CULTIVATING MODERATION: AN EXAMINATION OF LOLO TAU IN THE TALLU LOLONA PHILOSOPHY FOR RELIGIOUS MODERATION EDUCATION IN THE TORAJA COMMUNITY
License
Authors who publish with JSR agree to the following terms:- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
How to Cite
Abstract
The presence of many beliefs and practices in society necessitates the inclusion of moderation education as a crucial component in individuals' lives, with one approach being the incorporation of local knowledge. This is crucial for fostering social cohesion. This dissertation examines and presents an overview of a specific aspect of the Tallu Lolona philosophy, specifically Lolo Tau, as a means of imparting religious moderation instruction in the lives of the diverse Toraja community. The research methodology employed is descriptive qualitative, namely in the form of a literature review. The findings indicated that the significance of Lolo Tau in the Tallu Lolona philosophy represents a cultural value derived from indigenous knowledge, which may serve as a foundation for imparting religious moderation instruction. The reason for Lolo Tau's reflection of lofty human qualities, such as compassion, honesty, and generosity, is derived from his own character, as well as from other individuals, ancestors, spirits, and the surrounding natural environment. The duty to preserve concord with other people is indissoluble from a duty to the Creator. The findings of this study suggest that religious moderation education should not just rely on interfaith dialogue or religious organizations, but may also be enhanced by including the positive qualities found in local wisdom.
Pluritas dalam kehidupan sosial keagamaan memerlukan pendidikan moderasi sebagai sebuah bagian penting untuk ditanamkan dalam kehidupan masyarakat, salah satunya melalui kearifan lokal. Hal ini penting sebagai bagian untuk menciptakan harmonisasi sosial. Tulisan ini menganalisis serta memberikan gambaran mengenai salah satu bagian dari falsafah Tallu Lolona yaitu Lolo Tau sebagai sumber pendidikan moderasi beragama dalam kehidupan masyarakat Toraja yang plural. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif berupa studi Pustaka. Hasil penelitian menujukkan bahwa nilai Lolo Tau dalam falsafah Tallu Lolona merupakan suatu nilai budaya kearifan lokal yang dapat digunakan sebagai sumber pendidikan moderasi beragama. Hal ini karena Lolo Tau merefleksikan nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi, yaitu kebaikan, keikhlasan, dan kemurahan hati yang berasal dari dirinya, sesame manusia, nenek moyang, roh-roh dan alam di sekitarnya. Kewajiban menjaga keharmonisan dengan sesama manusia ini tidak terlepas dari sebuah tanggungjawab terhadap Sang Pencipta. Berdasarkan hasil penelitian ini, harapannya pendidikan moderasi beragama tidak hanya dilakukan melalui dialog antar agama ataupun melalui insitusi keagamaan, namun juga dapat diperkuatkan dengan menggunakan nilai-nilai kebaikan yang ada dalam kearifan lokal.
Keywords:
Tallu Lolona philosophy, Religious plurality, Religious moderation, Local wisdomReferences:
Aulia, G. R., & Nawas, S. S. A. (2021). Implementasi Nilai-nilai Toleransi Umat Beragama pada Upacara Rambu Solo’ di Tana Toraja. Jurnal Ushuluddin, 23 (2), 84–98. https://doi.org/https://doi.org/10.24252/jumdpi.v23i2.23115
Crouch, M. (2010). Inplementing the Regulation on Place of Worship in Indonesia: New Problems, Local Politics an Court Action. Asian Studies Review, 34, 403–419. https://doi.org/https://doi.org/10.1080/10357823.2010.527921
Fahrurrozi, & Thorhri, M. (2019). Media dan Dakwah Moderasi: Melacak Peran Strategis Dalam Menyebarkan Faham Moderasi Di Situs Nahdatul Wathanan Online Situs Kalangan Netizen Muslim-Santri. Jurnal Dakwah Dan Media, 17 (1), 155–180. https://doi.org/https://doi.org/10.20414/tasamuh.v17i1.1440
Gasong, D., Tandiseru, S. R., Rachel, & Pasulu, I. (2018). Pelestarian Falsafah Tallu Lolona Kepariwisataan Toraja. SEMKARISTEK: Seminar Nasional Kepariwisataan Berbasis Riset Dan Teknologi. Toraja: UKI Toraja Press. Retrieved from http://ukitoraja.ac.id/journals/index.php/semkaristek/article/view/900
Indrawan, J., & Putri, A. T. (2022). Analisis Konflik Ambon Menggunakan Penahapan Konflik Simon Fisher. Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik, 4 (1), 12–26. Retrieved from http://jurnal.unpad.ac.id/jkrk/articleview/36608/17096
Irawan, I. K. A. (2020). Merajut Nilai-nilai Kemanusiaan Melalui Moderasi Beragama. Prosiding STHD Klaten Jawa Tengah, 1 (1), 82–89. Retrieved from https://www.prosiding.sthd-jateng.ac.id/index.php/psthd/article/view/32
Kobong, T. (1983). Manusia Toraja: Dari mana-Bagaimana-Ke Mana. Toraja: ITGT.
Kurniawan, E. K., Wilsen, V., Valencia, S., & Azizah, Q. (2022). Sikap Fanatisme Beragama terhadap Intoleransi Di Indonesia. Nusantara: Jurnal Pendidikan, Seni, Sains Dan Sosial Humanioral, 1 (1), 78–97.
Lattu, I. Y. M. (2020). Teologi Tanpa Tinta: Mencari Logos Melalui Etnografi dan Folklore. In F. Purwanto & A. T. E. Warsono (Eds.), Membangun Gereja Sebagai Gerakan Yang Cerdas Dan Solider: Apresiasi Terhadap Kegembalaan Ignatius Kardinal Suharyo. Yogyakarta: Sanata Dharma Univeristy Press.
Napitupulu, M. (2022). Peran Kitab Kegamaan (Alkitab) Sebagai Upaya Membangun Toleransi Dalam Konflik Umat Beragama di Indonesia. Jurnal Christian Humaniora, 6 (1), 149–166. Retrieved from http://e-journal.iakntarutung.ac.id/index.php/humaniora
Nasional, D. P. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Nisa, M. K., Yani, A., Andika, Yunus, E. M., & Rahman, Y. (2021). Moderasi Beragama: Landasan Moderasi dalam Tradisi Berbagai Agama dan Implementasi di Era Disrupsi Digital. Jurnal Riset Agama, 1 (3), 79–96. Retrieved from https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jra
Nurish, A. (2019). Dari Fanatisme Ke Ekstremisme: Ilusi, Kecemasan, Dan Tindakan Kekerasan. Jurnal Masyarakat Dan Budaya, 21 (1), 31–40. https://doi.org/https://doi.org/10.14203/jmb.v21i1.829
Nurmala, P., & Munawwarah, S. (2021). Implementasi Falsafah Huma Betang dalam Moderasi Beragama di Kalimantan Tengah. In A. Supriadi & J. Tarantang (Eds.), MODERASI BERAGAMA: (Multi Perspektif Pegiat dan Penstudi Rumah Moderasi Beragama Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya di Kalimantan Tengah) (1st ed.). Yogyakarta: K-Media.
Paembonan, Y. (2020). Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Berbasis Karapasan. In B. J. Pakpahan (Ed.), Teologi Kontekstual dan Kearifan Lokal Toraja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Patrecia, Y., & Prayuda. (2022). Budaya Tallu Lolona Sebagai Dasar Beroikumene Semesta Bagi Masyarakat Toraja. Kamasean: Jurnal Teologi Kristen, 3 (2), 84–98. https://doi.org/10.34307/kamasean.v3i2.153
Randa, F., Daromes, F. E., & Bottong, Y. (2023). Menguak Nilai Falsafah Tallu Lolona: Lolo Tau dalam Pemberdayaan Anggota Credit Union Sauan Sibarrung. Akun Nabelo: Jurnal Akuntansi, Netral, Akuntabel, Objektif, 5 (2), 845–860. Retrieved from http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/jan/article/view/19053
Rante, Y. S. (2021). Tallu Lolona: Relasi Sesama Ciptaan Dalam Ritual Kematian Rambu Solo’ Di Tana Toraja. Universitas Kristen Satya Wacana.
Saifuddin, L. H. (2019). Moderasi Beragama. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.
Sandarupa, S. (2014). Kebudayaan Toraja Modal Bangsa, Milik Dunia. Sosiohumaniora, 16 (1), 1–9. Retrieved from http://jurnal.unpad.ac.id/sosiohumaniora/article/viewFile/5678/3009
Santoso, J., Sarono, T. B., & Putrawan, B. K. (2022). Moderasi Beragama Di Indonesia: Kajian Tentang Toleransi Dan Pluralitas Di Indonesia. Jurnal Teologi Berita Hidup, 4 (2), 324–338. Retrieved from https://e-journal.sttberitahidup.ac.id/index.php/jbh
Sapri, S. (2022). Makna Falsafah Budaya Tallu Lolona. MELO: Jurnal Studi Agama-Agama, 2 (1), 1–11. https://doi.org/https://doi.org/10.34307/mjsaa.v2i1.20
Sarira, Y. A. (1996). Rambu Solo’ dan Persepsi Orang Kristen Tentang Rambu Solo’. Rantepao: Pusbang-Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja.
Stanislaus, S., Petrus, S., Sitotoa, S., & Kambunni’. (2016). Kebudayaan Tallu Lolona Toraja. Makassar: Dela Macca, 2016. Makassar: De La MEcca.
Sudarsia, E. T., Taula’bi’, N., & Allo, M. D. G. (2019). Filosofi Tallu Lolona dalam Himne Passomba Tedong (Etnografi Kearifan Lokal Toraja). Sawerigading, 25 (2), 61–73.
Supriadi, A., & Tarantang, J. (Eds.). (2021). Membangun Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Melalui Semangat Moderasi Beragama di Bumi Tambun Bungai. In MODERASI BERAGAMA: (Multi Perspektif Pegiat dan Penstudi Rumah Moderasi Beragama Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya di Kalimantan Tengah) (1st ed.). Yogyakarta: K-Media.
Sutrisno, E. (2019). Aktualisasi Moderasi Beragama di Lembaga Pendidikan. Junral Bimas Islam, 12 (1), 323–348. https://doi.org/https://doi.org/10.37302/jbi.v12i2.113
Tammu, J., & Vein, H. Vander. (2016). Kamus Toraja-Indonesia. Toraja: PT. Sulo.
Toraja, B. P. S. T. (2022). Kabupaten Tana Toraja dalam Angka 2022. Tana Toraja: BPS Kabupaten Tana Toraja.
Zulkarnain, & Haq, Z. (2020). Pengaruh Fanatisme Keagamaan terhadap Perilaku Sosial. Kontekstualita: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 35 (1), 25–38. https://doi.org/https://doi.org/10.30631/35.01.25-38