Narasi Hadis Di Media Sosial: Adab Komunikasi Dalam Dakwah Gus Miftah Dan Pembentukan Otoritas Keagamaan
Keywords:
Otoritas Hadis, Adab Komunikasi Islam, Gus Miftah, Otoritas KeagamaanAbstract
Studi ini menyelidiki perdebatan tentang etika dakwah Gus Miftah, seorang ulama modern yang terkenal karena pendekatan inklusifnya. Gus Miftah menarik perhatian publik dan diapresiasi oleh banyak orang, khususnya generasi muda, karena dia berdakwah di tempat-tempat yang jarang dijamah ulama, seperti klub malam dan tempat hiburan. Meskipun demikian, popularitasnya tidak lepas dari perdebatan. Salah satu peristiwa yang menarik perhatian adalah percakapan Gus Miftah dengan seorang penjual es teh, di mana guyonan yang dia lontarkan dianggap kasar dan menimbulkan kontroversi di media sosial. Reaksi beragam terhadap kejadian tersebut. Ada yang membelanya sebagai tindakan spontan yang tidak perlu diperhatikan, dan ada yang mengecamnya karena dianggap tidak mencerminkan pendapat seorang ulama. Hadis tentang adab berkomunikasi digunakan sebagai dasar analisis dalam situasi ini. “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam,”. menjadi landasan moral untuk menilai ucapan seorang tokoh agama. Media sosial memainkan peran yang signifikan dalam memperluas dampak insiden ini. Komunikasi cepat menunjukkan bahwa komunikasi sederhana dapat menjadi masalah besar, terutama ketika melibatkan orang publik. Dalam kasus ini, reputasi Gus Miftah sebagai ulama dipertanyakan, bahkan mengarah pada penurunan otoritas keagamaannya. Ulama lain, seperti Gus Iqdam, dianggap lebih baik dalam menerapkan prinsip adab berkomunikasi dibandingkan dengan Gus Miftah. Hasil penelitian ini menunjukkan betapa pentingnya adab komunikasi bagi tokoh agama, terutama di era digital, di mana ucapan dan tindakan mereka dapat dilihat dan diperdebatkan dengan mudah. Hadis tentang adab komunikasi juga menciptakan otoritas keagamaan baru, yang menuntut ulama untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pesat agar tetap relevan dan diterima masyarakat.
Downloads
References
Alatas, I. F. (2021). What Is Religious Authority? cultivating in islamic indonesia communities. New Jersey : Prince¬ ton University Press.
Rianto, P. (2019). Literasi Digital dan Etika Media Sosialdi Era Post-Truth. Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi, 24 - 35.
Effendi, D. I., & dkk. (2022). DAKWAH DIGITAL BERBASIS MODERASI BERAGAMA. Bandung: Yayasan Lidzikri.
Alamin, Z., & Missouri, R. (2023). PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA PENDUKUNG PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI ERA DIGITAL. Tajdid: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan, 84-91.
Ichwan, M. N., & dkk. (2024). Digitization of Religious Tafsir: The Fading of Indonesian Ulama Authority in Post Truth Era. Jurnal Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an dan Hadis, 320-345.
PPIM. (2021, Desember 9). Beragama ala Anak Muda: Ritual No, Konservatif Yes. Diambil kembali dari ppim.uinjkt.ac.id: https://ppim.uinjkt.ac.id/2021/12/09/launching-hasil-penelitian-ppim-uin-jakarta-beragama-ala-anak-muda-ritual-no-konservatif-yes/
Rizal Maulana, A. M. (2022). Agama Digital (Digital Religion) dan Relevansinya Terhadap Studi Agama Interdisipliner: Sebuah Tinjauan Literatur. At-Tafkir: Jurnal Pendidikan, Hukum dan Sosial Keagamaan, 162-183.
Jinan, M., & dkk. (2013). Intervensi New Media dan Impersonalisasi Otoritas Keagamaan di Indonesia. Jurnal Komunikasi Islam, 322-348.
Hasanah, U., & Hifni, A. (2024). Digitalization and the Challenges of Hadith Dissemination in the Modern Era. Takwil: Journal of Quran and Hadith Studies, 55-69.
Febriyeni, & Gonsales. (2022). HADIS PALSU DI MEDIA SOSIALPERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS SYARIAH UIN BUKITTINGGI. Jurnal Ulunnuha, 138-149.
Febriani, M., & dkk. (2023). Dinamika Perkembangan Ilmu Komunikasi dalam Dunia Dakwah pada Era Disruptif Teknologi Digital. URNAL INTEGRASI SAINS DAN QUR’AN (JISQu), 163-167.
Zulfikri, B. (2023). BATASAN KEBEBASAN BEREKSPRESI DALAM MEDIA SOSIAL PERSPEKTIF PERUNDANG-UNDANGAN DAN HUKUM ISLAM. https://repository.uinjkt.ac.id/, 1-67.
Syihabudin, B. (2023). Strategi Dakwah Digital: Meningkatkan Misi Dakwah dan Amar Ma'ruf Nahi Munkar Melalui Media Sosial. AL-BALAGH: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, 57-68.
Azzahra, F. (2024). ANALISIS ISI PESAN DAKWAH HABIB HUSEIN JA’FAR ALHADAR PADA CHANNEL YOUTUBE DEDDY CORBUZIER (SEGMEN #LOGINCLOSETHEDOOR). repository.ar-raniry.ac.id, 1-89.
Aina, T. Q. (2024, Desember 4). Nabi Bersabda, Gus Miftah Berkata: Mana yang Lebih Patut Ditiru? Diambil kembali dari kumparan.com: https://kumparan.com/taqiyya-qorry/nabi-bersabda-gus-miftah-berkata-mana-yang-lebih-patut-ditiru-242JVnsAVQo/full
Riani, A. (2024, Desember 14). Pembelaan Miftah Maulana Saat Siswi SMA Tanya Alasan Ngomong Kasar Ketika Ceramah. Diambil kembali dari www.liputan6.com: https://www.liputan6.com/lifestyle/read/5833288/pembelaan-miftah-maulana-saat-siswi-sma-tanya-alasan-ngomong-kasar-ketika-ceramah?page=3
Rahel. (2024, Oktober 15). Dilantik Jadi Utusan Khusus Presiden, Gus Miftah: Tugasnya Bangun Komunikasi Internasional tentang Moderasi. Diambil kembali dari KOMPAS.com: https://nasional.kompas.com/read/2024/10/22/12492161/dilantik-jadi-utusan-khusus-presiden-gus-miftah-tugasnya-bangun-komunikasi
Khotimah, N. (2024, Desember 3). Belajar dari Kontroversi Guyonan Gus Miftah ke Penjual Es Teh, Ini ada Bercanda dalam Islam. Diambil kembali dari suara.com: https://amp.suara.com/lifestyle/2024/12/03/154408/belajar-dari-kontroversi-guyonan-gus-miftah-ke-penjual-es-teh-ini-adab-bercanda-dalam-islam
Hasan, A. (t.thn.). Hadis Ke-15: Barangsiapa Beriman kepada Allah dan Hari Akhir. Diambil kembali dari haditsarbain.com: https://haditsarbain.com/hadits/barangsiapa-beriman-kepada-allah-dan-hari-akhir/
'Aina, T. Q. (2024, Desember 4). Nabi Bersabda, Gus Miftah Berkata: Mana yang Lebih Patut Ditiru. Diambil kembali dari Kumparan.com: https://kumparan.com/taqiyya-qorry/nabi-bersabda-gus-miftah-berkata-mana-yang-lebih-patut-ditiru-242JVnsAVQo/full
Awalia, R., & Iriyanti, H. (t.t.). 1 PUBLICATION 0 CITATIONS SEE PROFILE.
Cahyono, A. S. (t.t.). PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT DI INDONESIA.
Nasution, L. (2020). Hak Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi dalam Ruang Publik di Era Digital. ’ADALAH, 4(3). https://doi.org/10.15408/adalah.v4i3.16200
Pratidina, N. D., & Mitha, J. (2023). Dampak Penggunaan Media Sosial terhadap Interaksi Sosial Masyarakat: Studi Literature. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 23(1), 810. https://doi.org/10.33087/jiubj.v23i1.3083
Pujiantara, P. (2021). Dakwah Gus Miftah dalam Bingkai Media Daring. Kalijaga Journal of Communication, 2(2), 135–152. https://doi.org/10.14421/kjc.22.04.2020
Rahadian, D. (2018). PERAN DAN KEDUDUKAN GURU DALAM MASYARAKAT. JURNAL PETIK, 1(1), 26. https://doi.org/10.31980/jpetik.v1i1.56
Restianty, A. (2018). Literasi Digital, Sebuah Tantangan Baru Dalam Literasi Media. Gunahumas, 1(1), 72–87. https://doi.org/10.17509/ghm.v1i1.28380
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Tria Feri Ardona; Ideham Nasar

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.



