumah Ibadah Agama Buddha di Kota Tangerang. OSF Preprints. https://doi.org/10.31219/osf.io/bt7sq

Webel, C., & Galtung, J. (2007). Handbook of Peace and Conflict Studies (1st ed.). Routledge.

Widiarto, A. E., Nurdayasakti, S., & Sulistio, F. (2016). Mekanisme Penyelesaian Konflik Nelayan (Studi di Pantai Puger Kabupaten Jember). Jurnal Hukum PRIORIS, 3(2), 60–69.

Zattullah, N. (2021). Konflik Sunni-Syiah Di Sampang Ditinjau Dari Teori Segitiga Konflik Johan Galtung. Jurnal Ilmu Budaya, 9(1). https://journal.unhas.ac.id/index.php/jib/article/view/12635