Menguatkan Diri Dalam Keterpisahan: Konsep Penerimaan Diri Remaja dari Broken Home

Authors

  • Muhammad Hiqqal UIN Sunan Kalijaga

DOI:

https://doi.org/10.14421/jkii.v9i1.1363

Keywords:

Remaja, Broken Home, Penerimaan Diri

Abstract

Keharmonisan dalam rumah tangga akan berdampak kepada pertumbuhan perkembangan seorang anak. Anak yang hidup dari kalangan keluarga yang harmonis mampu tumbuh dan berkembang dengan baik, namun anak yang hidup dari kalangan keluarga yang tidak harmonis akan berdampak kepada perilaku kehidupannya. Perilaku yang ditimbulkan oleh anak yang hidup dari kalangan keluarga yang broken home ialah perilaku yang dapat berakibat buruk bagi kehidupan sosialnya. Pada dasarnya tidak semua remaja yang hidup dari kalangan keluarga yang broken home akan menimbulkan perilaku yang buruk tetapi ada juga yang melampiaskan ke hal-hal yang baik tergantung dari bagaimana penerimaan yang dilakukan oleh remaja tersebut. Oleh karena itu, tujuan penulisan ini adalah untuk membuktikan bahwa remaja yang hidup dari kalangan keluarga yang broken home tidak selalu melakukan tindakan-tindakan yang buruk tetapi ada juga yang melakukan hal-hal baik tergantung dari bagaimana penerimaan diri terhadap situasi yang sedang dialami. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan populasi remaja yang mengalami broken home dan mengambil 3 sampel untuk dijadikan responden dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara sedangkan analisis data dalam penelitian ini meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa dengan penerimaan diri yang baik akan membuat remaja yang mengalami broken home akan lebih berpikir positif serta mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga terhindar dari perilaku-perilaku yang menyimpang. Berdasarkan temuan-temuan yang ada dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak semua remaja yang mengalami broken home akan melakukan perilaku-perilaku yang menyimpang, namun ada juga yang mengarah kepada hal-hal baik.

[ Harmony in the household will have an impact on the growth and development of a child. Children who live in harmonious families are able to grow and develop well, but children who live in disharmonious families will have an impact on their behavior in life. The behavior caused by children who live in broken homes is behavior that can have a bad impact on their social life. Basically, not all teenagers who live in broken homes will develop bad behavior, but there are also those who take it out on good things depending on how accepted the teenager is. Therefore, the purpose of this writing is to prove that teenagers who live from broken homes do not always carry out bad actions but there are also those who do good things depending on how self-accepting they are about the situation they are experiencing. The method used in this research is descriptive qualitative with a population of teenagers who experienced broken homes and took 3 samples to be used as respondents in this research. The data collection techniques used in this research are observation and interviews, while data analysis in this research includes data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this research reveal that good self-acceptance will make teenagers who experience broken homes think more positively and develop their potential so as to avoid deviant behavior. Based on the existing findings, it can be concluded that not all teenagers who experience broken homes will carry out deviant behavior, but there are also those who lead to good things.]

Downloads

Download data is not yet available.
Abstract viewed: 251 times | PDF downloaded = 191 times

References

Afifah & Imam Mashuri, “Urgensi Pendidikan Agama Islam di Keluarga Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja Pada Siswa Madrasah Aliyah (Ma) Kanjeng Sepuh Gresik”, Incare: International Journal Of Educational Resources., No. 5, (Februari 2021).

Baskoro K, A. (2008). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Perceraian Orang Tua Dengan Optimisme Masa Depan Pada Remaja Korban Perceraian (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Chaidir, N. F. (2018). Proses Penerimaan Diri Remaja Akibat Perceraian Orang Tua.

Dariyo, Agoes, Psikologi Perkembangan Anak Usia Tiga Tahun Pertama (Jakarta: Refika Aditama: 2007).

Gamayanti, Witrin. “Gambaran Penerimaan Diri (Self-Acceptance) Pada Orang Yang Mengalami Skizofrenia.” Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi 3, No. 1 (2016): 139–52. https://doi.org/10.15575/psy.v3i1.1100.

Nisfiannoor, M, And Eka Yulianti. “Perbandingan Perilaku Agresif Antara Remaja.” Jurnal Psikologi 3, No. 1 (2005).

Pahlewi, Reza Mina. “Makna Self-Acceptance Dalam Islam (Analisis Fenomenologi Sosok Ibu Dalam Kemiskinan Di Provinsi D.I Yogyakarta).” Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling Dan Dakwah Islam 16, No. 2 (2020): 206–2015. https://doi.org/10.14421/hisbah.2019.162-08.

Putri, S. E. (2022). Penerimaan Diri Remaja Korban Perceraian Studi Di Kelurahan Sawah Lebar Baru Kota Bengkulu (Doctoral Dissertation, Uin Fatmawati Sukarno Bengkulu).

Rahmah, Rahmah. “Penerimaan Diri Bagi Penyandang Disabilitas Netra.” Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah 18, No. 2 (2020): 1–16. https://doi.org/10.18592/alhadharah.v18i2.3380.

Ross, Elizabeth Kubler, On Death And Dying (Kematian Sebagai Bagian Kehidupan). Alih Bahasa: Wanti Anugrahani. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2018)

Saripuddin, M, Hubungan Kenakalan Remaja Dengan Fungsi Sosial Keluarga (Jakarta: Egc, 2009)

Zahro, F. M. (2015). Studi Kasus Penerimaan Diri Remaja Yang Memiliki Keluarga Tiri Di Desa Banjarsari Kabupaten Tulungagung (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Downloads

Published

2024-06-24

How to Cite

Hiqqal, M. (2024). Menguatkan Diri Dalam Keterpisahan: Konsep Penerimaan Diri Remaja dari Broken Home. Jurnal Kajian Islam Interdisipliner, 9(1). https://doi.org/10.14421/jkii.v9i1.1363

Issue

Section

Articles