MEMBERIKAN HAK WALI NIKAH KEPADA KYAI: Praktik Taukil Wali Nikah Pada Masyarakat Adat Sasak Sade

Authors

  • Oktaviani , Universitas Islam Negeri Mataram
  • Arif Sugitanata Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.14421/ahwal.2019.12204

Keywords:

Taukil Wali, Hormat kepada Kyai, Sanksi Sosial

Abstract

This article discusses about taukil wali nikah, giving the right of guardian of marriage, practiced by the members of Sasak ethnics in in Sade sub-village, Central Lombok. People in Sade give their authority of guardian of marriage to kyai. The main question is why do people in Sade practice taukil wali to the kyai?  Utilizing Soekanto’s concept of sociology of law which concentrates on the reason behind the emergence of law practices, this paper argues that that taukil wali is a form of the appreciation of the members of Sasak ethnics in Sade to Kyai, religious as well as adat prominent figure of thecommunity.  It also plays as a means how people of Sade escape from gossip which will befall them if they do not practice taukil wali by giving the right of guardian of marriage to Kyai, as the guardian has big responsible and only particular figure who can perform it, and it is kyai.

Artikel ini membahas tentang praktik taukil wali kepada Kyai yang terjadi pada masyarakat suku Sasak di dusun Sade, Lombok Tengah. Masyarakat di dusun Sade mempraktikkan taukil wali dalam akad perkawinan dengan cara memberikan hak wali kepada kyai. Fokus utama kajian artikel ini adalah mengapa masyarakat Sasak Sade memberikan hak wali dalam pernikahan kepada kyai? Dengan menggunakan konsep alasan munculnya praktek hukum dalam masyarakat yang digagas oleh Soerjono Soekanto, tulisan ini menemukan bahwa praktek taukil wali nikah kepada kyai pada masyarakat Sasak Sade disebabkan oleh dua faktor, yaitu penghargaan terhadap kyai sebagai pemimpin agama dan adat, dan usaha masyarakat untuk menghindari gunjingan sosial jika menikahkan sendiri anak perempuannya. Ini terjadi karena wali nikah mempunyai tanggung jawab besar, dan hanya orang pilihan saja yang dapat melaksanakannya.

References

Abdullah, Boedi, Pengantar Hukum Keluarga, Bandung: Pustaka Setia, 2014.

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo, 2010.

Abidin, M. Zaenal and Nurul Azizah, “Pandangan Tokoh NU Tentang Hadirnya Wali yang Telah Mewakilkan Perwaliannya”, Istidlal: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam, vol. 1, no. 2, 2017, pp. 175–89 [https://doi.org/10.35316/istidlal.v1i2.107].

Badri, Abdul, “Larangan Taukil Wakil Wali Nikah di Kantor Urusan Agama (Kua) Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon”, Inklusif (Jurnal Pengkajian Penelitian Ekonomi dan Hukum Islam), vol. 2, no. 2, 2017, pp. 1–16 [https://doi.org/10.24235/inklusif.v2i2.1552].

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

dkk., Sudriman, Prosesi Perkawinan Masyarakat Gumi Sasak, NTB: KSU Primaguna, 2012.

Dzikrullah, M. Abdi, “Tawkil Wali dalam akad pernikahan (Studi Pandangan Masyarakat Abangan, Santri dan Priyai di Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik)”, Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2019.

Iftidah, Ida, “Pandangan Masyarakat Tentang Taukil Wali Studi Di Desa Dempet Kabupaten Demak”, Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam, vol. 9, no. 1, 2017, pp. 87–100 [https://doi.org/10.14421/ahwal.2016.09106].

Ilham and St Habibah, “Pemahaman Masyarakat tentang Wakalah dalam Akad Pernikahan Menurut Kompilasi Hukum Islam di Kabupaten Bone”, Nukhbatul ’Ulum: Jurnal Bidang Kajian Islam, vol. 4, no. 2, 2018, pp. 180–6 [https://doi.org/10.36701/nukhbah.v4i2.45].

Kamaludin, Tokoh Masyarakat, Dusun Sade Desa Rambitan Kecamatan Pujut Lombok Tengah, interview, 28 Nov 2018.

Kurdap Selake, Tokoh Adat, Dusun Sade Desa Rambitan Kecamatan Pujut Lombok Tengah, interview, 20 Sep 2018.

M. Arifin, Zuhdi, Praktik Merariq: Wajah Sosial Masyarakat Sasak, Mataram: LEPPIM IAIN Mataram, 2012.

Meliannadya, Nattasya, “Implementasi Taukil Wali dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 20 Tahun 2019 di Kota Malang”, Sakina: Journal of Family Studies, vol. 4, no. 1, 2020, pp. 71–80.

Niotolovo, “Karakteristik Kajian Sosiologi Hukum”, Http://Blogspot.Co.Id/2013/06/.Html, accessed 8 Oct 2020.

Qamar, Nurul et al., Sosiologi Hukum, Makassar: Mitra Wacana Media, 2015.

Rahman, M. Fachrir, Pernikahan di Nusa Tenggara Barat antara Islam dan Tradisi, Mataram: LEPPIM IAIN Mataram, 2013.

Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam, Bandung: Sinar baru Algensindo, 2014.

Rofayanti, Na’of Nur, “Praktik Taukil Wali Nikah Dalam akad Nikah di Desa Kunti Kec. Andong, Kab. Boyolali”, Surakarta: Institut Agama Islam Negeri Surakarta, 2019.

Rumokoy, Donald Albert and Frans Maramis, Pengantar Ilmu Hukum, cet ke-4 edition, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014.

Saebani, Beni Ahmad, Sosiologi Hukum, Bandung: CV Pustaka Setia, 2007.

Selake, Kurdap, interview.

Tihami, H.MA. and Sohari Sahrani, Fiqih Munakahat, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.

Wardatun, Atun and Hamdan, Kontekstualisasi Hukum Keluarga di Dunia Islam, Mataram: LEPPIM IAIN Mataram, 2014.

Zainuddin, Sosiologi Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2015.

Zulhadi, Heri, “Adat Perkawinan Endogamy Masyarakat Sade Desa Rambitan Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah Menurut Pandangan Hukum Islam”, Tesis Master, Mataram: Institut Agama Islam Negeri Mataram, 2015.

Downloads

Published

2020-09-22

Issue

Section

Article

How to Cite

MEMBERIKAN HAK WALI NIKAH KEPADA KYAI: Praktik Taukil Wali Nikah Pada Masyarakat Adat Sasak Sade. (2020). Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 12(2), 161-172. https://doi.org/10.14421/ahwal.2019.12204

Similar Articles

1-10 of 70

You may also start an advanced similarity search for this article.