AWAL KEBANGKITAN ISLAM DAN PERADABANNYA PADA MASA MODERN: Peranan Muhammad Abduh
Abstract
Pada periode modern (1800 M–dan seterusnya) timbul ide-ide pembaharuan dalam Islam yang dilakukan oleh banyak intelektual dan cendekiawan Islam. Dengan penekanan utama kembali kepada Al Qur’an dan hadis, yang salah satu tokohnya adalah Muhammad Abduh. Muhammad Abduh lahir dan berkembang pada saat yang tepat. Artinya dari faktor sosial ia lahir dari keluarga yang secara ekonomi lebih baik dari pada rata-rata penduduk setempat. Kenyataan ini menempatkan Muhammad Abduh memperoleh pendidikan yang memadai, sehingga dari seorang anak petani desa menjadi seorang pejabat negara yang sangat perpengaruh baik secara nasional maupun internasional. Serta Ia memperoleh lingkungan yang pada saatnya bisa memberikan kontribusi positif bagi perkembangan intelektual Muhammad Abduh. Perkembangan pemikiran Muhammad Abduh diwarnai oleh didikan paman dari ayahnya yang bernama syekh Darwisy sebagai pengikut Zawiyah Sanusiah. Muhammad Abduh belajar membersihkan hati dan cara memahami agama Islam dengan mengikuti al-Qur’an dan as-Sunnah yang shahih, tidak fanatik terhadap pemimpin dan madzhab, tafsiran dan karangan umat Islam. Oleh karena itu Muhammad Abduh lebih cenderung memakai ajaran asli dan menyesuaikannya dengan zaman modern. Untuk menyesuaikan ajaran-ajaran agama dengan situasi modern perlu dilakukan interpretasi baru dan karena itu diperlukan ijtihad. Dalam hal ini Muhammad Abduh berpendapat bahwa pintu ijtihad harus dibuka lebar agar umat Islam terbebas dari taklid. Pasa masa Muhammad Abduh masih belajar, pemahaman kaum muslimin terhadap ajaran agamanya cenderung semakin berkurang bahkan menyimpang. Kondisi ini menyebabkan adanya taassub atau fanatik mazhab yang pada gilirannya dapat menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam. Setelah selesai belajar, dalam kondisi umat Islam yang membudayakan sikap taassub itulah Muhammad Abduh tampil untuk membangkitkan kembali umat Islam yang telah dilanda kemunduran, dengan ide-ide pembaruannya. Untuk merealisasikan apa yang ada di pikirannya dalam rangka memperbaiki umat Islam, Muhammad Abduh menempuh tiga jalur perjuangan, yaitu pada bidang pendidikan dengan cara dengan mereformasi al Jami al Azhar sebagai pusat lembaga pendidikan termasyur saat itu; bidang keagamaan, dengan mengupayakan penyesuaian ajaran Islam dengan kondisi dan situasi zaman dengan cara reinterpretasi ajaran Islam, karena itulah menurutnya pintu ijtihad perlu dibuka kembali; dan bidang ketatanegaraan (Politik). Dalam bidang ketatanegaraan ini Muhammad Abduh berpendapat bahwa kekuasaan negara haruslah dibatasi. Di zamannya, Mesir sudah mempunyai konstitusi sendiri dan usahanya di waktu itu tertuju pada membangkitkan kesadaran rakyat akan hak hak mereka.
Kata kunci :taassub, pembaruan, pendidikan
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Wawan Fuad Zamroni
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.