PERKAWINAN BEDA AGAMA ANTARA ‘ILLAT HUKUM DAN MAQĀS'ID ASY-SYARI''AT
DOI:
https://doi.org/10.14421/ahwal.2008.01104Keywords:
Perkawinan Beda Agama, Illat Hukum, Maqasid asy-Syari 'ahAbstract
Interfaith marriage is a form of marriage that occurs between people of different religion. Islam as the last religion gave guidance how Muslims perform a marriage process. In the Qur'an, the provisions of this marriage contained in the sura of al-Ma>'idah [4]: 5 containing the permissibility of a Muslim to marry a woman from ahl al-Kitab and sura of al-Baqarah [2]: 221 containing a prohibition for Muslim to marry non-Muslims. Law derived from the provisions of the sura of al-Ma>'idah [4]: 5 is a form of ibāhah/permissible instead of 'sunat', the more 'wajib'. When something is permissible it done and deliver to the harm, the actions could be banned, because the purpose of syari>‘ah (maqa>s}id asy-syari>‘ah) realize the benefit and avoid the harm.
Perkawinan Beda Agama adalah suatu bentuk perkawinan yang terjadi antara orang yang berbeda agamanya. Islam sebagai agama terakhir telah memberikan tuntunan bagaimana ketika orang Islam melakukan suatu proses perkawinan. Dalam al-Qur’an, ketentuan tentang perkawinan ini terdapat dalam surat al-Mā’idah [4]: 5 yang berisi kebolehan seorang laki-laki muslim menikah dengan wanita ahl al-Kitab dan surat al-Baqarah [2]: 221 yang berisi larangan bagi orang Islam menikah dengan non muslim. Hukum yang diperoleh dari ketentuan surat al-Mā’idah [4]: 5 adalah suatu bentuk kebolehan (ibāhah/mubah) bukan ’sunat’, lebih-lebih ’wajib’. Ketika sesuatu yang mubah itu dilakukan dan mengantarkan kepada kemadaratan tertentu, maka perbuatan tersebut bisa dilarang, karena tujuan dari syari’at Islam (maqa>s}id asy-syari>'ah) adalah merealisasikan kemaslahatan dan menghindarkan kemadaratan.
References
Al-Jazīrī ‘Abd ar-Rahmān, Al-Fiqh ‘ala al-Mazāhib al-Arba’ah, juz. 2, cet. VI, Mesir: Al-Maktabat al-Tijāriyyat al-Kubrā, t.t.
Al-Qarada>wi>, Yusuf, as-Siya>sat asy-Syar‘iyyah, cet. ke-1, Kairo: Maktabah Wahbah, 1998.
An-Nadwi>, ‘Ali> Muhammad, Al-Qawa>'id al-Fiqhiyyah, Dimsyaq: Dār al-‘Ilm, 1987.
Arkoun, M. Rethinking Islam, Amerika: West Viev, 1984.
Asy-Sya>fi‘i>, Akha>m al-Qu’ra>n, Beirut: Da>r al-Kutub al-’Ilmiyyah, 1975.
Asy-Sya>t}ibi>, al-Muwa>faqa>t fi> Us}u>l asy-Syari>‘ah, juz. 2, ttp: Mat}ba’at asy-Syarf al-Adna>, t.t.
______, al-I‘tis}a>m, juz. 1, Riya>d: Maktabat ar- Riya>d al-H{adi>sah, t.t.
Asy-Syahrasta>ni>, Al-Milal wa an-Nihal, cet. I, Beirut: Da>r al-Fikr, 1997.
Da>wud, Abu>, Sunan Abi> Da>wud, juz. 2, Beirut; Dār al-Fikr, 1978.
Dahlan, ‘Abdul Azis, Ensiklopedi Hukum Islam, jil. IV, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997.
Grondin, Jens, Introduction to Philoshopical Hermeneutics, London: Yale University Press, 1994.
Husaini, Adian dkk, Islam Liberal Sejarah, Konsepsi, Penyimpangan dan Jawabannya, Jakarta: Gema Insani Press, 2002.
Ibn Anas, Mālik, al-Muwat}t}a, ttp: tnp. t.t.
Khalla>f, ‘Abd al-Wahha>b, Ilm Us}u>l al-Fiqh, cet. IV, Kairo: Maktabat ad-Da’wat al-Islamiyyah Syabāb al-Azhār, 1968.
KHI : Kompilasi Hukum Islam
Madjid, Nurckholish, Fiqh Lintas Agama, Membangun Masyarakat Inklusif-Pluralis, cet. VII, Jakarta: Paramadina, 2005.
Majlis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam Pimpinan Pusat Muhammadiyyah, Tafsir Tematik Al-Qur’an Tentang Hubungan Sosial Antar Umat Beragama, Yogyakarta: Pustaka SM, 2000.
Rid}a>, Rasyi}d, al-Mana>r, Beirut: Dār al-Ma’ārif, t.t..
Shihab, Quraish, Wawasan Al-Qur'an, Bandung: Mizan, 1997.
Taimiyyah, Ibn, al-Fata>wa> al-Kubra>, jil. II, Beirut: Dār al-Ma’rifah, t.t.
______, Kita>b an-Nubuwwa>t, ttp: Al-Maktabat ar-Riya>d al-H{adi>sah, t.t.
Zahrah, Muhammad Abu>, Us}u>l al-Fiqh, ttp: Dār al-Fikr al-’Arabī, t.t.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2016 Samsul Hadi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication. The works are simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.