KEBAHAGIAAN DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT MARJINAL (Studi Masyarakat Desa Hadipolo Argopuro Kudus Jawa Tengah)

Main Article Content

Lailul Ilham
Ach. Farid

Abstract

Kebahagiaan merupakan harapan hidup semua manusia, termasuk masyarakat marjinal Desa Hadipolo Argopuro Kudus. Menurut mereka kebahagiaan hidup meliputi beberapa hal diantaranya terpenuhinya kebutuhan sehari-hari, mendapat pekerjaan yang layak, memperoleh penghasilan yang cukup, dapat mengakses layanan publik secara maksimal, dan memperoleh layanan pendidikan maksimal. Namun realitas menunjukkan fakta berbeda, masyarakat Desa Hadipolo yang tergolong masyarakat marjinal belum dapat memenuhi kebutuhan hidup dengan baik sehingga untuk menopang kebutuhan masyarakat berprofesi sebagai pengamen, pemulung, menjadi buruh pabrik dan pasar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif, supaya diperoleh data yang valid sesuai kondisi lapangan. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebahagiaan hidup masyarakat Desa Hadipolo diidentifikasi dalam beberapa aspek: ekonomi, pendidikan, profesi/pekerjaan, dan akses layanan publik. Pada setiap aspek tersebut terdapat kualifikasi berdasarkan standar kebahagiaan masyarakat. Tercapainya kebahagaiaan hidup tidak lepas dari kondisi mental ,keterampilan, motivasi personal, serta kontribusi pemerintah daerah.

Kata kunci: Makna kebahagiaan, masyarakat marginal, desa Hadipolo.

Happiness is the life expectancy of all humans, including the marginal community of the village of Hadipolo Argopuro Kudus. According to them the happiness of life includes several things including the fulfillment of daily needs, getting decent work, earning enough income, being able to access public services to the full, and getting maximum education services. However, the reality shows a different fact, the Hadipolo Village people who are classified as marginal people have not been able to meet the needs of life well so as to support the needs of the community living as buskers, scavengers, becoming factory workers and markets. This study uses descriptive-qualitative methods, in order to obtain valid data according to field conditions. Data collected by observation, documentation, and interview techniques. The results showed that the happiness of the life of the Hadipolo Village community was identified in several aspects: economy, education, profession/work, and access to public services. In each of these aspects there are qualifications based on people’s happiness standards. The achievement of life’s happiness cannot be separated from mental conditions, skills, personal motivation, and the contribution of local governments.

Keywords: The meaning of happiness, marginal society, Hadipolo village.

Article Details

How to Cite
Ilham, L., & Farid, A. (2019). KEBAHAGIAAN DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT MARJINAL (Studi Masyarakat Desa Hadipolo Argopuro Kudus Jawa Tengah). Jurnal Sosiologi Agama, 13(2), 95–124. https://doi.org/10.14421/jsa.2019.132-05
Section
Articles

References

Akatiga.org.. 2014. Kelompok Marginal di Perkotaan: Dinamika, Tuntutan, dan Organisasi. -: http://akatiga.org/index.php/artikelopini/.

Alan, C. 2004. Positive Psychology the Science of Happiness amd Human Strengths. London: Brunner-Routledge.

Amirin, T. 1988. Penyusunan Rencana Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Argyle, M. 1994. The Psychology of Social Class. London : Routledge.

Carr, A. 2004. Positive Psychology: The Science of Happiness and Human Strengths. Hove & New York: Brunner-RoutladgenTaylor & Francis Group.

Draper, H. xxxx. Karl Marx's Theory of Revolution,. The Politics of Social Class Monthly Review Press, vol.2.

Elizabeth, H. B. 2006. Psikologi Perkembangan (suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga.

Fitria V, S. N. 2014. Determinasi Nilai Kerja Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia: Tinjuan Psikologi, Sosiologi, Hukum Islam. LPPM UIN Sunan Kalijaga.

Gilbert Allan, &. J. 1996. Urbanisasi dan Kemiskinan di Dunia Ketiga. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Hadi, S. 1989. Metodologi Reserch Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset.

Hamka, P. D. 2015. Tasawuf Modern. Jakarta: Republika Penerbit.

Jakson, J. 2005. Minority Rights: Between Diversity and Community. UK: Polity Press.

Julius, B. 2003. Transformasi Ekonomi Rakyat. Jakarta: Pustaka Cidesindo.

Koentjoroningrat. (1997). Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Kompasiana.com. 2013. Pengemis Sebagai Profesi. Pengemis Sebagai Profesi , pp. -.

Moleong, L. J. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Saligman, M. E. 2005. Menciptakan Kebahagiaan dengan Psikologi Positif: Authentic Happiness. Bandung: Mizan Pustaka.

Soetady, H. U. 2000. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Suparlan, P. 2014. Orang Gelandangan di Jakarta. Jakarta: Sinar Harapan.

Suwandi, B. d. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Suyanto, B. 2005. Pemberdayaan Komunitas Marginal di Perkotaan. dalam Moh. Aziz. dkk. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma Aksi Metodologi. Yogyakarta: Pustaka Pesantren.

Suyanto, B. 2005. Pemberdayaan Masyarakat Komunitas Marginal di Perkotaan (Dalam Moh. Ali Aziz, Eet.all, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat). Yogyakarta: PT. LKIS Pelangi Aksara.

Swadayanto, A. B. 2011. Religiusitas Komunitas Miskin Desa Hadipolo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Semarang: Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

Winardi. 1986. Bunga Rampai MAsalah Ekonomi. Bandung: Tarsito.

Wingnyosoebroto, S. 2005. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma aksi Metodologi. Yogyakarta: Pustaka Pesantren.

Yogyakarta, P. D. 2011. Perlindungan Anak yang Hidup di Jalan (Bab III, Bagian satu, Pasal 6 ed.). Yogyakarta: Pemda DIY.

Zahrulianingdyah, A. 2013. Model Desain Pengembangan Diklat Gizi yang Efektif Untuk Masyarakat Marginal. Jurnal Pendidikan & Kebudayaan, 19. No. 4 Desember 2013, 500.