PENGUATAN PENDIDIKAN ISLAM BAGI MUSLIM MINORITAS DI LINGKUNGAN NON-MUSLIM: Studi Kasus di Sengkan Condongcatur Depok Sleman
Abstract
Sengkan dihuni oleh 25% Muslim dan 75% Kristen. Studi ini mengungkapkan upaya penguatan pendidikan Islam yang dilakukan oleh umat Islam di Sengkan, kendala yang dihadapi dan solusi untuk mengatasi masalah melalui pendekatan sosial-psikologis. Ini adalah penelitian lapangan dalam bentuk studi kasus. Data diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis dilakukan dengan reduksi data, tampilan data, triangulasi dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga jenis pola penguatan pendidikan Islam di Sengkan: pertama, melalui kegiatan keagamaan mingguan (TPA untuk Anak-anak dan Dewasa), kedua, selapanan (pertemuan keagamaan yang dilakukan di masjid atau rumah pada Minggu malam, Rabu malam, dan Kamis malam oleh anggota daerah itu) dan tahunan. Hambatan yang dihadapi dalam kegiatan mingguan untuk program TPA untuk AnakAnak: (1) pengembangan usia, (2) dampak negatif teknologi, (3) kurangnya sumber daya manusia dan donasi, serta (4) akses jalan yang tidak strategis. Masalah yang dihadapi dalam kegiatan mingguan TPA untuk Dewasa: (1) konsep kegiatan statis, (2) faktor sosial (sebagian besar anggota program adalah beberapa orang dewasa yang sibuk), (3) faktor ekonomi (menengah ke bawah), dan (4) kurangnya donasi. Masalah dalam menggelar kegiatan selapanan adalah merasa malas dan merepotkan. Hambatan kegiatan tahunan adalah malas dan mengganggu, serta anggaran kegiatan yang besar. Solusi untuk masalah-masalah tersebut adalah: (a) untuk kegiatan mingguan anak-anak (TPA untuk Anak-Anak): revitalisasi Ramadhan, pemantauan dan fiterarisasi perangkat teknologi apa pun, memberdayakan siswa senior, mengedarkan sumbangan agama untuk sukarela dengan membawa kaleng berkeliling ke setiap rumah, menyediakan dana pribadi dari takmir, dan memanfaatkan forum warga. (B) Solusi pada TPA untuk kegiatan Dewasa: mengundang beberapa pembicara untuk membahas tentang topik tertentu dan untuk menemukan beberapa pemecahan masalah aktual, mengadakan kegiatan tersebut di salah satu rumah anggota, membawa ketentuan sendiri, dan menyumbangkan sejumlah uang melalui kaleng berubah ke rumah-rumah. (c) Solusi untuk hambatan bagi kegiatan selapan: pada Minggu Malam (Pahing): menggunakan undangan resmi dan menyampaikan motivasi kepada para anggota oleh tokoh-tokoh publik. Kegiatan Malam hari Jumat: membuat qurban melalui pertemuan sosial rutin, didekati saat berangkat dan memberikan motivasi. Kegiatan Malam hari Jumat (Pahing): memberikan beberapa paket dalam perjalanan pulang dan dimotivasi oleh tokoh masyarakat kepada anggota yang tidak aktif. Sementara solusi untuk hambatan kegiatan tahunan melibatkan komite dan ketidaktepatan, dimotivasi oleh angka-angka dan menopang kebutuhan pendanaan (60% dari masyarakat dan 40% dari takmir).
kata kunci: Penguatan Pendidikan Islam, Minoritas Muslim
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Ahmad Safi'i
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.