FENOMENA BU NYAI PENGAJAR TAFSIR BERDIMENSI GENDER LOKALITAS DI PONDOK PESANTREN ROUDHOTUL QUR'AN JEMBER
License
Authors who publish with JSR agree to the following terms:- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
How to Cite
Abstract
The majority of pesantren, the oldest Islamic educational institution in Indonesia, are still giving a priority to men for most important positions and roles in managing the pesantren. However, there is an interesting phenomenon at Pesantren Roudhotul Qur'an in Jember, East Java, where Nyai Mulazimah took unusual position as a leader of the pesantren, as well as the teacher of Tafsir Jalalain, the most influential tafsir books at pesantren. One of her contribution is conducting a reading of Tafsir Jalalain using a gender approach. This article aims to analyze the role of Nyai Mulazimah and her influences on shaping socio-religious traditions within her pesantren, especially related to the interpretation of the Qur'an (tafsir). This study uses a qualitative approach with data collection techniques through observation and in-depth interviews with Mrs. Nyai Mulazimah and several students. The results reveal that the presence of Nyai Mulazimah as a teacher, who makes an interpretation of the Qur’an using a gender perspective, has created a new distinction to the tradition of teaching a tafsir within a pesantren which has been dominated by men. Therefore, this also gives rise to more diverse perspectives on the interpretation of certain verses within the pesantren, especially those related to the role and social position of women.
Mayoritas pesantren di Indonesia masih memprioritaskan laki-laki pada posisi dan peran-peran penting di pondok pesantren. Salah satu fenomena menarik di Pondok Pesantren Roudhotul Qur’an di Jember adalah keberadan Bu Nyai Mulazimah sebagai pemimpin pondok sekaligus pengajar Tafsir Jalalain. Melalui peran Bu Nyai Mulazimah, pengajaran Tafsir Jalalain diajarkan dengan pendekatan gender. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis peran Bu Nyai tersebut dan pengaruhnya terhadap tradisi sosial-keagamaan di pesantren khususnya dalam konteks penafsiran al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara mendalam terhadap Bu Nyai Mulazimah dan beberapa santri. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa keberadaan Bu Nyai Mulazimah sebagai pengajar tafsir dengan perspektif gender telah memberikan nuansa baru dalam tradisi pengajaran tafsir di pesantren yang selama ini didominasi oleh kaum laki-laki. Sehingga, hal ini memunculkan sudut pandang yang lebih beragam tentang tafsir ayat-ayat tertentu di pesantren, khususnya yang berkaitan dengan peran dan posisi sosial perempuan dalam masyarakat.
Keywords:
Pesantren, Bu Nyai, Gender interpretation, and Women rolesReferences:
Akhiruddin, K. (2015). Lembaga Pendidikan Islam di Nusantara. Jurnal TARBIYA.
Ambarwati, & Husna, A. (2016). Manajemen Pesantren Responsif Gender : Studi Analisis Di Kepemimpinan Nyai Pesantren Di Kabupaten Pati. Palastren Jurnal Studi Gender.
Carey, P. B. R., & Houben, V. J. H. (2016). Perempuan-perempuan Perkasa: di Jawa Abad XVIII-XIX. KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).
Hafidhoh, N. (2016). Pendidikan Islam Di Pesantren Antara Tradisi Dan Tuntutan Perubahan. Muaddib: Studi Kependidikan Dan Keislaman, 6(1), 88–106.
Hariadi, S. A. (2015). Evolusi Pesantren; Studi Kepemimpinan Kiai Berbasis Orientasi ESQ. LKIS Pelangi Aksara.
Iqbal, M. (2010). Metode Penafsiran al-Qur’an M. Quraish Shihab. Tsaqafah, 6(2), 248–270.
Irham, I. (2016). Pesantren Manhaj Salafi: Pendidikan Islam Model Baru Di Indonesia. Ulul Albab Jurnal Studi Islam. https://doi.org/10.18860/ua.v17i1.3252
Kodir, F. A. (2019). Qira’ah mubadalah. IRCiSoD.
Melamahu, T. H. (2019). Kepemimpinan “Bu Nyai” Dalam Pondok Pesantren Singo Wali Songo Di Kabupaten Magetan. Universitas Airlangga.
Mufti, Z. (2021). Konsep Hak Dan Kewajiban Suami Istri Menurut Syaikh Nawawi Al-Bantani Dan Penerapanya Oleh Alumni Ponpes Darul Quran Batu. Sakina: Journal of Family Studies, 5(3).
Muhammad, K. H. H. (2001). Fiqh Perempuan; Refleksi Kiai atas Wacana Agama dan Gender. LKIS PELANGI AKSARA.
Nawafi, L. N., Uhbiyati, N., & Sholihah, B. (2021). Peran Bu Nyai dalam Meningkatkan Mutu Hafalan Al-Qur’an Santri Putri Pondok Pesantren Al-Hikmah Pedurungan Lor Semarang. Jawda: Journal of Islamic Education Management, 1(1), 56–65.
Noorhayati, S. M. (2017). Pemikiran Islam Terhadap Gender Dan Pemberdayaan Perempuan (Studi Pemikiran Dan Model Pemberdayaan Nyai Di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton). Akademika: Jurnal Pemikiran Islam, 22(2), 219. https://doi.org/10.32332/akademika.v22i2.953
Noorhayati, S. M. (2017). Pemikiran Islam Terhadap Gender Dan Pemberdayaan Perempuan (Studi Pemikiran Dan Model Pemberdayaan Nyai Di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton). Akademika: Jurnal Pemikiran Islam. https://doi.org/10.32332/akademika.v22i2.953
Pangestu, P. P. (2021). The Relationship of Hadith Style to the Social Society of the Nusantara: A Study on Qami’Al-Tughyan by Nawawi Al-Bantani. International Journal Ihya’’Ulum Al-Din, 23(1), 60–78.
Sadiyah, Z., & Anshori, A. A. (2021). Power and Agency: The Role of Bu Nyai (Female Ulama) in Dealing with Disposable Sanitary Napkins Problem in Pesantren (Case Study Of Pondok Pesantren Annuqayah Sumenep Madura). Tashwirul Afkar, 40(1).
Setyawan, C. E. (2017). Pemikiran Kesetaraan Gender dan Feminisme Amina Wadud Tentang Eksistensi Wanita Dalam Kajian Hukum Keluarga. Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam, 3(1), 70–91.
Shihab, M. Q. (2002). Tafsir al-misbah. Jakarta: Lentera Hati, 2.
Shihab, Q. (2014). Membumikan Al-Qur’an, Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Usman, M. I. (2013). Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam (Sejarah Lahir, Sistem Pendidikan, Dan Perkembangannya Masa Kini). Jurnal Al-Hikmah.
Wahyuddin, W. (2017). Kontribusi pondok pesantren terhadap nkri. Saintifika Islamica: Jurnal Kajian Keislaman, 3(01), 21–42.
Wartini, A. (2014). Corak penafsiran M. Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah. Hunafa: Jurnal Studia Islamika, 11(1), 109–126.