SOCIAL CAPITAL IN FISHERMEN LIVELIHOOD: CASE STUDY IN "KELOMPOK USAHA BERSAMA" (KUBE) KETAPANG, PANGKALPINANG, BANGKA
License
Authors who publish with JSR agree to the following terms:- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
How to Cite
Abstract
The empowerment of social community in a sustainable way becomes an unavoidable need, including within the fishermen community. As one of the economically marginalized social communities, the Fisherman community needs more serious attention from all related parties to create a join business group (Kelompok Usaha Bersama/KUBE) to improve their welfare. This article intends to find out how KUBE in Ketapang strengthen social capital in their groups as a strategy to increase the welfare of their members. This research was conducted using a qualitative approach through observation and in-depth interviews with 5 (five) fisherman informants as data collection techniques. The results showed that economic capital was not the main factor in increasing the empowerment of fishermen, but the social capital of KUBE group, such as networks, trust, and social bonds (bonding), have played a more important role in increasing the welfare of their members.
Upaya untuk mengembangkan pemberdayaan kelompok sosial secara berkelanjutan saat ini menjadi suatu kebutuhan tak elakkan, termasuk dalam hal ini adalah kelompok nelayan. Sebagai salah satu kelompok sosial yang termarginalisasi secara ekonomi, kelompok ini membutuhkan intervensi dari berbagai pihak untuk meningkatkan kesejahteraannya. Salah satu strategi yang dilakukan oleh Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di Ketapang, Pangkalpinang, Bangka adalah dengan memperkuat modal sosial dalam kelompok tersebut. Artikel ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana upaya KUBE untuk menguatkan modal sosial di kelompok mereka sehingga mendorong para nelayan untuk menjadi lebih berdaya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara mendalam terhadap 5 (lima) orang informan nelayan anggota KUBE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal ekonomi tidak menjadi faktor utama dalam meningkatkan keberdayaan nelayan, namun di kelompok KUBE ini modal sosial berupa jaringan, kepercayaan, dan ikatan sosial (bonding) memegang peranan yang lebih penting. Melalui kedua modal ini nelayan dapat saling membantu kebutuhan ekonomi satu sama lain, dan meningkatkan keberdayaan mereka dalam mencapai akses sumberdaya ekonomi yang lebih baik.
Keywords:
Fisherman, Social empowerment, Social capitalReferences:
Alains Muluk. et al. 2009. “Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berbasis Masyarakat (Pspbm) Melalui Model Co-Management Perikanan”. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 10, No.2, hlm. 172 - 198
Coleman. J.S. 1988. Social Capital in the Creation of Human Capital. American Journal of Sociology, 94, 95-120
Cresswell. John W. 2016. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset. Jakarta : Pustaka Pelajar
Fathy Rusydan, 2019.”Modal Sosial: Konsep, Inklusivitas dan Pemberdayaan Masyarakat”. Jurnal Pemikiran Sosiologi, Vol 6, No 1 (2019)
Friedman, J. 1992. Empowerment : The Politics of Alternative Development. Cambridge : Blackwell
Fukuyama, Francis.2001. Social Capital, Civil Society and Development, Third World Quarterly, 22, 1, 7-20
Moleong, 2002. Metode Penelitian Kualita-tif. Edisi ke-7. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Pontoh Otniel. 2010. “Identifikasi Dan Analisis Modal Sosial Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Desa Gangga Dua Kabupaten
Minahasa Utara”. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis, Vol 6, No 3 (2010)
Putnam, Robert D. 2002. Bowling Alone, The Colapse and Revival of America Community. New York : Simon & Schutser
Robbins, Stephen P. Mary Coulter. 1999. Management. New Jersey : Prenice Hall Inc
Satria, Arif. 2015. Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir.Jakarta : Buku Obor
Theresia, Aprilia, Khrisna S.Andini, Prima Nugraha dan Totok Mardikanto. 2015. Pembangunan Berbasis Masyarakat. Bandung : Alfabeta
Triadiyatma Arizal. 2016. “Model Penyelesaian Konflik Nelayan Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Modal Sosial Di Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan”. Skripsi Thesis, Universitas Airlangga.
Woolock, Michael. 2001. “Microenterpise and Social Capital : A Framework for Theory, Research and Policy”. The Journal of Socio-Economics 30:193-98Sholikhin, K. M. (2008). Filsafat dan Metafisika dalam Islam. Narasi.