Pengembangan Buku Bacaan Kimia Berbasis Etnosains Pada Tradisi Menginang Sebagai Sumber Literasi Sains

Authors

  • Ria Nilamsari

DOI:

https://doi.org/10.14421/jtcre.2021.32-06

Keywords:

Buku bacaan, etnosains, literasi kimia

Abstract

Pembelajaran sains yang mengaitkan antara sains asli pada budaya masyarakat dan ditransformasikan menjadi sains ilmiah (berorientasi pada konsep etnosains) dinilai dapat meningkatkan literasi sains siswa. Pembelajaran sains yang turut serta memadukan unsur kebahasaan seperti aspek menulis, berbicara, dan membaca, karena aspek kebahasaan ini merupaka kunci dari literasi sains. Oleh karena itu, untuk meninkatkan literasi sains siswa, maka perlu dikembangkan buku-buku teks maupun nonteks (buku pengayaan). Penelitian dilakukan dengan menggunakan model pengembangan 4-D ‎yang terdiri atas 4 tahap, yaitu define, design, development, dan disseminate. ‎Penelitian ini dibatasi sampai tahap ketiga atau development. Produk dilakukan review oleh dua orang peer reviewer, dan divalidasi oleh ahli materi, ahli media, dan guru kimia sebagai reviewer. Produk juga direspon oleh sepuluh siswa. Penilaian kualitas produk oleh dosen ahli, guru kimia, dan siswa dilakukan menggunakan angket berstruktur dengan skala likert lima kategori yaitu sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), kurang (K), dan sangat kurang (SK). Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas media pembelajaran berdasarkan validasi ahli materi adalah sangat baik dengan persentase keidealan sebesar 95,5 %, berdasarkan ahli media menghasilakn persentase keidealan sebesar 96,67 %, dan kualitas berdasarkan guru adalah sangat baik dengan persentase keidealan sebesar 88 %. Kemudian menurut respon siswa kuaitas produk juga sangat baik dengan persentase keidealan sebesar 89,7 %.  

Downloads

Download data is not yet available.

References

Budhisantoso, S. (1992). Upacara Tradisional. Bandung: P3NB, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Flora, M. S, Christopher, T, & Mahmudur, R, (2012). “Betel Quid Chewing and Its Risk Factors in Bangladeshi Adults”. WHO South East- Asia Journal of Public Health, 1(2), 162-181.

Nisa‟, A., dkk. (2015). Efektifitas Penggunaan modul Terintegrasi Etnosins dalam Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Literasi Sais Siswa. Jurnal Pendidikan IPA Unnes, 4 (3), 1049-1056.

Suastra. (2006). Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, 3.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Susiarti, S. (2005). Jenis-jenis pengganti pinang dan gambir dalam budaya menginang masyarakat di Kawasan Taman Nasional Wasur, Merauke, Papua. Biodiversitas, 6(3), 217-219. https://doi.org/10.13057/biodiv/d060316.

Thobroni, M. & Mustofa A. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Grasindo.

Toharudin, U., dkk. (2010). Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung: Humaniora

Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Trianto. (2012). Mendesain Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Downloads

Published

2021-10-31

How to Cite

Nilamsari, R. (2021). Pengembangan Buku Bacaan Kimia Berbasis Etnosains Pada Tradisi Menginang Sebagai Sumber Literasi Sains . Journal of Tropical Chemistry Research and Education, 3(2), 74–84. https://doi.org/10.14421/jtcre.2021.32-06

Issue

Section

Articles