Nazhir Capacity Analysis and Cooperation in Productive Waqf Management
Abstract
Abstract: Waqf is an economic tool that can bring prosperity to the community. Therefore, good and proper management is required to realize the best interests of wakaf property. As the manager and developer of waqf property, Nazhir must have the ability and skills to manage waqf property. For this reason, special standardization is required to obtain a capable Nazhir based on the wealth of the waqf under management. When the management of the wakaf property works well and produces the best benefits, then these benefits can be used as the beneficiaries of the wakaf property to prosper the community. In the Law on Waqf No. 41 of 2004 and Government Regulation No. 42 of 2006 it has been stated about the responsibilities, roles, and functions of Nazhir. In addition to the law, there are also minimum requirements and abilities that an individual or group of Nazhir must possess. It is hoped that Nazhir in the future will have special abilities. Even though he did not have special skills, Nazir must have a strong desire to learn something related to the management, management and development of Waqf.
Abstrak: Wakaf merupakan alat ekonomi yang dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan yang baik dan benar untuk mendapatkan manfaat yang terbaik dari harta wakaf. Sebagai pengelola dan pengembang harta wakaf, Nazhir harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam mengelola harta wakaf. Untuk itu diperlukan standarisasi khusus untuk mendapatkan nazhir yang mumpuni berdasarkan harta wakaf yang dikelolanya. Ketika pengelolaan harta wakaf dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya, maka manfaat tersebut dapat dijadikan sebagai penerima manfaat harta wakaf untuk mensejahterakan masyarakat. Pada Undang- Undang Tentang Wakaf No 41 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah No 42 Tahun 2006 telah disampaikan tentang tanggungjawab, peran, serta fungsi Nazhir. Selain undang-undang, ada juga persyaratan dan kemampuan minimum yang harus dimiliki oleh individu atau kelompok Nazhir. Diharapkan Nazhir di masa depan akan memiliki kemampuan khusus. Meski tidak memiliki keahlian khusus, Nazir harus memiliki keinginan yang kuat untuk mempelajari sesuatu yang berkaitan dengan pengelolaan, pengelolaan dan pengembangan Wakaf.
References
Abdullah, Mohammad. “Waqf, Sustainable Development Goals (SDGs) and Maqasid al-Shariah.” International Journal of Social Economics 45, no. 1 (2018): 158-172. https://doi.org/10.1108/IJSE-10-2016-0295.
Adewale, Adebayo Saheed, Zubaedy, dan Abdurraheem Abdul Ganiyi. “Islamic Finance Instruments as Alternative Financing to Sustainable Higher Education in Nigeria.” Global Journal Al-Thaqafah 9, no. 1 (2019): 35-48.
Ahmad, Abd Rahman, dkk. “The Scenario of Waqf in Malaysian Higher Education Institutions.” Proceedings of the 30th International Business Information Management Association Conference, IBIMA 2017 - Vision 2020: Sustainable Economic development, Innovation Management, and Global Growth, 2017-January: 50-51
Al-Alabij, Abijani. Perwakafan Tanah di Indonesia dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.
Al-Arif, M.Nur Rianto, “Wakaf Uang dan Pengaruhnya Terhadap Pengentassan Kemiskinan di Indonesia”,Jurnal Indo Islamika,Vol.2, No.1, 2012.
Bernard, H. R., & Gravlee, C. C. (2015). Handbook of Methods in Cultural Anthropology. London: Rowman & Littlefeld.
Dahlan, Rahmat,”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Presepsi Nazhir Terhadap Wakaf Uang”, Jurnal Al Iqtishad, Vol.6, No.2 ,2014.
Dona,DuddyRoesmara,”PenerapanWakaf TunaiPada Lembaga Keuangan Publik Islami”,Journal of Islamic Business and Economics,Vol.1, No.1, 2007.
Huda, Miftahul. “Fundraising Wakaf dan Kemandirian Pesantren (Strategi Nazhir Wakaf Pesantren dalam Menggalang Sumber Daya Wakaf).” Jurnal Intelegensia: Jurnal Pendidikan Islam 7, no. 1 (2019). https://doi.org/10.34001/intelegensia.v7i1.402
Fathurrohman, Tata dkk, “Analisis Deskriptif tentang Kinerja Nazhir Wakaf”, Jurnal Mimbar, Vol.30, No.2, 2014.
Faturrohman,Tata dkk,” Peranan Nazhir Bagi Pengelolaan Harta Benda Wakaf Secara Produktif Menurut Hukum Islam dan Undang-Undang No.41 Tahun 2014 Tentang Wakaf
Morris, Michael H., Pamela S. Lewis,, dan Donald L. Sexton, “Reconceptualizing Entrepreneurship: An Input-Output Perspective.” SAM Advanced Management Journal 59, no. 1 (1994): 21-32.
Peraturan Pemerintah No 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang No 41 Tahun 2014 Tentang Wakaf
Putri Badzlina,dkk,”Kedudukan dan Tanggung Jawab Nazhir dalam Praktek Wakaf Uang Menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf dan Kompilasi Hukum Islam”,Skripsi Universitas Negeri Surabaya
Qardhawi, Yusuf. Al Iman wa al Hayah. Beirut: Muassasah al- Risalah, 1987.
Qardhawi, Yusuf. Al-Ibadat fi al-Islam, IV. Beirut: Muassasah al-Risālah, 1979.
Ridwan,Murtadho,”Nazhir Profesional Kunci Kesuksesan Wakaf Produktif”,Jurnal Muqtasid,Vol.3,2012
Tiswarni,”Peran Nazhir Dalam Pemberdayaan Wakaf (Tinjauan Terhadap Startegi Pemberdayaan Wakaf Badan Wakaf AlQuran dan Wakaf Center)”,Jurnal Al-‘Adalah Vol.XII No.2,2014
Usman, Nurodin,”Kompetensi Nazhir dalam Mengelola Wakaf Produktif”,Jurnal Suchamdi,”Eksistensi (Qabul) Penerimaan dalam Akad Wakaf”,Jurnal Justitia Islamica,Vol.9,No.2,2012
Undang –Undang No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf
Wahyuddin. “Maksud-Maksud Tuhan dalam Menetapkan Syariat dalam Perspektif Al-Syatibi.” Syariah: Jurnal Hukum dan Pemikiran 14, no. 1 (2014). https://doi.org/10.18592/syariah.v14i1.58.
Weiss, Bernard G. The Spirit of Islamic Law. Athens: University of Georgia Press, 1998.
Widoatmojo, Sawidji dan dkk. Cara Gampang Cari Duit dari Rumah: Forex On-Line Trading Tren Investasi Masa Kini, VI. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2007.
Wijaya, Abdi. “Dimensi Ilahi dan Dimensi Insani dalam Maqasid Al- Syari’ah,” Al-Risālah: Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum 15, no. 2 (2015): 214-221.