Tanah Terlantar Perspektif Hukum Positif Indonesia Dan Hukum Islam
Abstract
Komunilistik relogius sebagai konsep Hukum Agraria menjadikan tanah tidak dapat hanya dipandang dari satu segi sisi melainkan lebih. Terdapatnya masalah mengenai tanah terlantar di Indonesia kini semakin meningkat, pada dasarnya banyak pemilik tanah yang kurang mengerti hukum mengenai pertanahan dan juga pendayagunaan tanahnya. Tanah mempunyai fungsi sosial dimana interpretasi dari fungsi tersebut tersebut menjelaskan bahwa tanah terlantar bertentangan dengan pengertian tanah sebagai fungsi sosial baik dalam Hukum Positif maupun Hukum Islam. Tujuan penulisan ini adalah untuk menelaah bagaimanya Hukum Positif dan Hukum Islam menyikapi permasalahan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang hukum dengan menggunakan jenis penelitian normatif ataupun kajian kepustakaan (library research). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif; pendekatan perundang-undangan (statute-approach), pendekatan komparatif (comparative approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach), serta maslahah mursalah.
Full text article
References
Amiruddin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004
An-Nabhani, An-Nizham. Abu ‟Abdillah Muhammad bin Isma‟il Al-Bukhari, Shahih Bukhari, Beirut: Dar Ibnu Katsir, 2002
Departemen Agama RI, Al-Hikmah Al-Quran dan terjemahnya. CV Penerbit Diponegoro.2008
Imam Asy-Syafi’i, Kitab Induk, Jilid 5, terj. Al-Umm, oleh Tk. Ismail
Yakup Dahlan Idhamy dan H.M. Zuhri, Jakarta: Faizan, 1992
Jaribah bin Ahmad Al-Harisi. “Al-fiqh Al-Iqtishadi Li Amiril Mukminin Umar bin Khattab”. terj. Asmuni Sholihin Zamaksyari, Fikih Ekonomi Umar bin Khattab Jakarta: Khalifa, 2006
Juhaya S Praja, Fikih Sunnah, Jilid Alma’arif 2007
jurnal Jurist-Diction: Vol. 2 No. 6, November 2019. Vicco Yunior. Wewenang Pemerintah dalam Penentuan Kriteria Tanah Terlantar Lianton
M. Faruq An-Nababan, Sistem Ekonomi Islam: Pilihan Setelah Kegagalan Sistem Kapitalis Dan Sosialis, Alih Bahasa Muhadi Zainuddin, Cetakan Pertama Yogyakarta: Uii Press, 2000
Masduha Abdurahman, Pengantar Dan Asas-Asas Hukum Perdata Islam, Fiqh Muamalah Surabaya: Central Media, 1992
Nasrun Haroen, Ushul Fiqh 1 Jakarta: Logos Publishing House, 1996
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, 2010
Ridzuan Awang, Undang-Undang Tanah Islam Pendekatan Perbandingan, Kementerian Pendidikan Malaysia Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Bahasa dan Pustaka, 2004
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Intermasa, 2003
Taqiyuddin An-Nabhani, Al-Syakhshiyah Al-Islamiyah, Juz II, (Beirut:
Darul Ummah, 2002
Taqiyuddin An-Nabhani, An-Nizham Al-Iqtishadi fi Al-Islam, (Beirut:
Darul Ummah, 1990
Taqiyuddin An-Nabhani, Muqaddimah ad-Dustur aw al-Asbab alMujibah Lahu, Jilid I, Beirut: Darul Ummah, 2009
Urip Santoso, Perolehan Hak Atas Tanah, (Prenadamedia Group 2015
Zahri hamid, Harta dan Milik Dalam Hukum Islam, Yogyakarta: Bina
Usaha, 2005
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No. 4 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penertiban Tanah Terlantar
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IX/MPR/2001 Tentang Pembaruan Agraria Dan Pengelolaan Sumber Daya Alam
Peraturan Pemerintah nomor 11 tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, ‘Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN’. https://www.atrbpn.go.id/tentang-kami/sekilas-atr-bpn.