PANDANGAN TOKOH-TOKOH NAHDLATUL ULAMA (NU) DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI (MK) NO. 46/PUU-VIII/2010 TENTANG STATUS ANAK DI LUAR NIKAH
DOI:
https://doi.org/10.14421/ahwal.2013.06207Keywords:
Status anak di luar nikah, Tokoh, Nahdlatul UlamaAbstract
Status of children in the family will determine the rights and obligations of the parents. Status of children in Islamic law called lineage, and legal validity depends on the relationship between father and mother. Constitutional Court on February 17, 2012, issued Decision No.. 46/PUU-VIII/2010 about the status of a child out of wedlock that states a child out of wedlock have a civil relationship with the biological father to prove it using science and technology. The decision generated much debate, so that authors see interesting things if this phenomenon is discussed with a view of figures of Islamic society organizations, the Nahdlatul Ulama in Yogyakarta Special Region.
[Status anak dalam keluarga sangat menentukan hak dan kewajiban dari orang tuanya. Dalam hukum Islam status anak disebut nasab, dan sah tidaknya bergantung pada sah tidaknya hubungan antara bapak dan ibunya. Mahkamah Konstitusi pada tanggal 17 Februari 2012, mengeluarkan Putusan No. 46/PUU-VIII/2010 tentang status anak di luar nikah yang menyatakan anak di luar nikah mempunyai hubungan perdata dengan bapak biologisnya dengan membuktikannya menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Putusan tersebut menimbulkan banyak perdebatan, sehingga penyusun melihat ada hal yang menarik jika fenomena ini dibahas dengan pandangan tokoh-tokoh organisasi masyarakat Islam, yaitu Nahdlatul Ulama di Daerah Istimewa Yogyakarta.]
References
Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail, Abu Abdullah, “Sahih al-Bukhari”, dalam Al-Maktabah asy-Syamilah, Beirut : Dar al-Fikr, t.t.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: CC J-ART, 2004.
Fadeli, Soeleiman, Antologi Nahdlatul Ulama, “Sejarah, Istilah, Amaliah, dan Uswah”, Surabaya: Khalista, 2007.
Hasan, M. Ali, Azas-azas Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukun Islam di Indonesia, Jakarta: Raja wali Press, 1997.
http://sejarahdan perkembangan NU. ilmu.blog.com., diakses tanggal 2 Maret 2013.
Jazuli, Ahmad, Kaidah-kaidah Fikih, cet ke-4, Bandung: Kharisma Putra Utama, 2006.
Kompilasi Hukum Islam. Nasafi Hafidz ad-Din, “al-Bahr al-Raiq Syarh
Kanz ad-Daqaiq” juz XXV, dalam al-Maktabah asy-Syamilah.
Nasution, Khoiruddin, Hukum Perkawinan I, ed.Revisi, Yogyakarta: ACAdeMIA +TAZZAVA, 2005.
Nuruddin, Amiur, dkk., Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Fajar Interpratama Offset, 2004.
Prawirohamidjojo, Soetojo, Pluralisme dalam Perundang-undangan Perkawinan di Indonesia, Jakarta: AIRLANGGA University Press, 1986.
Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PUUVIII/2010 tentang Status Anak di Luar Nikah.
Soimin, Soedaryo, Hukum Orang dan Keluarga Perspektif Hukum Perdata Barat/BW, Hukum Islam, dan Hukum Adat, Jakarta: Sinar
Grafika, 1992.
Syarifuddin, Amir, Meretas Kebekuan Ijtihad, Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak.
Wiyanto, D. Y., Hukum Keluarga Hak dan Kedudukan
Anak Luar Kawin “Pasca Keluarnya Putusan MK Tentang Uji Materiil UU Perkawinan”, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012.
Zuhailiy, Al-Wahbah, Al-Fiqh al- Islami> wa Adillatuhu, cet. Ke-2, Beirut: Dar al-Fikr, 1997.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2016 Kudrat Abdillah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication. The works are simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.