Proses Pembentukan Identitas Sosial Waria di Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta
DOI:
https://doi.org/10.14421/jkii.v1i1.1057Keywords:
waria, pesantren waria, dan identitas sosialAbstract
Waria atau transgender memiliki ekspresi gender dengan orientasi seksual (homeseksual) yang dianggap tidak ‘normal’ di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Waria di dalam Islam juga menuai banyak perdebatan kendati sebagian besar tidak menyetujui keberadaan waria. Karena kehadiran waria menuai banyak perdebatan dan pertentangan baik itu secara sosial, budaya, maupun agama, eksistensi dan identitas waria tidak memiliki ruang di ranah sosial maupun agama. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengungkapkan proses pembentukan identitas sosial waria di pesantren waria dan (2) melihat motif serta bias dari proses pembentukan waria di pesantren waria al-Fatah Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif untuk menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata dan perilaku yang dapat diamati. Jenis penelitian ini adalah penelitian field research yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data-data lapangan untuk menjelaskan permasalahan yang diteliti dengan teknik pengumpulan data, observasi, interview dan dokumentasi. Sementara itu teknik analisa datanya menggunakan teknik: deskriptif-kualitatif dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan proses pembentukan identitas sosial waria di pesantren waria al-Fatah Yogyakarta. Identitas sosial yang diteliti oleh penulis terdiri dari proses, motif, dan bias dalam dari proses pembentukan identitas sosial. Proses pembentukan waria terdiri dari: kategorisasi, identifikasi, dan pembanding. Sedangkan motif yang ditemukan yaitu motif self-enhancement(peningkatandiri) atau motif individu dalam membangun citra positif dengan bergabung dalam dalam kelompok dan uncertainly reduction (penguranganketidaktentuan) atau motif untuk mengubah citra negatif suatu kelompok. Penulis menemukan dua bias yang ada di pesantren waria al-Fatah Yogyakarta, pertama bias dalam kelompok yang memicu konsep diri yang positif dan bias yang memicu favoritisme yakni rasa suka yang berlebihan pada kelompok sendiri.
[Waria or transgender have gender expression on sexual orientation that is not considered ‘normal’ among most Indonesian people. Transgender in Islam also provoke many debates, despite mostly do not agree with the existence of transgender. Due to the presence of transgender provoke much debate and disagreement, whether it be social, cultural or religious reasons, as consequently the existence and identity of the transgenders do not have space in the both of social and religious domain. The aims of this study are revealing the formation process of transgender social identity and knowing motives and biases on the formation process of transgender social identity in Pesantren Waria al-Fatah Yogyakarta. This is qualitative research to produce descriptive data such as words, verbal, and behaviors that can be observed from participants. The type of this research is field research that has the purpose of gathering data from fields in order to explain problems of study. Methods of data collection such as observation, interviews, and documentation applied for gathering data from the field. Techniques for data analysis applied descriptive-qualitative analysis and drawing conclusions. The results of this research showed the formation process of transgender social identity in Pesantren Waria al-Fatah Jogjakarta. A social identity researched by the author consists of processes, motives, and biases in the formation process of social identity. The formation process of transgender consists of categorization, identification, and comparison. While the motives found are self-enhancement motives (self-improvement) or individual motives to building a positive image by joining the group, and uncertainly reduction (uncertainty) or group motives to changing the negative image of a group. The author found two biases that exist in Pesantren Waria al-Fatah Yogyakarta; first, a bias in the group triggered positive self-concept; and second, a bias which triggered favoritism that is an over liking to own group.]
Downloads
References
Akhsani, Amin, 2009,“KonsepPendidikan Agama Islam di Pondok
Pesantren Waria Senin-Kamis Notoyudan Yogyakarta”,
Yogyakarta: JurusanPendidikan Agama Islam Universitas Islam
Negeri Yogyakarta.
Baron, R. A., & Donn, B, 2003, Psikologi Sosial (10th ed), Jakarta: PT
Gelora Aksara Pratama.
Burhanuddin, Jajat & Kees, Van Djik ed, 2013, Islam in Indonesia,
Amsterdam: Amsterdam University Press.
DepartemenPendidikandan Kebudayaan, 1989,
KamusBesarBahasaIndonesia, Jakarta: BalaiPustaka.
FX Rudy, Gunawan, 1993, Filsafat Sex,Yogyakarta: Bentang.
Hasan, M Iqbal, 2002, Pokok-PokokMetodologiPenelitiandanAplikasiny
a, Bogor: Ghalia Indonesia.
http://gaya.tempo.co/read/news/2013/11/24/205532048/
pesantren-waria-yogyakarta-satusatunya-di-dunia, diaksespada
Desember 2015.
http://www.abiasa.org, diaksespada 17 November 2015.
Huda, M. J.N, 2011, Imajinasi Identitas Sosial Komunitas Reog Ponorogo, Ponorogo: Tips.
Imam Suprayogo, Tobroni, 2003, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Irawan, Soehartono, 2008, Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Jan, Walinder, 1968, Transexualism: Definition, Prevalence, And Sex
Distribution, Sweden: Acta Psychiantr Scand.
Kartono, Kartini, 1990, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung:
Mandar Maju.
King, L. A, 2010, Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif, Jakarta: Salemba Humanika.
Koeswinarno, 2004, Hidup Sebagai Waria,Yokyakarta: LKIS.
Laazulva, Indana, 2013, Menguak Stigma Kekerasan dan dan Diskriminasi, Jakarta: Arus Pelangi.
Mansuki, HS, 2005, Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta: Diva
Pustaka.
Mercer, Janny dan Debbie Clayton, 2012, Psikologi Sosial, Jakarta:
Erlangga.
Moleong, Lexi.J, 2011, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Mulia, SitiMusdah, ‘Islam Recognize Homosexuality’ dalam Harian
The Jakarta Post, 28 Maret 2008.
Mulia,SitiMusdah, ‘Islam Recognizes Homosexuality’, dalam makalah
yang disampaikan pada forum diskusi homoseksual yang
diselenggarakan oleh Arus Pelangi, pada tanggal 27 Maret 2008
di Yogyakarta.
Dian, Safitri Maya, “Menengok Indahnya Islamicate Indonesia dari
Pesantren Waria Khusus Waria Al-Fatah Senin-Kamis”, makalah
disampaikan pada seminar “The 11th Annual Conference On
Islamic Studies” di Bangka Belitung.
Mulia, Siti Musdah, “Islam dan Orientasi Seksual Minoritas”
dalamhttp//www.icrp-online.org/wmview.php, diambil 25
November 2015.
Myers, David G, 2012, Psikologi Sosial, Jakarta: Salemba Humanika.
Nuriyah, Sinta, 2002, Islam dan Konstruksi Seksualitas,
Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset.
Oetomo, Dede, 2003, Memberi Suara Padayang Bisu, Yogyakarta:
Pustaka Marwa.
Sangadji, Etta Mamang, 2010, Metodologi Penelitian, Yogyakarta:
ANDI.
Sarwono, Sarlito W, 2011, Psikologi Sosial, Jakarta: SalembaHumanika.
Soehartono, Irawan, 2008, Metode Penelitian Sosial: SuatuTeknik
Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Taylor, S. E., Peplau. L. A., & Sears, D.O, 2009, Psikologi Sosial (2th ed), Jakarta: Kencana.
Wahid, Abdurahman dkk, 1974, Pesantren dan Pembaharuan, Jakarta: LP3EJS.
Walgito, B, 2007, Psikologi Kelompok, Yogyakarta: Andi.
Yin, Robert K, 1996, Studi Kasus Desain Metode, Jakarta: Rajawali
Pres.