Pembentukan Identitas Etnis dan Keagamaan Masyarakat Muslim Cina Benteng di Tangerang Banten

Muhammad Habiburrohman

Abstract


Abstract: Despite being born in the country for several generations, the Chinese people in Indonesia are still considered foreigners. Assimilation strategies, including religious conversion and amalgamation, have been implemented, but racism remains an issue. The Benteng Chinese community in Tangerang, who integrate with indigenous culture, are considered successful in assimilating. This study aims to explore the identity and religion of the Benteng Chinese Muslim community through anthropological-historical analysis. The research findings include: 1) the formation of the Benteng Chinese Muslims' identity involves amalgamation with the social reality in Tangerang, 2) the Benteng Chinese Muslim identity comprises two groups, converts and second-generation Muslims, and 3) the expressions of identity and religious typologies are complex and diverse, influenced by their intersection with the environment identity.

Abstrak: Keberadaan orang-orang Tionghoa di Indonesia hingga kini masih dianggap sebagai orang asing, meskipun beberapa generasi sebelum mereka sudah terlahir di negeri ini. Berbagai strategi dilakukan untuk mendorong pembauran sosial, salah satunya melalui konversi agama dan amalgamasi. Namun, strategi tersebut tidak sepenuhnya berhasil, mereka kerap kali tetap menerima tindakan rasis yang mendorong terjadinya konflik. Di wilayah Tangerang terdapat Cina Benteng, sebutan bagi mereka, untuk membedakan mereka dari masyarakat Tionghoa lain di Indonesia. Cina Benteng cenderung integratif terhadap budaya pribumi sehingga mereka dianggap berhasil membaur. Melalui kajian antropologi-historis, penelitian ini bertujuan menjelaskan identitas dan keagamaan dalam tubuh masyarakat Muslim Cina Benteng di Tangerang.  Dengan analisis teori identitas sosial dan konsep diri, penelitian ini menemukan fakta-fakta; 1). Pembentukan identitas Muslim Cina Benteng berjalan melalui proses amalgamasi, mereka membentuk satu identitas baru di tengah realitas sosial masyarakat di Tangerang, 2). Identitas Muslim Cina Benteng tumbuh menjadi dua kelompok yakni, sebagai Islam mualaf dan Islam peranakan (second-generation), 3). Ekspresi identitas dan tipologi keagamaan Muslim Cina Benteng sangat beragam dan kompleks tergantung setting tempat di mana mereka bersinggungan dengan lingkungannya.


Keywords


Muslim Cina Benteng; identitas etnis; Islam; Tionghoa

Full Text:

PDF

References


Abdul Chaer. Betawi Tempo Doeloe; Menelusuri Sejarah Kebudayaan Betawi. Depok: Komunitas Bambu, 2015.

Adrian Perkasa. Orang-Orang Tionghoa Dan Islam Di Majapahit. Yogyakarta: Ombak, 2012.

Afthonul Afif. Identitas Tionghoa Muslim Indonesia: Pergulatan Mencari Jati Diri. Depok: Penerbit Kepik, 2012.

———. Teori Identitas Sosial. Yogyakarta: UII Press, 2015.

Al-Ayubi Shalahuddin. “Cina Benteng: Pembauran Dalam Masyarakat Majemuk Di Banten.” Kalam 10, no. 2 (2016).

Bambang Permadi. Islam Dan Etnis Tionghoa, Studi Kasus Komunitas Cina Benteng Di Tangerang-Tinjauan Historis. Jakarta: Universitas Islam Negeri Jakarta, 2017.

———. “Relasi Islam Dan Masyarakat Etnis Tionghoa (Studi Kasus: Komunitas Cina Benteng Di Tangerang).” Tamaddun 7, no. 1 (2019).

Budi Setyagraha. Dakwah Islam Di Kalangan Etnis Tionghoa Untuk Memperkokoh Integrasi Bangsa. Yogyakarta: P2M IAIN, 2000.

Dedi Mahyudi. “Pendekatan Antropologi Dan Sosiologi Dalam Studi Islam.” Ihya Al-Arabiyah 2, no. 2 (2016). http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/ihya/article/view/428.

Dedy Mulyana. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi Dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001.

Dominic Abrams and Michael Hoog. An Introduction to the Social Identity Approach. New York: Harvester Wheatsheaf, 1990.

Euis Thresnawaty S. “Sejarah Sosial-Budaya Masyarakat Cina Benteng Di Kota Tangerang.” Panjala 7, no. 1 (2015).

Fauziah Siti and M. Rohman. “Masjid Pacinan Tinggi; Jejak: Muslim Cina Di Banten.” Alqolam 36, no. 1 (2019).

Halwani Microb and Mujahid Chudri A. Catatan Masa Lalu Banten. Serang: Saudara, 1993.

Hew Wai Weng. Berislam Ala Tionghoa. Bandung: Mizan, 2019.

Junus Jahja. Dakwah Dan Asimilasi: Masalah Tionghoa Dan Ukhuwah Islamiyah. Jakarta: Yayasan Ukhuwah Islamiyah, 1982.

Leo Suryadinata. Negara Dan Etnis Tionghoa: Kasus Indonesia. Jakarta: LP3ES, 2002.

Leonard Blusse. Persekutuan Aneh; Pemukim Cina, Wanita Peranakan Dan Belanda Di Batavia VOC. Edited by Abdur Rozaki. Yogyakarta: LKiS, 2004.

M. Dien Madjid dkk. Sejarah Kabupaten Tangerang (Tangerang: Pemerintah Daerah Tingkat II Tangerang Bekerjasama Dengan Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat (LPPM). Tangerang: UNIS Tangerang, 1992.

Muhamad Ali. “Chinese Muslims in Colonial and Postcolonial Indonesia.” Islam in Southeast Asia 7, no. 2 (2007).

https://scholarspace.manoa.hawaii.edu/bitstream/10125/2220/Exp7n2-1.pdf.

Muhammad Reza Zaini. “Perjalanan Menjadi Cina Benteng: Studi Identitas Etnis Di Desa Situgadung.” Masyarakat: Jurnal Sosiologi 19, no. 1 (2014).

Peter Carey. Orang Cina, Bandar Tol, Candu Dan Perang Jawa; Perubahan Persepsi Tentang Cina 1755-1825. Translated by Wasmi Alhaziri. Depok: Komunitas Bambu, 2015.

Slamet Mulyana. Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa Dan Timbulnya Negara-Negara Islam Di Nusantara. Yogyakarta: LKiS, 2009.

Tan Ta Sen. Cheng Ho Penyebar Islam Dari China Ke Nusantara. Translated by Abdul Khadir. Jakarta: Kompas, 2010.

Uka Tjandrasasmita. Arkeologi Islam Nusantara. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2009.

Wijayakusuma Hembing. Pembantaian Massal 1740. Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2005.




DOI: https://doi.org/10.14421/thaq.2022.21201

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Muhammad Habiburrohman

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 

 

 

 Daftar Kunjungan:

Free counters!