PEREMPUAN DAN PERCERAIAN: Kajian tentang Cerai Gugat di Pengadilan Agama Bekasi

Authors

DOI:

https://doi.org/10.14421/ahwal.2018.11202

Keywords:

Kesadaran Gender, Gugat Cerai, Perempuan

Abstract

This work departs from the phenomennon of the high rate of diforce in the Religious Court in Indonesia initiated by the wifes. Focusing on the diforce in the Religious Court of Bekasi, this article argues that the awarenes of gender equality between husband and wife is one of main reasons of marriage diforce proposed by the wifes. Early marriage is another reason behind the diforce. The rest is the less knowledge of the couple of husband and wife about the islamic doctrines on the rights and obligations of husband and wife.

Cerai gugat merupakan jenis perceraian yang paling banyak diajukan ke Pengadilan Agama di Indonesia. Artikel ini membahas tentang cerai gugat yang terjadi di Pengadilan Agama Bekasi. Terdapat beberapa alasan yang mengakibatkan pengajuan cerai gugat di Bekasi. Salah satu yang berperan penting adalah kesadaran gender. Kesadaran akan kesejajaran hak dan kewajiban suami isteri menjadi salah satu sebab cerai gugat diajukan ke Pengadilan Agama. Selain itu, terdapat pula cerai gugat yang disebabkan oleh adanya perkawinan dini. Alasan lainya adalah kurangnya pengetahuan pasangan suami isteri akan doktrin agama tentang hak dan kewajian suami isteri dalam Islam.

References

Abū Dāwud, Sunan Abī Dāwud, Beirut: Maktabah al-‘Asriyah.

AL-Kaafi, Muhammad, “Analisis Terhadap Tingginya Angka Cerai Gugat (Studi Kasus Di Pengadilan Agama Banyumas Pada Tahun 2011)”, Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2013.

Andaryuni, Lilik, “Pemahaman Gender dan Tingginya Angka Cerai di Pengadilan Agama Samarinda”, FENOMENA, vol. 9, no. 2, 2017, pp. 155–74 [https://doi.org/10.21093/fj.v9i2.946].

Antika Kusuma, Edwarina, Analisis Tingkat Perceraian Di Kota Semarang Tahun 2006-2010 (Studi Kasus Kantor Pengadilan Agama Kota Semarang), Surakarta: UMS, 2013.

Anwar, Etin, Gender and Self in Islam, London: Routledge, 2009.

Arifin, Johar, Tingginya Angka Cerai Gugat di Pengadilan Agama Pekanbaru dan Relevansinya dengan Konsep Kesetaraan, http://103.193.19.206/index.php/marwah/article/view/4137.

at-Tirmīdzī, Sunan at-Tirmīdzī, Kairo: Mustafā al-Bāb al-halb, 1975.

al-Alusi al-Bagdādī, Abū al-Fadl Syihāb ad-Dīn as-Sayyid Mahmūd Afandi, Rūh al-Ma’ānī fī Tafsīr al-Qur’ān al-’Azīm wa as-Sab’i al-Masānī, Dār al-Fikr.

al-Bukhari, Muhammad ibn Isma’il, Jāmi’ as-Sahih, Beirut: Dār al-Fikr, 1987.

ad-Dārimī, ‘Abd as-Samad, Sunan ad-Darimi, Saudi Arabia: Dār al-Mughnī, 2000.

Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2006.

Fajri, Khairul and Mulyono, “Selingkuh Sebagai Salah Satu Faktor Penyebab Perceraian”, MAQASID, vol. 6, no. 1, 2017, http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/Maqasid/article/view/995.

Fitria, Vita and Sun Choirul Ummah, “Peran Gender Suami Istri dalam Keluarga dan Kasus Cerai Gugat”, Jurnal Penelitian Humaniora, vol. 17, no. 1, 2012, https://journal.uny.ac.id/index.php/humaniora/article/view/3082.

Ibn Hajar al-’Asqalanī, Fath al-Bārī fī Syarh Sahīh al-Bukhārī, Beirut: Dār al-Fikr, 1414.

Ibnu Mājah, Sunan Ibnu Mājah, Dār al-Ihyā’ al-kutub al-‘Arabiyah.

Ibrahim, Sulaiman, “Hukum Domestikasi dan Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga”, Al-Ulum, vol. 13, no. 2, 2013, pp. 215–44.

Khoirin YD, Nur, Telaah Terhadap Otentisitas Hadis-hadis Misoginis (Takhrij Terhadap Hadis-hadis yang Membenci Perempuan), Yogyakarta: Mc Gill Project dan Departemen Agama RI IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2000.

Muchammad Iqbal, Ghozali, “Pengaruh Pemahaman Isu Kesetaraan Gender dalam Kasus Cerai Gugat di Pengadilan Agama Sleman”, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2015.

Mutahhari, Murtaza, Wanita dan Hak-haknya dalam Islam, Pustaka, Bandung, 1986.

Muzayyanah DF, Iklilah and Muchtar Siswoyo, “Menggapai Asa di Meja Hijau, Merebut Status Janda: Memahami Tren Cerai Gugat Dan Perjuangan Perempuan Di Kota Banda Aceh”, in Ketika Perempuan Bersikap: Tren Cerai Gugat Masyarakat Muslim, Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan.

Na’mah, Ulin, Cerai Talak: Maknanya Bagi Para Pelaku Matrilocal Residence di Lingkungan Masyarakat Muslim, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

ar-Rāzī, Fakh ad-Dīn, at-Tafsīr al-Kabīr, Teheran: Dār al-Kutub al-’Ilmiyyah.

Ridā, Muḥammad Rasyīd, Tafsīr al-Qur’ān al-Hakīm asy-Syahīr bi Tafsīr al-Manār, Beirut: Dār al-Ma’rifah, 1393.

Rohmaniyah, Inayah, Gender dalam Islam, vol. 1, no. 1, 2000.

Shihab, M. Quraish, “Kesetaraan Jender dalam Islam”, in Argumen Kesetaraan Jender Perspektif al-Qur’an, 1st edition, Jakarta: Paramadina, 1999.

Ulfah, Isnatin, “Menggugat Perkawinan: transformasi kesadaran gender Perempuan dan Implikasinya Terhadap Tingginya Gugat Cerai di Ponorogo”, Kodifikasia, vol. 5, no. 1, 2010, pp. 1-22–22 [https://doi.org/10.21154/kodifikasia.v5i1.751].

Umar, H. Nasaruddin, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif al-Qur’an, Jakarta: Paramadina, 2001.

Umar, Nasarudin, “Problem Perceraian di Lingkungan Masyarakat Muslim”, in Cerai Talak: Maknanya Bagi Para Pelaku Matrilocal Residence di Lingkungan Masyarakat Muslim, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

Wadud, Amina and Abdullah Ali, Perempuan Menurut Qur’an Meluruskan Bias Gender Dalam Tradisi Tafsir, Jakarta: PT Serambi Ilme Semesta, 2001.

az-Zamakhsyari, Abū al-Qāsim Mahmud ibn ’Umar, al-Kasysyāf ’an Haqāiq at-Tanzil wa ’Uyūn al-Aqāwīl fī Wujūh at-Ta’wīl, Beirut: Dār al-Kitāb al-’Arabi.

az-Zuhaili, Wahbah, al-Tafsīr al-Munīr fī al-’Aqīdah wa asy-Syarī’ah wa al-Manhaj, Beirut: Dār al-Fikr al-Mu’āsir, 1411.

----, al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuh, Damaskus: Dār al-Fikr.

Downloads

Published

2018-12-11

Issue

Section

Article

How to Cite

PEREMPUAN DAN PERCERAIAN: Kajian tentang Cerai Gugat di Pengadilan Agama Bekasi. (2018). Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 11(2), 116-132. https://doi.org/10.14421/ahwal.2018.11202

Similar Articles

1-10 of 97

You may also start an advanced similarity search for this article.