Peran Mahasiswa dalam Optimalisasi Bimbingan dan Konseling untuk Mengatasi Perbedaan Perilaku Gender di SD Negeri Demangan
Keywords:
Gender, Mahasiswa, peran, peran mahasiswa, optimalisasi, stereotip, stereotipe gender, bimbingan dan konseling, BK, perilaku, sekolah dasar, konseling, deskriptif, kualitatif, deskriptif kualitatifAbstract
ABSTRAK
Penelitian ini fokus pada fenomena stereotip gender di SD Negeri Demangan, Yogyakarta, yang menunjukkan bahwa siswa cenderung memilih kelompok berdasarkan gender dan menunjukkan preferensi yang berbeda dalam aktivitas dan mata pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai permasalahan perbedaan perilaku gender yang terjadi di kalangan siswa-siswi SD Negeri Demangan serta mengoptimalkan peran mahasiswa sebagai agen perubahan dalam memberikan solusi yang lebih efektif dalam mengatasi perbedaan perilaku gender di lingkungan sekolah. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi literatur. Data-data penelitian dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber utama data dalam penelitian ini diperoleh melalui melalui wawancara langsung dengan informan, personal document sebagai sumber data-data penelitian, seperti buku dan penelitian-penelitan terdahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh stereotip gender terhadap perilaku siswa di SD Negeri Demangan, baik dalam aktivitas akademik maupun interaksi sosial. Dalam aspek akademik, mayoritas siswa yang memiliki prestasi tinggi di kelas adalah perempuan. Namun, di SD Negeri Demangan terdapat pola pilihan mata pelajaran yang berbeda. Anak perempuan lebih menyukai mata pelajaran seperti Bahasa Indonesia karena dianggap lebih sesuai dengan minat mereka terhadap kegiatan membaca dan menulis. Sebaliknya, pelajaran seperti Matematika kurang diminati oleh anak perempuan karena sering dianggap sulit dan lebih sesuai untuk anak laki-laki. Sebagian besar anak laki-laki di SD Negeri Demangan lebih memilih aktivitas seperti olahraga, sedangkan anak perempuan lebih sering mengikuti kegiatan seni seperti menari. Di sisi lain, peran kepemimpinan di kelas sebagian besar dipegang oleh siswa laki-laki. Mahasiswa memiliki peran untuk mengatasi isu-isu ini, salah satunya dengan meningkatkan kesadaran gender melalui program pendidikan, kampanye, dan keterlibatan dalam organisasi. Oleh karena itu, penting untuk mengintegrasikan pendekatan yang mempertimbangkan perspektif gender dalam praktik bimbingan dan konseling, guna menciptakan ruang belajar yang adil dan mendukung bagi semua siswa, tanpa memandang jenis kelamin.
Kata kunci: Optimalisasi, streotip gender, perbedaan perilaku
Downloads
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Siti Aisatul Khumairoh, Nasywa Aufa Nida, Luthfia Farha Azkia, Karina Aulia Diandra, Rizka Adelia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.