Identifikasi Potensi Budaya Lokal Berbasis Etnokimia Di kabupaten Bantul
DOI:
https://doi.org/10.14421/jtcre.2021.31-06Keywords:
Kabupaten Bantul, potensi budaya lokal, kimiaAbstract
Kebudayaan dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran, misalnya etnokimia sehingga keberadaannya tetap terjaga. Etnokimia merupakan pembelajaran kimia yang dikaitkan dengan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi budaya lokal Kabupaten Bantul bidang industri kerajinan berbasis etnokimia dan mengkaji keterkaitan antara potensi budaya lokal Kabupaten Bantul bidang industri kerajinan dengan pembelajaran kimia. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan studi pustaka. Keabsahan data yang digunakan adalah uji kredibilitas dengan triangulasi data, uji dependabilitas, dan uji konfirmabilitas. Adapun teknik analisa data menggunakan metode Miles Huberman berupa reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Data yang terkumpul dikategorisasikan dan disusun secara sistematis kemudian dibuat kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi budaya lokal Kabupaten dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran berbasis kimia. Potensi budaya lokal berbasis etnokimia di Kabupaten Bantul adalah kerajinan batik, keris, gamelan, dan wayang kulit. Batik dapat dikaitkan dengan materi larutan asam basa, ikatan kimia, konsep mol, dan tata nama kimia. Keris dapat dikaitkan dengan materi sel volta dan korosi serta kimia unsur (periode 4). Gamelan dapat dikaitkan dengan materi reaksi oksidasi dan reduksi serta kimia unsur (periode 4). Wayang kulit dapat dikaitkan dengan materi polimer dan koloid.
Downloads
References
Dokhi, dkk. (2016). Analisis kearifan lokal ditinjau dari keragaman budaya. Jakarta: PDSPK Kemendikbud.
Mubah, A Safril. (2011). “Strategi meningkatkan daya tahan budaya lokal dalam menghadapi arus globalisasi”. Jurnal UNAIR, 24(4).
Rahmawati, Yuli. (2018). “Peranan transformative learning dalam pendidikan kimia: Pengembangan karakter, identitas budaya, dan kompetensi abad ke-21”. Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 8(1).
Arfianawati, Siti, Sudarmin, &Woro Sumarni. (2016). “Model pembelajaran kimia berbasis etnosains untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa”. Jurnal Pengajaran MIPA, 21(1).
Shidiq, Ari Syahidul. (2016). “Pembelajaran sains kimia berbasis etnosains untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa”. Jurnal SNKPK.
Abonyi, dkk. (2014). “Innovation in science and technology education: A case for ethnoscience based science classroom”. International Journal of Science & Engineering Research, 5(1)
Rahmawati, Yuli, dkk. (2017). Pendekatan pembelajaran kimia berbasis budaya dan karakter: Culturally responsive teaching terintegrasi etnokimia. Jakarta: LPPM Universitas Negeri Jakarta.
Rahmawati, Yuli, dkk. (2020). Pengembangan soft skills siswa melalui penerapan culturally responsive transformative teaching (CRTT) dalam pembelajaran kimia. Jurnal Pembelajaran Pendidikan IPA, 6(1)
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2013). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexy J. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
BPPD Kabupaten Bantul. (2018). Laporan akhir: Pengembangan model kelembagaan produk andalan setempat (PAS) Kabupaten Bantul, DIY. Yogyakarta: Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM.
Nuralita, Aza. (2020). “Analisis penerapan model pembelajaran berbasis etnosains dalam pembelajaran tematik SD”. Jurnal Mimbar PGSD Undhiksa, 4(1)
Sepmiarni, Ni Ketut, I Made Kirna, dan I Wayan Subagya. (2015). “Analisis pembelajaran berbasis konten lokal pada mata pelajaran kimia di SMA Negeri 3 Singaraja”. Prosiding Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V.
Haerudin, Agus dan Vivin Atika. (2018). “Komposisi lilin batik (malam) biron untuk batik warna alam pada kain katun dan sutera”. Jurnal Dinamika Kerajinan Dan Batik, 35(1)
Purwanto. (2018). “Pemanfaatan bahan pewarna alam sebagai alternatif dalam pembuatan batik tulis yang ramah lingkungan”. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi (SNAST).
Natanegara dan Dira Djaya. (2019). Batik Indonesia. Jakarta: Yayasan Batik Indonesia.
Lutfinor. (2011). “Perbandingan penggunaan beberapa jenis zat warna dalam proses pewarnaan serat nanas”. Jurnal Dinamika Penelitian Insdustri, 22(1)
Laela, Euis, dkk. (2018). “Efektivitas sabun alami terhadap warna batik”. Jurnal Dinamika Kerajinan dan Batik, 35(2)
Suheryanto, Dwi. (2015). “Penggunaan natrium silikat pada proses pelorodan batik terhadap pelepasan lilin dan kekuatan tarik kain”. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia UPN Veteran Yogyakarta.