The Minimum Age For Marriage In Law Number 16 Of 2019 Perpective Maqashid Sharia Abdul Majid Al Najjar
DOI:
https://doi.org/10.14421/jkii.v8i1.1346Keywords:
Maturity, Minimum Age of Marriage, Maqasid al-Shari'ahAbstract
This research broadly wants to answer three problem formulations. First, the minimum age requirement for marriage. Second, the minimum age requirement for marriage in law number 19 of 2019. Third, the perspective of Maqasid al-Shari'ah Abdul Majid al-Najjar is the minimum age limit for marriage. By using the theory of Maqasid al-Shari'ah Abdul Majid al-Najjarr so that the right solution will be found regarding the problem within the minimum age limit of marriage. The results of this study indicate that the minimum age limit for marriage, which is 19 years for both men and women, is an appropriate and effective step in achieving universal benefit in the form of becoming an ideal individual. The ideal individual will produce an ideal family, where the ideal family can form an ideal society in the future.
[Penelitian ini berangkat dari perubahan ketentuan batas minimal usia perkawinan dan realitas yang terjadi dalam masyarakat. Pada dasarnya, usia perkawinan bukan merupakah syarat dan rukun dalam perkawinan. Hanya saja, usia perkawinan membuktikan bahwa terdapat kemaslahatan yang akan tercapai dimasa depan apabila dilaksanakan dengan tepat. Adapun tujuan perkawinan sendiri, dimana seharusnya membawa kemaslahatan rupanya tidak dapat tercapai apabila ketentuan pembatasan tersebut tidak dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian supaya didapatkan solusi mengenai permasalahanpermasalahan tersebut. Penelitian ini secara garis besar hendak menjawab tiga rumusan masalah. Pertama, ketentuan usia minimal perkawinan. Kedua, ketentuan usia minimal perkawinan dalam undang-undang no.19 tahun 2019. Ketiga, perspektif Maqasid al-Shari’ah Abdul Majid al-Najjar dalam batas minimal usia perkawinan. Dengan menggunakan metodologi kualitatif dan dengan pendekatan Library Research, maka akan didapatkan datadata verbal mengenai ketentuan batas minimal usia perkawinan. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan teori Maqasid al-Shari’ah Abdul Majid al-Najjar sehingga akan ditemukan solusi yang tepat mengenai permasalahan dalam batas minimal usia perkawinan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembatasan usia minimal perkawinan yaitu 19 tahun bagi laki-laki dan perempuan, merupakan langkah yang tepat dan jitu dalam upaya mencapai kemaslahatan universal berupa menjadikan individu yang ideal. Individu yang ideal, akan menghasilkan keluarga yang ideal, dimana keluarga ideal, dapat membentu masyarakat yang ideal pada masa mendatang.]
Downloads
References
Al-Najjār, ʿAbd al-Majīd. Maqāṣid Al-Sharīʿah Bi Abʿād Jadīdah. Tunis: Dar al-Gharb al-Islamiy, 2008.
Al-Zarqa, Ahmed. Sharah Al-Qawaed Al-Fiqhiya. Damaskus: Dar al-Qalam, 1989.
Asrori, Achmad. “Batas Usia Perkawinan Menurut Fukaha Dan Penerapannya Dalam Undang-Undang Perkawinan Di Dunia Islam.” Al-Adalah 7, no. 4 (2017): 807–26.
Badan Pusat Statistik, and UNICEF. “Kemajuan Yang Tertunda : Analisis Data Perkawinan Usia Anak Di Indonesia.” Unicef Indonesia. Jakarta, 2016. https://doi.org/978-978-064-963-6.
Defanti Putri Utami, Finza Khasif Ghifarani, and Rizki Pangestu. “Minimum Age of Marriage in Indonesia Perspective of Islamic Law , Positive Law and Medical Views Batas Minimal Usia Pernikahan Di Indonesia (Prespektif Hukum Islam ,Hukum Positif Dan Pandangan Medis).” Al- ‘ Adalah : Jurnal Syariah Dan Hukum Islam 6, no. 2 (2021): 185–205.
Fakhr al-Raziy. Mafatih Al-Ghayb. Beyrut: Dar al-Fikr, 1981.
Ghufron, M. “Makna Kedewasaan Dalam Perkawinan.” ALHUKAMA’ 6, no. 2 (2016): 319–36. https://doi.org/10.15642/ alhukama.2016.6.2.319-336.
Goble, Frank G. The Third Force: The Psychology of Abraham Maslow. New York: Washington Square Press, 1971.
Hakimi, Abdul Rahim, Noorhaidi Hasan, Zulkipli Lessy, and Bu Rofa. “Customarys Dynamic Relationship with Islamic Law in Terms of Afghan Womens Rights.” International Journal of Advanced Academic Studies 4, no. 2 (2022): 181–89. https:// doi.org/10.33545/27068919.2022.v4.i2c.805.
Hardani, Sofia. “Analisis Tentang Batas Umur Untuk Melangsungkan Perkawinan Menurut Perundang-Undangan Di Indonesia.”
Jurnal Pemikiran Islam 40, no. 2 (2015): 126–39.
HILMY, AHMAD ARIF MASDAR. “Analisis Terhadap Perbedaan
Batas Usia Minimal Perkawinan Dalam Pasal 15 KompilasiJurnal Kajian Islam Interdisipliner 37 The Minimum Age for Marriage in Law Number 16 Of 2019 ...Hukum Islam (KHI) Perspektif Teori Maslahah Said Ramadhan Al-Buti.” UIN Sunan Ampel, 2018.
Hurlock, Elizabeth Bergner. Developmental Psychology: A Life Span Approach. New Delhi: McGraw-Hill, 1999.
Ibn ’Asyur, Muhammad Al Tahir. Al-Tahrir Wa Al-Tanwir. Tunis: Dar Tauzi’ li al-Nashar, 1984.
———. Maqasid Shari’ah Islamiah. Ordon: Dar al-Nafais, 2001.
———. Ushul Al-Nizam Al-Ijtima’iy Fi Al-Islam. Tunis: Dar Tauzi’ li al-Nashar, 1985.
Indonesia, Republik. “Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,” n.d.
———. “Undang-Undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,” 2002.
———. “Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974,” n.d.
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/47406/uu-no-1-tahun-1974.
Jalaluddin Al-Suyuthī. Al-Ashbāḥ Wa Al-Nazāir. Beyrut: Dar alKutub al-Ilmiyah, 1983.
Khadimiy, Nur din. Ilm Maqashid Al-Shari’ah. Riyadh: Maktabah al-Ubaykan, 1992.
Miles, Matthew B., and A. Michael Huberman. Qualitative Data Analysis. London: Sage Publication Ltd., 1994.
Muhammad Rashid Rida. Al-Hayah Al-Zaujiyah. Cairo: Dar al-Fikr, n.d. Nugraha, Xavier, Risdiana Izzaty, and Annida Aqiila Putri. “Rekonstruksi Batas Usia Minimal Perkawinan Sebagai Bentuk Perlindungan Hukum.” Lex Scientia Law Review 3, no. 1 (2019): 40–54.
Nurkholis, Nurkholis. “PENETAPAN USIA DEWASA CAKAP HUKUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG DAN
HUKUM ISLAM.” YUDISIA : Jurnal Pemikiran Hukum Dan Hukum Islam 8, no. 1 (2018): 75. https://doi.org/10.21043/ yudisia.v8i1.3223.
Nurohman. “Analisis Yuridis Terhadap Batas Usia Minimal38 Vol. 8 Nomor 1, Januari-Juni 2023 Perkawinan (Studi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 22/PUU-XV/2017),” 2019, 1–66.
Rahmawati, Sri. “Batas Usia Minimal Pernikahan (Studi Komparatif Hukum Islam Dan Hukum Positif).” Syaksia 21, no. 1 (2020):85–110. https://doi.org/10.37035/syakhsia.v22i1.2918.
Riḍā, Muhammad Rashīd ibn ‘Ali. Tafsir AL-Manar. Cairo: Dar alManar, 1949.
Riyono, Bagus. “Keluarga Sebagai Fondasi Peradaban Bangsa: Sebuah Strategi Memanfaatkan Bonus Demografi Secara Optimal.” Buletin Psikologi 30, no. 1 (2022): 59. https://doi. org/10.22146/buletinpsikologi.68234.
Rohman, Holilur. “Batas Usia Ideal Pernikahan Perspektif Maqasid Shariah.” Journal of Islamic Studies and Humanities 1, no. 1(2017): 67–92. https://doi.org/10.21580/jish.11.1374.
Wafa, Moh. Ali. “Telaah Kritis Terhadap Perkawinan Usia Muda Menurut Hukum Islam.” AHKAM : Jurnal Ilmu Syariah 17, no. 2 (2017). https://doi.org/10.15408/ajis.v17i2.6232.
Yuhermansyah, Edi, and Mohd Hakim Bin Mohd Akhir. “Implementasi Batas Umur Pernikahan (Studi Kasus Di Mahkamah Rendah Syari’ah Bukit Mertajam Pulau Pinang).” Samarah 2, no. 2 (2018): 485–501. https://doi.org/10.22373/ sjhk.v2i2.4749.
Zuhaily, Wahbah. Al-Fiqh Al-Islāmy Wa ‘Adillatuhu. Damaskus: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1985.