Tradisi Maritim: Upacara Sedekah Laut di Pesisir Desa Teluk, Banten, Tahun 2023

Authors

  • Hilma Rosdiana Universitas Indonesia
  • Didik Pradjoko Universitas Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.14421/thaq.2022.22105

Keywords:

Tradisi Maritim, Sedekah Laut, Desa Teluk, Banten

Abstract

Abstract: This paper aims to explain the tradition of Sedekah Laut or Nadran practiced by the people of Teluk Village, Labuan Subdistrict, Pandeglang Regency, Banten. The maritime community's belief in the ruler of the sea has been rooted from the past to the present. Tradition as a culture characterizes the locality of Indonesian society. In Java, more or less animist and dynamist cultures were influenced by Hindu-Buddhism, by the beliefs of the predecessors of Javanese society. People believe in invisible forces that can affect their lives. Coastal communities believe in the existence of sea rulers who have given them a catch of fish, so the tradition of sea alms develops as a form of gratitude for the catch given by the sea. This article uses a descriptive qualitative method with a historical approach. As a local history with oral tradition sources, primary sources were obtained through in-depth interviews with resource informants in Teluk Village, and previous research relevant to the research theme was used as secondary sources. The results show that the Sedekah Laut tradition is brought by the influence of the arrival of migrants from the coast of Java to Teluk Village. This Sedekah Laut tradition is carried out by the fishermen community and their descendants who come from Java. Normally, the implementation of Sedekah Laut is carried out annually, but due to various factors, the tradition is held annually.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tradisi sedekah laut atau Nadran yang dilakukan oleh masyarakat Desa Teluk Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten. Kepercayaan masyarakat maritim terhadap penguasa laut telah mengakar dari dahulu hingga saat ini. Tradisi sebagai suatu kebudayaan, menjadi ciri lokalitas masyarakat Indonesia. Di Jawa, sedikit banyaknya kebudayaan yang bermuatan animisme dan dinamisme yang dipengaruhi oleh Hindu-Budha, sesuai dengan kepercayaan pendahulu masyarakat Jawa. Sebagaimana masyarakat percaya meyakini terhadap kekuatan yang tak kasat mata, yang dapat mempengaruhi hidup mereka. Masyarakat pesisir mempercayai adanya penguasa laut yang telah memberikan mereka hasil tangkapan ikan, sehingga berkembang tradisi sedekah laut sebagai bentuk rasa syukur masyarakat pesisir atas hasil tangkapan yang diberikan oleh laut. Penulisan Artikel ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan sejarah. Sebagai kajian sejarah lokal dengan sumber tradisi lisan, sumber primer diperoleh melalui wawancara mendalam dengan narasumber di Desa Teluk, dan penelitian terdahulu yang relevan dengan tema penelitian digunakan sebagai sumber sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa tradisi sedekah laut merupakan tradisi yang dibawa atas pengaruh kedatangan para pendatang yang berasal dari pesisir pantai Jawa ke Desa Teluk. Tradisi sedekah laut ini dijalankan oleh masyarakat nelayan dan keturunannya yang berasal dari Jawa. Lazimnya pelaksanaan sedekah laut dilakukan setiap tahun, namun karena berbagai faktor seperti kesulitan ekonomi pada kalangan nelayan dan adanya pertentangan pendapat dari masyarakat eksternal membuat tradisi sedekah laut tidak dilaksanakan setiap tahun. Hingga saat ini tradisi sedekah laut masih tetap dilaksanakan, meskipun intensitasnya berkurang dan adanya perubahan dalam pelaksanaanya.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

  • Hilma Rosdiana, Universitas Indonesia
    Magister Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia
  • Didik Pradjoko, Universitas Indonesia
    Departemen Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia

References

Acuy. [Wawancara] “Pelaksanaan Upacara Sedekah Laut,” Agustus 2023.

Boedihartono. “Pemrosesan Dan Penyajian Produk Laut, Terutama Ikan Dan Crustacea: Suatu Catatan Mengenai Kuliner Indonesi.” dalam Arung Samudera: Persembahan Memperingati Sembilan Windu A. B. Lapian. Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2001.

Darmoko, Darmoko. “Ruwatan: Upacara Pembebasan Malapetaka Tinjauan Sosiokultural Masyarakat Jawa.” Makara Human Behavior Studies in Asia 6, no. 1 (June 1, 2002): 30. https://doi.org/10.7454/mssh.v6i1.29

Fauzan, Rikza, Nashar Nashar, and Dede Nasrudin. “Tradisi Ruwatan Laut Desa Teluk Labuan Tahun 1992-2010.” Jurnal Artefak 8, no. 1 (April 16, 2021): 19. https://doi.org/10.25157/ja.v8i1.3634

Firth, Raymond. Malay Fishermen: Their Peasant Economy. London: Routledge and Kegan Paul, 1971.

Gottschalk. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI-Press, 2008.

Hanifah & Saepudin. Tata Niaga Hasil Perikanan. Jakarta: UI-Press, 1986.

Hoogervorst, Tom Gunnar. “Ethnicity and Aquatic Lifestyles: Exploring Southeast Asia’s Past and Present Seascapes.” Water History 4, no. 3 (December 2012): 245–265. https://doi.org/10.1007/s12685-012-0060-0

Juna. [Wawancara]. “Aktifitas Penangkapan Ikan,” 17 Januari 2023.

Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru, 1986.

Lapian, A.B. Pelayaran Dan Perniagaan Nusantara Abad Ke-16 Dan 17. Depok: Komunitas Bambu, 2017.

———. “Sejarah Nusantara Sejarah Bahari.” Dalam Pidato Pengukuhan Disampaikan Pada Pidato Pengukuhan Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia, 1991.

Liu, Wendi, Imam Baihaqi, Tahsin Tezdogan, Rafet Emek Kurt, Setyo Nugroho, Zhiming Yuan, Heri Supomo, Yigit Kemal Demirel, Eko Budi Djatmiko, and Atilla Incecik. “Designing Safe, Green and Sustainable Vessels for Indonesian Coastal Transport and Fishing Operations” (2016).

Lombard, Denys. Nusa Jawa Silang Budaya 1: Batas-Batas Pembaratan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2018.

Mahyudin. [Wawancara] “Perkembangan Pelabuhan Perikanan,” Agustus 2023.

Masyhuri. Menyisir Pantai Utara. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama, 1996.

Nurayah. [Wawancara]. “Pengolahan Ikan Asin,” 6 Agustus 2023.

Nuridin, Untung. [Wawancara] “Kondisi Masyarakat Dan Lingkungan Desa Teluk,” 14 Januari, 2023.

Pradjoko, Didik. Migrasi Di Kawasan Laut Sawu. Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2019.

Ramantika, Helena, Agung Murti Nugroho, and Jenny Ernawati. “Perubahan Ruang Pada Tradisi Sedekah Laut di Kampung Nelayan Karangsari Kabupaten Tuban.” El-HARAKAH (TERAKREDITASI) 16, no. 2 (30 Desember, 2014): 203. https://doi.org/10.18860/el.v16i2.2776

Santi. [Wawancara]. “Upacara Sedekah Laut,” 6 Agustus 2023.

Satri. [Wawancara]. “Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan,” 24 Agustus 2023.

Satria, Arif. Ekologi Politik Nelayan. Yogyakarta: PT. Lkis, 2009.

Sedyawati, Edi. “Kajian Maritim Aspek Sosial-Budaya Ragam Dan Peluangnya.” Dalam Eksplorasi Sumberdaya Budaya Maritim. Jakarta: Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Nonhayati Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan RI bekerjasama dengan Pusat Peneitian Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Indonesia, CV. Rizki Prima Insani., 2005.

Tanjung, Ida Liana. “Budaya Maritim Orang Pesisir (Pasisir) Di Indonesia.” Dalam Meniti Ombak Sejarah: Suntingan Kenangan Untuk Profesor Susanto Zuhdi, 113–124. Jakarta: Penerbit Serat Alam Media, 2023.

UPTD BPPP LABUAN. Profil Balai Pelabuhan Perikanan Pantai Labuan. Pandeglang: UPTD BPPP Labuan, 2013.

Yudanto, Noor, and M. Setyawan Santoso. “Dampak Krisis Moneter Terhadao Sektor Rill.” Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan 1, no. 2 (October 11, 2003): 131–158. https://doi.org/10.21098/bemp.v1i2.164

Zuhdi, Susanto. Nasionalisme, Laut, Dan Sejarah. Depok: Komunitas Bambu, 2014.

Downloads

Published

2024-05-06

How to Cite

Tradisi Maritim: Upacara Sedekah Laut di Pesisir Desa Teluk, Banten, Tahun 2023. (2024). Thaqafiyyat : Jurnal Bahasa, Peradaban Dan Informasi Islam, 21(3), 70-91. https://doi.org/10.14421/thaq.2022.22105

Similar Articles

1-10 of 17

You may also start an advanced similarity search for this article.