Illegal Unreported and Unregulated (IUU) Fishing: Upaya Mencegah dan Memberantas Illegal Fishing dalam Membangun Poros Maritim Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.14421/sh.v3i1.1958Abstract
Indonesia has had some legislation as the legal basis on which the prevention anderadication of illegal fishing in Indonesia thats include the Territorial Sea Act 1939
and the Maritime Environment (Territorial Zee en Maritime Kringen Ordonantie,
Stbl.1939 No. 442), UU No. 17 of 1985 on the Ratification of the United Nations
Convention on the Law of the Sea (UNCLOS), UU No. 5 of 1983 on the
Indonesian Exclusive Economic Zone, Act No. 21 of 1992 on Shipping, UU No. 6
of 1996 About Indonesian water , UU No. 31 Year 2004 jo. Act No. 45 of 2009
on the Fisheries Act No. 32 of about Marine, Regulation of the Minister of Marine
and Fisheries of the Republic of Indonesia Number 2 / CANDY-KP / 2015 on the
Prohibition of the Use of Fishing Trawler and trawl Pull in Regional Fisheries
Management of the Republic of Indonesia. But the reality in Indonesia is still a lot of
cases of illegal fishing going on, it can be seen from the development of Non-Tax
Revenues from KP sector fluctuated. In 2012, the Supreme Audit Agency (BPK)
estimates of IUU fishing state losses of Rp 300 trillion and cause damage to habitats
and marine ecosystems. Including illegal fishing that accompanied the destruction of the
marine environment either by blast fishing, trawling, and using cyanide.
References
Abdul Qodir Jaelani, “Menggugat Rasionalitas Kontrak Karya
Pertambangan dalam Mewujudkan Konsistensi Kebijakan Sektor
Hulu Migas Nasional Sebagai Langkah Awal Sense Of Urgency
Darurat Minyak Menuju Kesejahtraan Masyarakat”, Antologi Lomba
Esai dan Mahasiswa Nasional, Yogyakarta: DEMA UIN Sunan
Kalijaga, 2014.
Abdul Qodir Jaelani, “Politik Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi
Nomor 36/PUU-X/2012 Tentang Pembubaran BP MIGAS: Upaya
Mengembalikan Kedaulatan Negara Menuju Perlindungan HAM”,
Jurnal Panggung Hukum, Vol. 1 No. 1 Tahun 2015.
Agustina Soebachman, Sejarah Nusantara Berdasarkan Urutan Tahun,
Yogyakarta: Surya Media Utama, 2014.
Ahmad Ali, Menguak Tabir Hukum, Jakarta:Ghalia Indonesia, 2008.
Aminudin Ilmar, Hak Menguasai Negara dalam Privatisasi BUMN, Jakarta:
Kencana, 2012.
Harun Alrasid, Naskah UUD 1945 Sesudah Empat Kali Amandemen Oleh
MPR, Jakarta: UI Press, 2004.
Ichsan Efendi, Biologi Perikanan Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara,
Kasijan Romimohtarto, "Pengelolaan Pemanfaatan Kekayaan Hayati dan
Nabati di Perairan Indonesia"., Seminar Hukum Nasional Kelima Tahun
, BPHN, Jakarta,
Rokhmin Dahuri., Anatomi Permasalahan Illegal Fishing dan Solusinya.,
http://rokhmin-dahuri.info/2012/10/09/anatomi-permasalahanillegal-fishing dan solusinya/. Diakses 16 Oktober 2014.
Rokhmin Dahuri., Selamatkan Indonesia dari Illegal Fishing., Sumber:
Majalah
Samudera Mei 2012 Dalam
http://rokhmindahuri.info/2012/10/04/selamatkan-indonesiadariiuu-fishing/. Diakses 17 Oktober 2014 The Convention on the
Conservation of
Antartic Marine Living Resources, juga The Commission for the Conservation
of Antartic
Marine Living Resources (CCAMLR) merupakan bagian dari Sistem
Traktat Antartika
(Antartic Treaty System). Konvensi terbuka untuk ditandatangani 1
Agustus 1980 dan
mulai berlaku tanggal 7 April 1982.