Between Local Belief and International Norms: Gender Inequality among Marapu Women in Sumba

Authors

  • Syprianus Aristeus Badan Riset dan Inovasi Nasional
  • Firdaus Badan Riset dan Inovasi Nasional
  • Penny Naluria Utami Badan Riset dan Inovasi Nasional
  • Rina Shahriyani Shahrullah Universitas Internasional Batam
  • Aji Baskoro Universitas Gadjah Mada https://orcid.org/0009-0000-9722-2045
  • Chuzaimatus Saadah Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid

DOI:

https://doi.org/10.14421/ahwal.2025.18108

Keywords:

Gender inequality, women, Marapu belief, internatinal law

Abstract

Although Indonesia’s legal framework recognizes indigenous religions and upholds gender equality, these principles remain largely unrealized for Marapu women due to the intersection of patriarchal customary systems and state institutional biases. This study explores the persistence of gender inequality among Marapu women.  Employing an empirical socio-legal approach, data were collected through literature review and field research, including in-depth interviews and observations across four regencies of Sumba Island: East, Central, West, and Southwest Sumba. Informants included representatives from government agencies, NGOs, and Marapu community leaders. Findings indicate that while Marapu cosmology symbolically recognizes gender dualism, its social practice sustains male authority in ritual leadership, inheritance, and decision-making. State institutions, through religious and administrative structures, indirectly perpetuate these inequalities by privileging formal religions and patriarchal norms. The study concludes that promoting gender justice for Marapu women requires contextual reforms that integrate cultural reinterpretation, community participation, and inclusive policy frameworks grounded in feminist legal pluralism.

[Meskipun kerangka hukum Indonesia telah mengakui keberadaan agama-agama leluhur serta menegaskan prinsip kesetaraan gender, realitasnya prinsip tersebut belum sepenuhnya terwujud bagi perempuan Marapu. Hal ini disebabkan oleh persinggungan antara sistem adat yang patriarkal dengan bias kelembagaan negara yang turut memperkuat posisi subordinat perempuan. Penelitian ini mengkaji ketimpangan gender yang dialami oleh perempuan Marapu penghayat kepercayaan di Sumba. Data diperoleh melalui studi pustaka dan penelitian lapangan yang mencakup wawancara mendalam serta observasi di empat kabupaten di Pulau Sumba: Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya. Informan terdiri atas perwakilan lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah, serta tokoh dan pemimpin komunitas Marapu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun kosmologi Marapu secara simbolik mengakui dualisme gender, praktik sosialnya tetap mempertahankan dominasi laki-laki dalam kepemimpinan ritual, hak waris, dan pengambilan keputusan. Sementara itu, institusi negara melalui struktur keagamaan dan administrasi turut memperkuat ketimpangan ini dengan memprioritaskan agama formal dan norma patriarkal. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa keadilan gender bagi perempuan Marapu memerlukan reformasi kontekstual melalui reinterpretasi nilai adat, partisipasi komunitas, serta kebijakan inklusif yang berlandaskan pada pluralisme hukum feminis.]

References

Ama, Kornelis Kewa. “Nasib Perempuan Sumba dan Pengakuan Komunitas Agama Asli Marapu.” kompas.id, April 23, 2022. https://www.kompas.id/baca/humaniora/2022/04/21/nasib-perempuan-sumba-dan-pengakuan-komunitas-agama-asli-marapu.

Amiriyyah, Nuriel. “Nafkah Madliyah Anak Pasca Perceraian: Studi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 608/K/AG/2003.” Jurisdictie: Jurnal Hukum Dan Syariah 6, no. 1 (2015): 1–15.

Amma, Elsy Sonastry Rambu, David Y Meyners, and Hernimus Ratu Udju. “Keberadaan Kasta Dalam Masyarakat Adat Di Sumba Timur Dalam Konteks Hak Asasi Manusia.” Jurnal Indonesia Sosial Teknologi 4, no. 6 (2023): 645–54.

Barokah, Siti. “Erasmus University Thesis Repository: An Ethnographic Investigation of Master-Slave Relation in Sumba, Indonesia.” Erasmus University Thesis, 2016. https://thesis.eur.nl/pub/37349/.

Ciurria, Michelle. An Intersectional Feminist Theory of Moral Responsibility. 1st ed. Routledge, 2019. https://doi.org/10.4324/9780429327117.

Crenshaw, Kimberle. “Demarginalizing the Intersection of Race and Sex: A Black Feminist Critique of Antidiscrimination Doctrine, Feminist Theory, and Antiracist Politics.” In Feminism And Politics, edited by Anne Phillips. Oxford University PressOxford, 1998. https://doi.org/10.1093/oso/9780198782063.003.0016.

Djawa, Ambrosius Randa, and Agus Suprijono. “Ritual Marapu Di Masyarakat Sumba Timur.” Avatara, e-Journal Pendidikan Sejarah 2, 2014, 71–85.

Efendi, Jonaedi, and Johnny Ibrahim. Metode Penelitian Hukum: Normatif Dan Empiris. Prenada Media, 2018.

Felle, Jessica Tirza, and Sukri Armin Kana. “Analisis Pandangan Gereja Terhadap Praktik Perbudakan Dalam Tradisi Suku Sumba.” Jurnal Teologi Kontekstual Indonesia 2, no. 1 (2021): 51–52.

Fowler, Cynthia T. “Customary Rights and Freshwater Ecology in Pluralistic Societies on the Monsoonal Island of Sumba (Eastern Indonesia).” Frontiers in Environmental Science 10 (2022): 842647.

Giorgi, Alberta. “Religious Feminists and the Intersectional Feminist Movements: Insights from a Case Study.” European Journal of Women’s Studies 28, no. 2 (2021): 244–59.

Gual, Yoseph Andreas, and Marina de Olivera Kaesnube. “Nahake Sebagai Sebuah Komunikasi Dalam Tradisi Pertanian Masyarakat Kaubele.” Jurnal Communio: Jurnal Jurusan Ilmu Komunikasi 12, no. 2 (2023): 282–96.

Hadi, Abd and others. Penelitian Kualitatif Studi Fenomenologi, Case Study, Grounded Theory, Etnografi, Biografi. CV. Pena Persada, 2021.

Haris, Oheo Kaimuddin, Sabrina Hidayat, Dwi Nurrohmah Muntalib, and others. “Adat Kawin Tangkap (Perkawinan Paksa) Sebagai Tindak Pidana Kekerasan Seksual.” Halu Oleo Legal Research 5, no. 1 (2023): 1–12.

Here, Zefanya. “Perempuan dan Rumah Adat: Studi tentang Posisi dan Peran Perempuan dalam Perspektif Rumah Adat Sumba di Suku Loli, Kampung Tarung, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur.” Thesis, Program Studi Sosiologi FISKOM-UKSW, 2017. https://repository.uksw.edu/handle/123456789/14716.

Kamuri, Johanis Putratama. “Menimbang Posisi Penganut Kepercayaan Marapu Di Hadapan Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Societas Dei: Jurnal Agama Dan Masyarakat 7, no. 1 (2020): 1. https://doi.org/10.33550/sd.v7i1.129.

Kamuri, Johanis Putratama, and Grace Mariany Toumeluk. “Tinjauan Teologis Terhadap Tradisi Kawin Tangkap Di Pulau Sumba–Nusa Tenggara Timur.” DUNAMIS: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristiani 6, no. 1 (2021): 176–98. https://doi.org/10.30648/dun.v6i1.493.

Kapita, Oe H. Masyarakat Sumba dan Adat Istiadatnya. BPK Gunung Mulia, 1976.

Koike, Makoto. “Indigenous and Local Knowledge Promoting SDGs in Indonesia: The Case of the Sumbanese Cultural Festival.” Journal of Environmental Science and Sustainable Development 2, no. 2 (2019): 218–27.

Kopong, Guidora Julianta. “Kekerasan Berbasis Gender: Telaah Teoritis ‘Kawin Tangkap’ Dalam Budaya Sumba (NTT).” Optimisme: Jurnal Bahasa, Sastra Dan Budaya 1, no. 2 (2020): 23–27.

Lede, Maria, Zaini Bidaya, and Zakaria Anshori. “Tradisi Belis Dalam Perkawinan Adat Suku Weelewo.” CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan 5, no. 2 (2018): 20. https://doi.org/10.31764/civicus.v5i2.432.

Limantara, Krisnina Dohan and others. “Penerapan ‘Guna Dan Citra’ Dalam Arsitektur Nusantara Studi Kasus: Uma Mbatangu, Tongkonan, Dan Sulah Nyanda.” Jurnal Lingkungan Karya Arsitektur (LingKAr) 3, no. 1 (2024): 9–20.

Luji, Daud Saleh, Yohanis Sebu Kuala, Simon Kasse, and Lanny Koroh. “Makna Dan Nilai Pedagogis-Teologis Dalam Tradisi Waura Watu Pada Masyarakat Anakalang, Sumba Tengah.” SCRIPTA: Jurnal Teologi Dan Pelayanan Kontekstual 15, no. 1 (2023): 136–49.

Malo, Marthen, Daud Saleh Luji, and Yakobus Adi Saingo. “Praktik Kawin Tangkap Di Sumba Barat Daya Dalam Perspektif Perkawinan Kristen.” KAMASEAN: Jurnal Teologi Kristen 4, no. 2 (2023): 113–29.

Malo, Meriana. “Kajian Teologis Terhadap Pemahaman Warga Kampung Bondo Bukka Tentang Yang Transenden Setelah Berpindah Agama Dari Marapu Ke Kristen.” PhD Thesis, Program Studi Teologi FTEO-UKSW, 2019.

Mbiliyora, Ekawati Suzanty. “Kajian Sosio–Feminis terhadap Peran Perempuan dalam Budaya Pahamang (untuk Kematian) dalam Adat Sumba Timur.” Thesis, Program Studi Teologi FTEO-UKSW, 2017. https://repository.uksw.edu/handle/123456789/13384.

Muthmainnah, Lailiy, and Sonjoruri Budiani Trisakti. “RUANG PRIVAT INDIVIDU DALAM SISTEM KAWIN MAWIN MASYARAKAT SUMBA TIMUR.” Jurnal Filsafat 20, no. 3 (2016): 3. https://doi.org/10.22146/jf.3421.

Muttaqin, Zedi, Hafsah Hafsah, and Yuan Aristo Malo. “Tradisi Pemindahan Perempuan Dalam Perkawinan Adat Masyarakat Nyura Lele Suku Wee Leo Kabupaten Sumba Barat Daya.” CIVICUS: Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan 8, no. 1 (2020): 52–62.

Nugroho, Fibry Jati, and Umbu Yanto Namu Praing. “Tinjauan Teologis Sikap Gereja Kristen Sumba Terhadap Stratifikasi Sosial Yang Ada Di Jemaat Pau-Umabara.” Alucio Dei 5, no. 1 (2021): 21–37.

Nurtjahyo, Lidwina Inge. “Partisipasi Perempuan Dalam Proses Pengambilan Keputusan Di Dewan Adat Terkait Dengan Penyelesaian Kasus-Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan: Kisah Dari Atambua, Sumba Timur, Rote Dan Labuan Bajo.” Jurnal Hukum & Pembangunan 50, no. 1 (2020): 106–23.

Oka Wedasantara, Ida Bagus, and I Nyoman Suarsana. “Formalisasi Beragama Penganut Marapu Melalui Pendidikan Formal Pada Masyarakat Kampung Tarung Di Sumba Barat, NTT.” Humanis 23, no. 2 (2019): 158. https://doi.org/10.24843/JH.2019.v23.i02.p12.

Smilde, Anne Magda. “Notions of Freedom in the Rise of a Sumbanese Christianity (1902–2002).” Exchange 52, no. 3 (2023): 173–203.

Soeriadiredja, Purwadi. “Marapu: Konstruksi Identitas Budaya Orang Sumba, NTT.” Article. Antropologi Indonesia (Depok, Indonesia) 34, no. 1 (2013). https://doi.org/10.7454/ai.v34i1.3197.

Steven, Christofan Dorry, and Taufik Akbar Rizqy Yunanto. “Pengaruh Belis Dalam Masyarakat Sumba.” Insight: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Psikologi 15, no. 2 (2019): 204–12.

Sumarna, Dadang, and Ayyub Kadriah. “Penelitian Kualitatif Terhadap Hukum Empiris.” Jurnal Penelitian Serambi Hukum 16, no. 02 (2023): 101–13.

Wara, Yanuarius Lende, and Wahyu Purwiyastuti. Pergeseran Makna Belis Dalam Adat Perkawinan Masyarakat Sumba. Widya Sari Press Salatiga, 2012. https://repository.uksw.edu/handle/123456789/6410.

Wellem, F. D. Injil Dan Marapu: Suatu Studi Historis-Teologis Tentang Perjumpaan Injil Dengan Masyarakat Sumba Pada Periode 1876-1990. Cet. 1. BPK Gunung Mulia, 2004.

Wewi, Krisna Rambu Kaita, and Faizal Kurniawan. “Ketimpangan Gender Dalam Akses Pendidikan Di Desa Umbu Kawolu Kabupaten Sumba Tengah.” JURNAL PARADIGMA: Journal of Sociology Research and Education 5, no. 1 (2024): 37–51.

Woha, Umbu Pura. Marapu, Kepercavaan Asli Orang Sumba. CV Anda Manangu, 2022.

Yusuf, Nur Wahida, Yayuk Julyyanti, and Nelson Baito Banani. “Belis in the Marriage of the Dawan Community in East Nusa Tenggara.” AL-MAIYYAH: Media Transformasi Gender Dalam Paradigma Sosial Keagamaan 15, no. 1 (2022): 70–82.

Downloads

Published

2025-06-30

Issue

Section

Article

How to Cite

Between Local Belief and International Norms: Gender Inequality among Marapu Women in Sumba. (2025). Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 18(1), 139-154. https://doi.org/10.14421/ahwal.2025.18108

Similar Articles

1-10 of 181

You may also start an advanced similarity search for this article.

Most read articles by the same author(s)