Qanun Aceh dalam Sistem Tata Hukum di Indonesia: Kedudukan, Fungsi dan Perbedaannya dengan Perda Syari’at Islam

Authors

  • Hofifah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
  • Saifuddin Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an Wali Songo Situbondo, Jawa Timur

DOI:

https://doi.org/10.14421/0wse5233

Keywords:

Qanun, Aceh, Perda, Shari’a.

Abstract

This article examines the position and function of the Aceh Qanun within Indonesia’s national legal system and compares it with Sharia-based Regional Regulations (Perda Syariah) in other provinces. The Aceh Qanun is a regional legal product arising from Aceh’s special status as a region granted special autonomy under Law Number 11 of 2006 concerning the Government of Aceh. This special status is the result of a long historical dynamic and a peace process between the Government of Indonesia and the Free Aceh Movement (GAM). Juridically, the Aceh Qanun is equivalent to regional regulations but possesses distinctive substantive characteristics grounded in Islamic Sharia. Employing a juridical-normative approach and comparative method, this study explores the legal basis, substance, and implementation of the Aceh Qanun relative to Sharia-based regional regulations elsewhere. The findings indicate that although both are structurally regional legislative products, the Aceh Qanun has a different legal foundation, judicial review mechanism, and a constitutionally stronger substantive scope. This study contributes to the development of constitutional and Islamic law and serves as a reference for formulating regional regulations that are constitutional, equitable, and responsive to local wisdom.

 

Abstrak: Artikel ini membahas kedudukan dan fungsi Qanun Aceh dalam sistem hukum nasional Indonesia serta membandingkannya dengan Peraturan Daerah (Perda) Syariah di provinsi lain. Qanun Aceh merupakan produk hukum daerah yang lahir dari kekhususan Aceh sebagai wilayah yang diberi otonomi khusus berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Kekhususan ini merupakan hasil dari dinamika sejarah panjang serta proses damai antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka. Secara yuridis, Qanun Aceh setara dengan perda, namun memiliki karakter substantif yang khas karena berlandaskan syariat Islam. Artikel ini menggunakan pendekatan yuridis-normatif dan metode komparatif untuk menelusuri dasar hukum, substansi, dan implementasi Qanun Aceh dibandingkan dengan Perda Syariah di daerah lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun secara struktural keduanya merupakan produk legislasi daerah, Qanun Aceh memiliki dasar hukum, mekanisme pengujian, dan lingkup materi yang berbeda dan lebih kuat secara konstitusional. Kajian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap pengembangan hukum tata negara dan hukum Islam, serta menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan regulasi daerah yang konstitusional, adil, dan responsif terhadap kearifan lokal

References

Adhani, Hani. “Menakar Konstitusionalitas Syari’at Islam Dan Mahkamah Syar’iyah Di Provinsi Aceh.” Jurnal Konstitusi 16, no. 3 (2019): 606–29.

Aini, Qurratul. “Sistem Penyusunan Dan Penerapan Qanun Pada Masa Sultan Sulaiman Al Qanuni Dan Pemerintahan Otonomi Aceh.” Tanfidziy: Jurnal Hukum Tata Negara Dan Siyasah 1, no. 1 (2022): 59–78.

Arifuddin, N. “Implementasi Fungsi Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pada Pembentukan Peraturan Daerah.” AL-ISHLAH: Jurnal Ilmiah Hukum Vol 22 (n.d.).

Asrun, Andi Muhammad, Abdu Rahmat Rosyadi, and Yennie K Milono. “Mempertanyakan Legalitas Qanun Aceh: Sesuaikah Dengan Sistem Peraturan Perundang-Undangan.” Kanun Jurnal Ilmu Hukum 21, no. 2 (2019): 273–94.

Asshiddiqie, Jimly. Menuju Negara Hukum Yang Demokratis. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstusi, 2008.

Azhari, M. Negara Hukum: Suatu Studi tentang Prinsip-Prinsipnya Dilihat dari Segi Hukum Islam, Implementasinya pada Masa Kini. Jakarta: Prenadamedia Group, 2010.

Bakillani, Bakillani, Mukhlis Mukhlis, and Yusrizal Yusrizal. “Keberadaan Naskah Akademik Dalam Pembentukan Qanun Aceh.” Suloh: Jurnal Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh 10, no. 1 (2022): 1–25.

Bunga, Marten. “Model Pembentukan Peraturan Daerah Yang Ideal Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah.” Jurnal Hukum & Pembangunan 49, no. 4 (2020): 818–33.

Dachi, Thomas. “Evaluasi Implementasi Peraturan Daerah Sebagai Sebuah Hukum Dalam Rangka Meningkatkan Fungsi Legislasi Dprd Provinsi Sumatera Utara.” JURNAL PROINTEGRITA 6, no. 3 (2022): 32–46.

Effendi, B. "Qanun Syari’at Islam dalam Sistem Perundang-undangan Nasional." Jurnal Hukum Islam, Vol. 13, No. 2 (2015): 123–138.

Fadlia, Faradilla, S Sos, M Arts, S Muliawati, and M IP. “Perumusan Rancangan Qanun Siyasah Syar’iyah (Analisis Terhadap Keterlibatan Perempuan).” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik 6, no. 2 (2021).

Fatwa, A. M.. Potret Konstitusi Pasca Amandemen UUD 1945. Cet. 2. Jakarta: Kompas, 2009.

Friedman, Lawrence M. Sistem Hukum Perspektif Ilmu Sosial. Cet. Ke-2. Bandung: Nusa Media, 2019.

Halim, R. “Peradilan Islam di Aceh: Kewenangan Mahkamah Syar’iyah dalam Penegakan Hukum Jinayat.” Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum, Vol. 2, No. 1 (2018): 44–56.

Hanura, Fahra Iklama. “Implementasi Qanun Aceh (Tinjauan Teori Pembentukan Perundang-Undangan (Qanun) Menurut Wahbah Zuhaili.” UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, 2022.

Hasibuan, Raja Hamonangan. “Pelaksanaan Otonomi Khusus Di Provinsi Aceh Berdasarkan Undang-Undang No. 11 Tahun 2006 Dalam Sistem Otonomi Daerah,” 2022.

Hsb, Ali Marwan. “Pelaksanaan Kewenangan Atribusi Pemerintahan Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah,” 2019.

Human Rights Watch, “Flawed Justice: Human Rights Concerns in the Aceh Sharia Courts” (2016).

Indrati S., Maria Farida. Ilmu Perundang-Undangan, Jenis, Fungsi, Dan Materi Muatan. Yogyakarta: Kanisius, 2007.

Instruksi Presiden Noomor 9 Tahun 2000 tentang PUG.

Isa, Muhammad, Efendi Efendi, and Suhaimi Suhaimi. “Pelibatan Perancang Peraturan Kanwil Kemenkumham Aceh Dalam Pembentukan Qanun Kabupaten.” Kanun Jurnal Ilmu Hukum 22, no. 1 (2020): 73–88.

Irfan, M. Nurul. "Syariat Islam dan Tantangan Gender di Aceh". Jurnal Al-Mawarid, 22, no. 1 (2020).

Keputusan Perdana Menteri RI Nomor 1/Missi/1959.

Komnas HAM, “Evaluasi Qanun Jinayat dalam Perspektif Hak Asasi Manusia”, 2016.

Julianthy, Evlyn Martha and Kantor Wilayah Kementerian Hukum Dan HAM. “Limitasi Materi Muatan Ketentuan Pidana Dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang,” 17, no. 4 (Desember 2020).

Jumadi, Jumadi. “Kedudukan Dan Fungsi Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten/Kota Sebagai Instrumen Otonomi Daerah Dalam Sistem Perundang-Undangan Di Indonesia.” Jurnal Hukum Unsulbar 1, no. 1 (2018): 27–40.

Lubis, M. Otonomi Khusus Aceh: Antara Implementasi dan Tantangan. Banda Aceh: UIN Ar-Raniry Press, 2016.

Lutfiana, Adhya Febri. “Keistimewaan Qanun Di Aceh Dalam Perspektif Sociological Yurisprudence Menurut Eugen Ehrlich.” Jurnal Hukum Dan Pembangunan Ekonomi 8, no. 2 (2021): 199–212.

Mahfud M.D., Moh. Politik Hukum Di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Memorandum of Understanding Between the Government of the Republic of Indonesia and the Free Aceh Movement (Helsinki, 15 Agustus 2005).

Mustafid, Fuad, Khoiruddin Nasution, Ali Sodiqin, “Positivization of the Council of Indonesian Ulema’s Halal Fatwa: Policy and Position in Indonesian Legislation”, JURIS: Jurnal Ilmiah Syariah, 23, no. 1 (2024), hlm. 155-166, https://ejournal.uinmybatusangkar.ac.id/ojs/index.php/Juris/article/view/10859.

Muthalib, Salman Abdul, Mansari Mansari, Mahmuddin Mahmuddin, Muslim Zainuddin, and Hasnul Arifin. “Analisis Kepentingan Terbaik Bagi Anak Dalam Hukum Jinayat Aceh.” Al-Mashlahah Jurnal Hukum Islam Dan Pranata Sosial 9, no. 02 (2021).

Nuradhawati, Rira. “Dinamika Sentralisasi Dan Desentralisasi Di Indonesia.” Academia Praja: Jurnal Ilmu Politik, Pemerintahan, Dan Administrasi Publik 2, no. 01 (2019): 152–70.

Nurlaelawati, Euis dan Salim, Arskal. "Islam and the Limits of the State Law in Indonesia: Local Regulations and the State in West Java." Asian Journal of Law and Society, Vol. 1, No 1 (2014).

Nurdin, Ridwan, and Muhammad Ridwansyah. “Aceh, Qanun and National Law: Study on Legal Development Orientation.” Samarah: Jurnal Hukum Keluarga Dan Hukum Islam 4, no. 1 (2020): 107–31.

Pemerintah Aceh. Dokumen Produk Qanun Aceh 2006–2022, www.acehprov.go.id.

Purba, Ahmad Rusli. “Eksistensi Qanun Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Bendera Dan Lambang Aceh Dalam Perspektif Teori Norma Berjenang Hans Nawiasky.” Jurnal Ilmiah METADATA 4, no. 1 (2022): 31–52.

Purba, Simon, Mustamam Mustamam, and Adil Akhyar. “Penegakan Hukum Terhadap Pelaku Perzinahan Dalam Perspektif Kuhp Dan Qanun Di Lhoksukon Aceh Utara.” Jurnal Ilmiah Metadata 3, no. 2 (2021): 651–68.

Putra, Antoni. “Penerapan Omnibus Law Dalam Upaya Reformasi Regulasi.” Jurnal Legislasi Indonesia 17, no. 1 (2020): 1–10.

Qomariyah, Nurul. “Gender dan Legislasi Syariah di Aceh”, Jurnal Musawa, 15, no. 2 (2016).

Qanun Aceh No. 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat.

Rahmiati, Rahmiati. “Politik Hukum Terhadap Qanun Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayah.” Sasi 26, no. 1 (2020): 29–38.

Rancangan Qanun Hukum Keluarga Aceh, DPRA, Draf Qanun Tahun 2021.

Reid, Anthony. The Contest for North Sumatra: Atjeh, the Netherlands and Britain 1858-1898. Oxford University Press. 1969.

Ridwansyah, Muhammad. “Keadilan Gender Dalam Rancangan Qanun Hukum Keluarga.” Jurnal Hukum Samudra Keadilan 14, no. 2 (2019): 168–78.

Sjamsuddin, Nazaruddin. Pemberontakan Kaum Republik: Kasus Aceh. Jakarta: LP3ES, 1985.

Saraswati, Nur Chanifah and Encik Muhammad Fauzan. “Konstitusionalitas Peraturan Perundang-Undangan Berbasis Syariah Di Indonesia.” Simposium Hukum Indonesia 1, no. 1 (2019): 496–510.

Suaedy, Ahmad. “Problematika Penerapan Syariat Islam di Aceh”, The Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies, 2, no. 1 (2012).

Susanti, Bivitri. “Konflik Hukum dalam Otonomi Khusus Aceh”, Jurnal Konstitusi, 8, no. 1 (2011).

Syatar, Abdul, Juliana Juliana, Zehratul Eitriya, Rifaldi Rifaldi, Winanda Winanda, Alfajri Anugrah, and Angelina Atika Putri. “Formalisasi Hukum Islam Dalam Bentuk Peraturan Daerah: Analisis Peraturan Daerah Syariah Di Bulukumba.” Bilancia: Jurnal Studi Ilmu Syariah Dan Hukum 15, no. 1 (2021): 65–84.

Syarif, Nurrohman. "Formalisasi Syariat Islam dalam Perspektif Negara Hukum", Jurnal Konstitusi, 7, no. 1, 2010.

Tinjauan Dari Perspektif Islam. “Peran Legislatif Perempuan Dalam Pembentukan Qanun Di DPRA Periode 2014-2019.” Jurnal El-Hadhanah: Indonesian Journal Of Family Law And Islamic Law 2, no. 1 (2022).

Trianingsih, Anna dkk. Hukum Tata Negara: Sejarah, Teori, Dan Dinamika Ketatanegaraan Di Indonesia. Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2021.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Republik Indonesia Noor 7 Tahun 1984 tentang CEDAW.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 3 tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Wijayanto, Enggar. “Otonomi, Perda Syariah, Dan Living Law Di Negara Hukum Pancasila.” WICARANA 1, no. 2 (2022): 150–60.

Zainal, Suadi. “Keistimewaan Aceh Dalam Tinjauan Sosio Historis.” Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi) 16, no. 1 (2022).

Downloads

Published

2025-05-21