Pengembangan Modul Kimia berbasis Model Core Materi Larutan Penyangga untuk Peserta Didik Kelas XI SMA/MA
DOI:
https://doi.org/10.14421/jtcre.2023.51-03Keywords:
Pengembangan, modul kimia, larutan penyanggaAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media berupa modul kimia berbasis CORE pada materi larutan penyangga serta mengetahui kelayakan produk berdasarkan hasil penilaian pendidik kimia SMA/MA dan respon dari peserta didik kelas XII. Penelitian ini termasuk dalam penelitian dan pengembangan. Model pengembangan yang digunakan adalah model 4D (Define, Design, Development, dan Disseminate). Produk yang dikembangkan divalidasi oleh dosen ahli materi dan dosen ahli media. Penilaian produk juga dilakukan oleh empat pendidik kimia SMA/MA serta direspon oleh 20 peserta didik. Instrumen penelitian berupa lembar validasi, penilaian kualitas produk dan lembar respon peserta didik. Produk yang telah dikembangkan merupakan modul dalam bentuk softfile. Modul berisi materi larutan penyangga yang disusun berdasarkan karakteristik model CORE memuat materi larutan penyangga, contoh soal, latihan soal, soal analisis, dan kegiatan yang dapat dilakukan secara mandiri oleh peserta didik. Hasil validasi oleh dosen ahli menyatakan bahawa modul layak digunakan dengan persentase keidealan berdasarkan ahli materi 91,67% dan persentase keidealan 96,67% berdasarkan ahli media. Hasil penilaian kualitas produk berdasarkan pendidik kimia memperoleh persentase keidealan sebesar 88.61 % dengan kategori Sangat Baik. Hasil respon peserta didik terhadap modul sangat positif dengan persentase keidealan sebesar 98.23%.
Downloads
References
Al Azka, H. H., Setyawati, R. D., & Albab, I. U. (2019). Pengembangan modul pembelajaran. Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 1(5), 224-236. https://doi.org/10.26877/imajiner.v1i5.4473
Fahrudin. (2022). Komponen pembelajaran dalam perspektif pendidikan islam. QuranicEdu: Journal of Islamic Education, 1(2), 115–130.
Fitranda, M. I., & Muntholib, M. (2020). Identifikasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal hidrolisis garam menggunakan langkah penyelesaian soal. Jurnal Pembelajaran Kimia, 5(1), 32–39. http://dx.doi.org/10.17977/um026v5i12020p032
Genes, A. J., Lukum, & Laliyo, L. A. R. (2021). Identifikasi kesulitan pemahaman konsep larutan penyangga siswa di Gorontalo. Jambura Journal of Educational Chemistry, 3(2), 61-65. https://doi.org/10.34312/jjec.v3i2.11911
Hariani, W., Laliyo, L. A. R., & Musa, W. J. A. (2016). Kemampuan pemahaman konseptual dan algoritmik siswa dalam menyelesaikan soal-soal larutan penyangga. Jambura Journal of Educational Chemistry, 11(2), 196–203.
Humaira, F. Al, Suherman, & Jazwinarti. (2014). Penerapan model CORE pada pembelajaran matematika siswa kelas X SMAN 9 Padang. Jurnal Pendidikan Matematika, 3(1), 31–37.
Ineng, J. (2015). Deskripsi hirarki kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gorontalo dalam memahami materi ikatan kimia dengan menggunakan instrument tes terstruktur. Jambura Journal of Educational Chemistry, 11(1), 70–73.
Kirana, A., & Nur, I. R. D. (2022). Analisis kemampuan pemahaman konsep matematika ditinjau dari minat belajar siswa. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 8(1), 374–385. https://doi.org/10.31949/educatio.v8i1.1992
Kurniawan, M. A. (2013). Menggali pemahaman siswa SMA pada konsep larutan penyangga menggunakan instrumen diagnostik two-tier. Skripsi, Universitas Negeri Malang, Malang.
Miller, R. G., & Calfee, R. C. (2004). Making thinking visible: A method to encourage science writing in upper elementary grades. Science and Children, 42(3), 20–25. https://digitalcommons.chapman.edu/education_articles/23/
Ningsih, S., Sugiman, S., Merliza, P., & Ralmugiz, U. (2020). Keefektifan model pembelajaran CORE dengan strategi konflik kognitif ditinjau dari prestasi belajar, berpikir kritis, dan self-efficacy. Pythagoras: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 15(1), 73-86. doi:https://doi.org/10.21831/pg.v15i1.34614
Sanjiwani, Muderawan, & Sudiana. (2018). Analisis kesulitan belajar kimia pada materi larutan penyangga di SMA Negeri 2 Banjar, Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha, 2(2), 75-84 . https://doi.org/10.23887/jjpk.v2i2.21170
Sari, I. R. (2015). Efektivitas model pembelajaran joyful learning pada jam akhir pelajaran terhadap minat dan keaktifan peserta didik kelas XI IPA di MAN Yogyakarta II tahun ajaran 2014/2015. Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
Setiawan, A., Kusumo, E., Kasmui, K., & Rahayu, S. (2019). Analisis miskonsepsi materi larutan penyangga dalam pembelajaran berbasis masalah berbantuan media interaktif. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 13(2), 2383-2394. https://doi.org/10.15294/jipk.v13i2.15267
Sihaloho, M. (2013). Analisis kesalahan siswa dalam memahami konsep larutan buffer pada tingkat makroskopis dan mikroskopis. Jurnal Entropi, 8(1), 488-499. Retrieved from https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JE/article/view/1157
Wardika, K. W., Ariawan, K. U., & Arsa, P. S. (2017). Penerapan model CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) meningkatkan hasil aktivitas belajar perakitan computer kelas XTKJ 2. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 6(3), 127-136. Retrieved from https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPTE/article/view/20856
Widoyoko, E. (2011). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Yunitasari, W., Susilowati, E., & Nurhayati, N. D. (2013). Pembelajaran direct instruction disertai hierarki konsep untuk mereduksi miskonsepsi siswa pada materi larutan penyangga kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 2 Sragen tahun ajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia, 2(3), 182-190. Retrieved from https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia/article/view/2723/1895