Educated Women: Shaping Social Identity during the National Movement

Wahyu Setyaningsih

Abstract


Abstract: Women's label as konco wingking, the second sex, demonstrates an intensely patriarchal culture. The national movement period was involved in realizing their independence. This article explains the role of educated women during the national movement. This study is historical research with a political and psychological approach to comprehend how educated women could gain hegemony and power to create their social identity both in the domestic and public spheres. This study found that during the national movement, the social identity of educated women was gaining an existence as subjects who carried out various roles and got equal rights with men, both in the domestic and public spheres. Being educated subjects, women are aware of their identity as independent individuals, human rights that should be respected, and an equal position with men.

Abstrak: Label perempuan sebagai konco wingking, jenis kelamin kedua, menunjukkan budaya patriarki yang kental. Masa pergerakan nasional terlibat dalam mewujudkan kemerdekaannya. Artikel ini menjelaskan peran perempuan terpelajar selama pergerakan nasional. Kajian ini merupakan penelitian sejarah dengan pendekatan politik dan psikologis untuk memahami bagaimana perempuan terpelajar dapat memperoleh hegemoni dan kekuasaan untuk menciptakan identitas sosialnya baik di ranah domestik maupun publik. Kajian ini menemukan bahwa pada masa pergerakan nasional, identitas sosial perempuan terpelajar memperoleh eksistensi sebagai subjek yang menjalankan berbagai peran dan mendapat hak yang sama dengan laki-laki, baik di ranah domestik maupun publik. Sebagai subjek terpelajar, perempuan menyadari identitasnya sebagai individu yang mandiri, hak asasi manusia yang harus dihormati, dan kedudukan yang setara dengan laki-laki.


Keywords


educated women; social identity; national movement

Full Text:

PDF

References


Abdurrahman, Dudung. Metodologi Penelitian Sejarah Islam. Yogyakarta: Ombak, 2011.

Aliyah, Ida Hidayatul, Siti Komariah, and Endah Ratnawaty Chotim. “Feminisme Indonesia Dalam Lintasan Sejarah.” TEMALI : Jurnal Pembangunan Sosial 1, no. 2 (2018).

Amar, Syahrul. “Perjuangan Gender Dalam Kajian Sejarah Wanita Indonesia Pada Abad XIX.” Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan 1, no. 2 (2017).

Amini, Mutiah. Sejarah Organisasi Perempuan Indonesia (1928-1998). Yogyakarta: UGM Press, 2021.

Azizah, Nurul, and Agus Mahfud Fauzi. “Pembentukan Identitas Sosial Dalam Perayaan Idul Adha (Studi Kasus Di Desa Ngampungan, Kabupaten Jombang).” Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan 15, no. 1 (2021).

Blackburn, Susan. Kongres Perempuan Pertama / Tinjauan Ulang. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007.

Diaz, Mahesa. “Pengembangan Skala Identitas Sosial: Validitas, Dan Analisis Faktor Konfirmatori.” Proyeksi 15, no. 1 (2020).

Dini, Iklilah Muzayyanah, Fajriyah, Yuliana Mahdiah, Eva Fahmadia, and Indah Lukitasari. Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2020. 2020th ed. Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), n.d.

Fixsen, Alison, Damien Ridge, and Alan Porter. “Arachne, Self-Care and ‘Power-Nets’ on Women’s Self-Development Programmes.” Gender and Education 34, no. 7 (2022).

Gazalba, Sidi. Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu. Jakarta: Jakarta Bhratara Karya Aksara, 1981.

Gottschalk, Louis. Understanding History : A Primer of Historical Method. Jakarta: Yayasan Penerbit UI, 1975.

Hanani, Silfia. “Rohana Kudus Dan Pendidikan Perempuan.” Marwah: Jurnal Perempuan, Agama dan Jender 10, no. 1 (2011).

Harwood, Jake. “Social Identity Theory.” International encyclopedia of media psychology (June 13, 2020): 1–7.

Huda, Khoirul, and Linda Ayu Renggani. “Perempuan Kapuk Dalam Ekspektasi Budaya Patriarki (Sebuah Analisis Beban Ganda Gender).” Kafa`ah: Journal of Gender Studies 11, no. 2 (2021).

Israpil. “Budaya Patriarki Dan Kekerasan Terhadap Perempuan (Sejarah Dan Perkembangannya).” PUSAKA 5, no. 2 (2017).

Kinasih, Ayu Windi. Identitas Etnis Tionghoa Di Kota Solo. Yogyakarta: Laboratorium jurusan ilmu pemerintahan UGM, 2007.

Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2013.

Nasruloh, Mochamad Nadif, and Taufiq Hidayat. “Budaya Patriarki Dalam Rumah Tangga (Pemahaman Teks Al-Qur’an Dan Kesetaraan Gender).” Yudisia: Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam 13, no. 1 (2022).

Nuri, Zalifa, and Susi Machdalena. “Pembentukan Identitas Sosial Perempuan Pada Zaman Orde Baru Dalam Novel Saman Karya Ayu Utami.” HUMANISMA : Journal of Gender Studies 4, no. 2 (2020).

Octofrezi, Permana. “Sejarah Pendidikan Islam Perempuan Dari Masa Klasik, Sebelum Dan Sesudah Kemerdekaan Indonesia.” Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam 9, no. 1 (2020).

Palulungan, Lusia, M. Ghufran H. Kordi K, and Muhammad Taufan Ramli. Perempuan, Masyarakat Patriarki & Kesetaraan Gender. Makassar: Yayasan BaKTI, 2020.

Parker, Lyn, and Helen Creese. “The Stigmatisation of Widows and Divorcees ( Janda ) in Indonesian Society.” Indonesia and the Malay World 44, no. 128 (2016).

Pranoto, Suhartono W. Teori & Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.

Purwantana, Hugiono. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Rineka Cipta, 1992.

Riyanto, Geger. “Mencipta Dengan Menghancurkan: Signifikansi Semiotik Kekerasan Dan Reproduksi Identitas Sosial.” Paradigma, Jurnal Kajian Budaya 7, no. 1 (2017).

Sofi, Muhammad Jauhari, and Nasim Basiri. “Reclaiming Identity: Women, Social Exclusion, and Resistance in Bumi Manusia.” Sawwa: Jurnal Studi Gender 15, no. 2 (2020).

Sondarika, Wulan. “Peranan Wanita Dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia Masa Pendudukan Jepang.” HISTORIA : Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah 5, no. 2 (2017).

Sugihastuti, and Nur Edi Hari Wibowo. Belenggu Ideologi Seksual: Aplikasi Kritik Sastra Feminis. Yogyakarta: Lembah Manah, 2010.

Suhartono. Sejarah Pergerakan Nasional : Dari Budi Utomo Sampai Proklamasi 1908 - 1945. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994.

Susanto, Nanang Hasan. “Tantangan Mewujudkan Kesetaraan Gender Dalam Budaya Patriarki.” MUWAZAH 7, no. 2 (2015).

Sutrisno, Sulastin. Surat-Surat Kartini : Renungan Tentang Dan Untuk Bangsanya / Penerjemah, Sulastin Sutrisno. Jakarta: Djambatan, 1985.

Tajfel, Henri, and John C. Turner. “The Social Identity Theory of Intergroup Behavior.” In Political Psychology. Psychology Press, 2004.

Wandi, Gusri. “Rekonstruksi Maskulinitas: Menguak Peran Laki-Laki Dalam Perjuangan Kesetaraan Gender.” Kafa`ah: Journal of Gender Studies 5, no. 2 (2015).

Wiyatmi. Menjadi Perempuan Terdidik: Novel Indonesia Dan Feminisme. Yogyakarta: UNY Press, 2013.

You, Yanuarious. “Relasi Gender Patriarki Dan Dampaknya Terhadap Perempuan Hubula Suku Dani, Kabupaten Jayawijaya, Papua.” Sosiohumaniora 21, no. 1 (2019).

Yuniarti, Eka Sulis. “Pendidikan Bagi Perempuan Jawa Pada Abad Ke 19.” Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya 12, no. 1 (June 29, 2018): 30–38.

Yustika, Nira, Yuhastina Yuhastina, and Abdul Rahman. “Analisis Gender Terhadap KDRT: Studi Kasus Perempuan Penyintas KDRT Yayasan SPEK-HAM Surakarta.” SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya 24, no. 2 (September 29, 2022): 237–269.

Zaki, M. “Fenomena Kekuasaan Politik Dan Eksistensi Gender Dalam Perkembangan Pendidikan.” Sophist : Jurnal Sosial Politik, Kajian Islam dan Tafsir 1, no. 1 (2018): 1–17.

Zuhriyah, Lailatuzz. “Perempuan, Pendidikan Dan Arsitek Peradaban Bangsa.” Martabat: Jurnal Perempuan dan Anak 2, no. 2 (2018).

“Het Venderlad, January 12, 1928 Edition,” 1928.

“Keng Hwa Poo,” 1928.

“Sedar,” 1931.

“Sedar,” 1932.

“Sedar in 1930,” 1930.

“Soenting Melajoe, May 23, 1913,” 1913.




DOI: https://doi.org/10.14421/thaq.2022.21204

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 wahyu setyaningsih

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 

 

 

 Daftar Kunjungan:

Free counters!