Tradisi Penulisan Dan Pengajaran Kitab Pesantren: Proses Membangun Otoritas Dalam Kitab Kuning

Authors

  • Puput Lestari Unzah Genggong Probolinggo

DOI:

https://doi.org/10.14421/jkii.v7i2.1331

Keywords:

Tradisi Penulisan , Kitab Kuning, Bahasa Arab , Otoritas

Abstract

Penelitian ini membahas tentang bagaimana tradisi penulisan dan pengajaran kitab kuning di lingkungan pesantren Indonesia secara umum. Ada beberapa rumusan masalah di antaranya, bagaimana otoritas dalam kitab kuning itu dibangun dan bagaimana karakteristik dari kitab pesantren tersebut. penelitian ini berfokus pada studi pustaka. Hasilnya, ada beberapa karakteristik yang penulis temukan antara lain, dilihat dari sudut pandang penggunaan bahasa Arab yakni sebagai bahasa penulisan kitab dan format penulisan kitab kuning berbentuk syarah, matan, hasyiyah, dan nukilan. Selain itu, para ulama pesantren mencoba membangun otoritas melalui penulisan kitab kuning. Otoritas tersebut tampak dengan masifnya penggunaan pedagogik dan literatur berbahasa Arab, serta kurikulum pengajarannya. Selain merujuk pada kitab-kitab yang berbahasa Arab, kitab kuning mengandung makna simbolis untuk membedakan Muslim tradisionalis dari Muslim reformis yang wawasan keislamannya berdasarkan pada pembacaan buku-buku keislaman dengan tulisan latin dan dalam bahasa Indonesia (buku putih).

[This study discusses how the tradition of writing and teaching the yellow book in Indonesian Islamic boarding schools in general. There are several formulations of the problem, including how the authority in the yellow book is built and what are the characteristics of the pesantren book. This research focuses on literature study. As a result, there are several characteristics that the writer found, among others, seen from the point of view of the use of Arabic, namely as the language of writing books and the format for writing the yellow book in the form of syarah, matan, hasyiyah, and excerpts. In addition, Islamic boarding school scholars try to build authority through writing the yellow book. This authority is seen in the massive use of Arabic pedagogic and literature, as well as the teaching curriculum. In addition to referring to books in Arabic, the yellow book contains a symbolic meaning to distinguis traditionalist Muslims from reformist Muslims whose Islamic insights are based on reading Islamic books written in Latin and in Indonesian (white books).]

Downloads

Download data is not yet available.
Abstract viewed: 388 times | PDF downloaded = 490 times

References

Ahmed, Asad Q. and Margaret Larkin, “The Hashiya and Islamic Intellectual History”, Oriens, 41, 2013.

Gusmian, Islah. “Bahasa dan Aksara dalam Penulisan Tafsir Al-Qur’an di Indonesia Era Awal Abad 20 M,” Mutawatir, Vol. 5, No. 2, Desember 2015.

Gusmian, Islah. “Tafsir al-Qur’an di Indonesia: Sejarah dan Dinamika,” Jurnal Nun, Vol. 1, No. 1, 2015.

Ichwan, Moch. Nur. “Literatur Tafsir Qur’an Melayu-Jawi di Indonesia: Relasi Kuasa, Pergeseran, dan Kematian”, Jurnal VISI ISLAM, Vol. 1, No.1, Januari 2002.

John, Anthony H. Farid F. Saenong, “Vernacularization of the qur’an: Tantangan dan Prospek Tafsir al-Qur’an di Indonesia”, Jurnal Studi Qur’an, vol.1, No.3, 2006.

Johns, Anthony H. "The Quran in the Malay World: Reflection on `Abd al-Ra'ûf of Sinkel (1615-1693)", Journal of Islamic Studies, 9, 2, 1998.

Kaptein, Nico J.G. “Arabic As A Language Of Islam Nusantara: The Need For An Arabic Literature Of Indonesia”, HERITAGE OF NUSANTARA: International Journal of Religious Litarature and Heritage, Vol. 6, No. 2, Desember 2017.

Bruinessen, Martin van. Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat Tradisi-Tradisi Islam di Indonesia, Bandung: Mizan, Juli 1999.

Burhanudin, Jajat. Ulama dan Kekuasaan Pergumulan Elite Muslim dalam Sejarah Indonesia. Jakarta Selatan: Mizan Publika, 2012.

Departemen Agama RI. Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Pertumbuhan dan Perkembangannya, Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2003.

Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren: Studi Pandangan hidup Kyai dan visinya mengenai masa depan Indonesia, Jakarta: LP3ES, 2011.

Dusuqi ad-, Imam. Hasyiyah ad-Dusuqi ‘ala Syarh Umm al-Barahin, Lebanon: Dar al-Kutub al-Islamiyyah, vol. 1.t.th.

Gusmian, Islah. Khazanah Tafsir Indonesia dari Hermeneutika hingga Ideologi, Yogyakarta: Lkis, 2013.

Kailani, Najib dan Sunarwoto. “Televangelisme Islam Dalam Lanskap Otoritas Keagamaan Baru.” Noorhaidi Hasan (ed.). Ulama Dan Negara-Bangsa Membaca Masa Depan Islam Politik di Indonesia. Yogyakarta: PusPIDeP, 2019.

Ma’mur, Jamal. “Dinamika Pemikiran Gender Dalam Tubuh Nahdlatul Ulama (Studi Keputusan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-28 [1989] sampai Muktamar Nahdlatul Ulama ke-32 [2010]”, Disertasi Doktor IAIN Walisongo, 2014.

Madjid, Nurcholish. “Tradisi Syarah dan Hasyiyah Dalam Fiqh dan Masalah Stagnasi Pemikiran Hukum Islam”, Budhy Munawar Rachman (ed.). Kontekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah, Jakarta Selatan: Yayasan Paramadina, 1994.

Zahro, Ahmad. Tradisi Intelektual NU: Lajnah Bahtsul Masa’il 1926-1999. Yogyakarta: Lkis, 2004

Zuhri, KH. Saifuddin. Guruku Orang-Orang dari Pesantren. Bandung: Al-Ma’arif, 1974.

www.kediripedia.com dengan keyword : “Nukilan Kitab Gundul Pondok Petuk Kediri Mendunia”, diakses : Kamis, 27 Juni 2019, jam 23:05.

Downloads

Published

2022-12-29

How to Cite

Puput Lestari. (2022). Tradisi Penulisan Dan Pengajaran Kitab Pesantren: Proses Membangun Otoritas Dalam Kitab Kuning. Jurnal Kajian Islam Interdisipliner, 7(2), 189–209. https://doi.org/10.14421/jkii.v7i2.1331

Issue

Section

Articles